The Woman In Black #38

3K 313 20
                                    

"Hacii..." Mr. Stamport kembali bersin. Dia mengusap hidungnya dengan sapu tangan. Pelajaran terakhir diakhiri oleh bahasa Inggris. Pelajaran yang untuk beberapa orang Perancis tidak terlalu suka. Mr. Stamport, guru bahasa inggrisku. Dia tidak seperti guru kebanyakan. Sebenarnya Mr. Stamport sudah tua. Bisa dibilang dia sudah memiliki cucu yang lebih dari lima. Guru bahasa inggrisku ini unik. Biar aku deskripsikan keadaannya. Dia memiliki rambut putih di sisi kepalanya dan beberapa helai rambut di atas kepala botaknya. Dia memakai kacamata. Tubuhnya tegap namun pendek. Tapi untuk orang asia dia sudah lumayan tinggi. Dan satu lagi keunikannya. Dia itu ceroboh tapi pintar. Jika bisa dibandingkan antara kecerobohan dan kepintarannya, mereka seimbang. Murid-murid nakal di sini sering menyebutnya sebagai guru ceroboh dan murid-murid didikannya--yang jelas memujanya menyebutnya sebagai--si perintis. Aku tidak memakai keduanya. Baru-baru ini aku mendapatkan informasi dari teman sekelasku kalau Mr. Stamport masuk ke kelas yang salah. Dia mengajarkan mata pelajaran bahasa inggris di saat pelajaran matematika harusnya berlangsung. Namun, bukan Mr. Stamport namanya kalau tidak ceroboh. Ada saja kecerobohannya dalam sehari itu. Memakai sepatu yang berbeda, rekap nilai inggris yang hilang. Tapi kecerobohannya itu tidak terlalu parah. Maksudku, yang dapat membuat orang menghilangkan hidupnya sendiri. Kali ini Mr. Stamport sedang sakit. Dia terus bersin saat mengajarkan bahasa inggris kepada kami.

"Hacii!" Kali ini suara bersin Mr. Stamport menggema di ruang kelas. Di sebelahku Elby tampaknya sedang ingin membuat lelucon kepadaku. Dia sedikit mendekatkan tubuhnya dan bernyanyi dengan suara berbisik. "Anak yang sebatang kara. Pergi mencari ibunya." Aku menoleh dengan mata yang melotot. Aku menutup bibirku dengan telapak tangan. Berusaha untuk merendam tawaku.

"Maaf anak-anak, aku sedang tidak sehat," ucap Mr. Stamport dengan gaya british-nya. Dia menyeka keringat di dahinya. Kemudian membuka buku tebalnya. "Buka halaman seratus enam puluh," perintahnya.

Kami pun membuka buku bahasa inggris sesuai yang diperintahkannya. Di sana, ribuan kata tertulis rapi. Ada yang unik dengan gaya belajar Mr. Stamport. Berhubung bahasa inggris di Perancis itu tidak semerebak yang ada di negaraku. Maksudku walaupun ada kesamaannya. Di Perancis tepatnya, hanya beberapa tempat saja yang setidaknya internasional sehingga orang-orangnya mau untuk berbincang dengan bahasa inggris. Tapi, tidak semuanya jelas. Di sini, kita yang perlu mengalah untuk mempelajari bahasa mereka. Namun, yang sudah kubilang sebelumnya. Tempatku yang paling banyak turis asing datang sehingga mau tak mau ada orang yang mau menggunakan bahasa inggris. Lagi pula, bahasa inggris itu bahasa internasional. Tapi, jika kamu sudah terbiasa berbahasa inggris Amerika. Terkadang mereka sedikit kesulitan untuk mengerti dengan orang yang berbicara dengan bahasa inggris british. Seperti Stevan contohnya. Dia walaupun orang Amerika asli yang berpindah sekolah sama sepertiku ke sini. Dia juga masih kesulitan untuk mengerti apa yang dibicarakan Mr. Stamport. Aku apalagi. Aku juga sulit memahami ucapan Mr. Stamport. Tapi tidak dengan Elby yang sudah terjamah pada sebuah bahasa. Sudah kubilang sebelumnya, Mr. Stamport punya cara tersendiri dalam melatih anak didiknya untuk bisa mengerti inggris. Salah satunya membaca novel.

"Baiklah, yang dipojok sebelah kanan. Aku ingin kamu membacakan sebait cerita pendek karya Thomas Forled," ucap Mr. Stamport kepada seorang wanita.

"Ung [1] cwerita mu-mulai terguambar ..." sebelum wanita dipojok itu menyelesaikan kalimatnya. Mr. Stamport sudah langsung menghentikan ucapannya. "Gyina, aksen inggrismu masih buruk. Yang benar adalah sebuah cerita mulai tergambar. Dan di awal kamu memakai bahasa Perancis."

Wanita itu menunduk. Tubuhnya bergetar tapi dia tidak menangis. Kami semua menatap ke arahnya. Mr. Stamport punya sedikit kesinisan kecil terhadap pengucapan bahasa inggris british. Jadi jangan salah kalau setiap belajar dengannya seolah berhadapan dengan robot pengoreksi bahasa inggris.

The Woman In BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang