The Woman In Black #39

2.7K 327 22
                                    

UDAH BERHARI-HARI ATAU BERBULAN-BULAN AKU PERGI, TERNYATA ADA YANG NUNGGU TEMAN-TEMAN PETUALANGANKU.

KALI INI, AKU MENDAPAT PESAN DARI ALBY.

Dari Alby untuk semua orang.

"Rambutku galing, bukan kribo. Bedakan kedua hal itu."

Hemm.....

REMEMBER VOTE AND COMMENT

*

Tiga ke kiri, lima ke kanan, sembilan ke kiri. Aku memutar sandi yang ada di lokerku dan ketika bunyi khas itu muncul. Tara! Lokerku terbuka. Aku menengok ke kiri dan kanan sebelum membuka lokerku hingga dengan gerakan yang begitu tenang aku menarik pintu lokerku terbuka. Namun, di saat yang bersamaan ada sebuah kertas yang melayang jatuh dari lokerku. Dia mendarat tepat di lantai. Dahiku mengernyit kentara. Ada sebuah pesan? Tapi... dari siapa? Aku menelan ludahku. Kemudian berjalan menghampiri kertas berdiameter delapan sentimenter. Aku membungkukan punggungku untuk mengambil kertas tersebut. Dan ketika kertas itu sudah berada di tanganku, buru-buru aku mengubah posisiku menjadi tegak lurus. Membalikkan kertas yang sedang kupegang dan melihat isi pesan di sana. Aku mengerjapkan mataku ketika mengenal tulisan di kertas tersebut. Biar aku beritahu isi pesan itu :

Ada yang perlu kita bahas. Temui aku di ruang pertemuan. Ada hal yang sangat penting untuk dibicarakan terutama tentang keadaan di sini.

Tertanda,
E

Aku jelas sudah tahu siapa pengirim surat ini. Di bawah surat itu tertulis inisial E--yang berarti Elby. Apa pun itu, aku tidak tahu gerangan apa yang membuat Elby memutuskan untuk membuat sebuah rapat rahasia atau kosakata untukku adalah perbincangan yang penting. Segera, aku melirik keadaan sekitar. Berjalan mendekati lokerku untuk mengambil barang yang sedang aku cari. Lalu dengan cepat menutup loker dan kembali menguncinya. Aku berdeham pelan, melangkah kecil menuju tempat sampah. Aku harus menghilangkan kemungkinan sekecil apa pun agar rahasia tidak terbongkar. Aku menyobek kertas pemberitahuan itu lalu membuangnya ke tempat sampah seolah kertas itu adalah kertas ulangan jelekku. Aku pun kembali menatap ke depan, memasukkan kedua tanganku ke jaket cokelat bertudung. Melangkah pergi dari tempat ini ke ruang rahasia.

Di pertengahan jalan menuju tempat yang aku tuju. Seorang pria berlari menyamai langkahku. Sontak saja, aku menoleh ke sisi dan menatap pria yang sedari tadi ingin berbincang denganku. Tanpa sadar aku bernapas lega melihat Alby yang berada di sisiku.

"Kamu mendapat pesan juga?" Tanya Alby.

"Yup, aku baru saja menemukan pesan di lokerku," jawabku.

Alby mendengus seperti mengejek, "aku mendapatkan pesan itu saat di kamar mandi. Tepatnya di cermin, tertulis--temui aku di tempat rahasia. Ditulis oleh lipstick merah."

Aku menoleh ke sisinya, menatapnya dengan tidak percaya. Namun Alby memberiku seringai jailnya. Dia tertawa kecil menyadari kalau ucapannya telah mampu membuatku percaya oleh kata-katanya. "Tentu tidak Samara! Yang benar saja. Aku mendapat pesan dari Elby saat di ruang lukis. Seseorang memberikan kertas itu kepadaku." Dia mendesah pelan. "Dengar, untuk ukuran orang seperti Elby. Dia adalah orang bodoh. Dia mempersulitkan dirinya sendiri dengan menyuruh orang memberikan surat dari dirinya kepadaku, menaruh kertas itu di loker. Dia lahir di abad apa sih? Dia padahal kan bisa mengirim SMS padaku. Kurasa otaknya sudah teracuni oleh bacaan zaman dulunya. Atau sudah overdosis dengan film ala-ala detektif zaman Sherlock Holmes." Tanpa mau mengelak. Aku tertawa ringan mendengar ocehan Alby tentang kakaknya. Aku meliriknya sekilas lalu menggeleng-gelengkan kepala. Kurasa suasana hati Alby benar-benar sangat baik. Aku jadi penasaran hal apa yang membuat suasana hati Alby menjadi baik seperti sekarang. Sembari berjalan bersama, orang-orang mulai berlalu-lalang di sekitar kami. Beberapa di antaranya ada yang sedang berbincang di sisi tembok atau gerombolan anak-anak yang sibuk memainkan bola basket di tempat seperti ini. Aku menengadah untuk sejenak. "Well... aku rasa, Elby memperhatikan diriku," ucapku. Alby menatapku dengan sebelah alis yang terangkat. "Dan... untuk apa Elby lebih memerhatikan dirimu? Aku rasa, kamu bukan tipe cewek yang dia sukai," ucap Alby sedikit sarkastik.

The Woman In BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang