The Woman In Black #53

1.5K 237 41
                                    

Pesan yang tidak berguna tapi cukup membuatku terhibur. Terima kasih Alby :D

Pesan Alby untuk teman-teman pembaca :

AKU INGIN COKELAT! COOOKELAAAAT!!

AKU INGIN COKELAT! COOOKELAAAAT!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*

Malamnya, aku dan kakakku kembali ke kamar si kembar dengan membawa peralatan yang dibutuhkan untuk membuat rencana ini berhasil. Aku mengerutkan hidung saat melihat Elby masih tidur di ranjang. Aku berjalan kecil ke ranjang Elby, duduk di ujung ranjangnya. Sementara itu, Alby baru keluar dari kamar mandi dan terus menggerutu kepada kami.

"Lain kali biar aku saja yang menggoda Joe daripada menggoda wanita aneh seperti Miss Anna," gerutu Alby. Dia berdiri sambil bersedekap.

Suara riuh ada di belakang Alby. Kakakku rupanya sedang menata barang-barangnya di meja belajar Elby/Alby. Alby yang merasa tertarik, berbalik dan menatap barang-barang itu. "Untuk apa ini? Kenapa banyak sekali alat-alat yang aneh di sini?" Tanya Alby penasaran.

"Kamu ini tidak pernah melihat Ibumu berdandan ya? Ini namanya make up," jelas Putri.

"Kamu tidak berniat untuk mengubahku menjadi perempuan 'kan?" Tanya Alby meringis.

"Tentu tidaklah," tukas Putri. "Lagi pula, kamu akan menjadi perempuan yang sangat jelek jika aku meriasmu menjadi perempuan."

Elby tertawa kecil. Dia menurunkan selimutnya sampai perut. Alby kembali berbalik dengan mulut yang terkatup rapat. Dia mendelik sebal pada kakaknya. "Rencana ini jelek. Kamu tahu Elby? Aku tidak bisa membuat Miss Anna dapat mempercayaiku kalau aku ini Elby. Aku tidak bisa memanipulasi kata-kata, tidak tahu sejarah seperti kamu. Jika Miss Anna menyadari itu, tamat riwayat kita."

"Kamu terlalu berlebihan," sahut Elby sambil menggibaskan tangan. "Dia tidak akan tahu. Kamu ini 'kan pintar dalam mengalihkan situasi. Aku yakin dia bisa tertipu."

Alby mengerang kesal. Tampak begitu membenci rencana ini. Tapi apa boleh buat? Dia satu-satunya penyelamat--mungkin maksudnya rencana cadangan yang bisa diandalkan. Kakakku berbalik dan menyeret kursi yang sebelumnya aku duduki ke tengah ruangan. Putri memandang Alby dengan senyum lebar. "Ayo, Alby. Duduklah di sini dan biarkan aku bekerja," kata Putri.

"Aku tidak yakin ini semua dapat berhasil," Alby meringis. "Memangnya sudah berapa orang yang sudah kamu rias?" Tanya Alby kepada Putri.

"Sejauh ini hanya ada satu," kata Putri.

"Siapa?" Tanya Alby.

"Aku," sahut Putri santai. "Tutup mulut dan duduk! Aku tidak ingin membuang waktu."

Alby pun menurut. Dia duduk gelisah di kursi. Tatapannya terus mengikuti gerakan Putri. Kakakku menaruh kain diseputaran leher Alby. Aku dan Elby hanya memperhatikan saat kakakku bekerja. Perempuan itu mengambil catokan untuk membuat rambut Alby menjadi lurus dan butuh usaha ternyata untuk membuatnya berhasil. 

The Woman In BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang