The Woman In Black #60

1.7K 227 15
                                    

PESAN ELBY UNTUK ALBY:

LAIN KALI MUNGKIN KAMU BERUNTUNG, SOBAT. HAHA.

----

REMEMBER, FOLLOW, VOTE AND COMMENT

*

Air mencirat ke kakiku saat Maya menceburkan diri ke dalam kolam renang. Aku menjauh beberapa meter dari bibir kolam. Lalu memandangi Maya berenang hingga air membentuk ombak kecil. Aku tersenyum dan mengalihkan pandangan setelah mendengar beberapa bisikan girang perempuan di belakangku. Mata memincing kemudian terbalalak. Terlalu terpana melihat Joe di sini. Dia terus memandangiku sambil tersenyum dan berjalan melintasi sisi kolam yang kering. Agaknya aku terkejut dengan kehadiran Joe di sini, perihal hari ini hari libur. Apalagi melihat pakaiannya yang tidak terlihat kalau dia berencana berenang. Aku merasa aneh dengan keberadaannya di sini.

Aku terlonjak, memejamkan mata ketika Maya dengan sengaja mencipratkan air kepadaku. Dia tertawa keras. Aku segera menjatuhkan tatapan padanya. "Itu tidak lucu tahu," gerutuku.

Maya berhenti tertawa, bibirnya menekuk dan dia menundukkan kepala hingga membuatku merasa bersalah. "Maya, maafkan ak--" dengan cepat Maya mendongak lalu mencipratkan air lebih banyak padaku. Dia tertawa keras. Aku menggeram kesal karena pakaianku menjadi basah karenanya. Ketika dia berhenti tertawa, kepalanya menoleh ke belakang, kedua tangannya mengambang di permukaan air lalu ia menatapku lagi sambil menyeringai.

"Pantas saja sedari tadi aku diacuhkan. Tampaknya ada yang menarik perhatianmu," katanya.

Aku memutar mata, "aku hanya terkejut dia tiba-tiba ada di sini."

"Dia itu suka padamu, yah, terlihat dari cara dia memandangimu," Maya bergerak ke bibir kolam, mengakat kedua tangannya di atas kemudian melipatnya sambil dagu ditaruh di lipatan tangannya.

"Itu konyol," kataku. "Kami hanya berteman. Lagi pula, jelas sekali keberadaan dia sini hanya kebetulan semata."

Maya mengangkat bahu, "tapi aku lebih suka pendapatku."

"Terserah padamu," kataku.

Dia menjatuhkan tangannya lagi ke bawah air. Lalu mendorong kakinya ke depan hingga kini dia sedang berenang dengan gaya punggung. "Kamu benar-benar tidak ingin berenang?" tanya Maya untuk kesekian kalinya.

"Tidak. Ini musim gugur, dan cuacanya cukup dingin untuk berenang," kataku.

Dia kembali menegakkan badan, mendesah, "astaga, Samara. Ini kolam renang yang airnya dipanaskan. Kamu tidak akan hiportemia berenang di sini."

"Aku tetap tidak akan berenang walaupun kamu membujukku terus," kataku, tersenyum.

Maya mengembuskan napas berat, "baiklah, sebaiknya aku berhenti berenang. Lagi pula aku mulai lapar. Aku akan mandi dulu. Tunggu aku ya?"

Aku mengangguk. Segera Maya masuk ke dalam air, berenang menuju tangga kolam, dan ketika dia hampir sampai dia berhenti berenang, mencengkeram pegangan tangga lalu menaikinya hingga sampai puncak. Dia melangkah mendekati handuk yang sengaja dia bentangkan di kursi patio. Setelahnya melenggang masuk ke kamar mandi. Aku duduk kursi patio terdekat sambil menunggu Maya. Selama menunggu, aku mendapati Joe sedang sibuk bercengkerama dengan teman-teman prianya. Itu bagus. Setidaknya sikapnya lebih baik begitu.

The Woman In BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang