BAB 3

9.5K 328 1
                                    

Saat ini aku berada di pinggiran lapangan basket. Setelah 3 hari menjalani MOS akhirnya aku telah resmi menjadi siswi SMA Trisakti. Mungkin saat ini masih terlalu pagi untuk nongkrong di pinggiran lapangan apalagi bel berbunyi masih kurang 30 menit lagi. Entah mengapa aku ingin menikmati suasana pagi hari di sekolah walaupun alasan sebenarnya aku berada di sekolah pagi-pagi karena kakakku. Tadi pagi memarahiku karena aku seenaknya saja masuk ke kamarnya padahal niatku hanya ingin membangunkannya.

Dan berakhirlah aku di sini yang sedang melihat 3 siswa sedang bermain basket di lapangan. Aneh memang apalagi saat ini keadaan sekolah masih sepi sekali, tetapi 3 siswa itu malah sudah asyik bermain basket. Yang kutahu salah satu mereka tuh si kakak OSIS misterius itu.

Dan tepat saat aku memikirkan dia eh ternyata dia melihat ke arahku. Aku memalingkan pandanganku padanya dan aku pun beralih menatap novel yang sedang kupegang. Aku merasakan ada seseorang yang berjalan menuju arahku tetapi aku pura-pura tidak tahu.

"Gue minta air lu." Ujar si kakak Osis itu dan tanpa menunggu persetujuanku dia langsung meminum airku hingga tersisa setengah.

Aku hanya menatapnya bingung. "Eh Kar lu udah punya cewek? Kagak bilang-bilang lu. PJ nya woy." Ujar salah satu temannya.

Si kakal Osis itu hanya tersenyum kecil lalu dia menatap temannya itu. "PDKT aja belum. Ntar pas udah resmi baru gue kasih lu Pj." Ujar si kakak Osis itu.

"Kar siapa noh?" Tanya temannya si kakak Osis yang satunya lagi. Dia melihatku dari atas hingga bawah seperti menilaiku.

"Adek kelas kita Ar." Jawab si kakak osis itu lalu tiba-tiba temannya yang bertanya tadi duduk di sebelahku.

Sekarang posisiku diapit oleh si kakak osis dan temannya itu. Aku rada ngeri sih apalagi sama teman kakak osis itu, nyeremin banget dah. "Eh kak saya duluan." Pamitku dan aku langsung ngacir kabur dari mereka bertiga.

"Eh Ret lu kemana aja sih?" Tanya Fay yang tiba-tiba saja ada di sampingku.

"Gue abis dari lapangan noh." Jawab aku seadanya.

"Eh ikut gue ke kantin yok. Gue tadi kagak sempat sarapan." Ajak Fay lalu dia menarikku menuju kantin yang mungkin saja masih sepi.

"Gue mau pesan makanan dulu yah. Lu tunggu di sini ae jangan kemana-mana." Ujarnya. Aku hanya mengangguk saja.

Tepat saat Fay sedang memesan makanan ketiga cowok tadi pun datang. Dan herannya lagi si kakak Osis itu malah menatapku walaupun yang kulihat saat itu temannya sedang mengajak dia bicara. Aku langsung memalingkan wajah untuk menghindari tatapan anehnya itu. Aku jadi heran mengapa sejak insiden Mos itu intensitas pertemuanku dengannya semakin sering.

Apa mungkin sejak saat itu dia menguntitku. Aku mikir apaan sih, emangnya aku siapanya dia sampai-sampai dia menguntitku. Udahlah kok aku jadi mikirin dia sih.

"Eh ngelamun mulu lu Ret. Awas kesambet setan kantin loh." Ujar Fay menakut-nakutiku.

Aku terlonjak kaget mendengar ucapan Fay. "Yang bener lu di sini masa ada setannya?" Tanyaku memastikan. aku pun semakin parno.

Just info aku sangat tidak suka dengan apa saja yang berbau mistis termasuk makhluk berjenis setan dan kawa-kawannya itu karena seketika aku langsung parno dan bulu kudukku berdiri seperti saat ini.

"Lah ternyata sifat keparnoan lu sama hal begituan belum hilang juga Ret. Gue tadi bohong kali lagian mana ada setan pagi-pagi gini." 

Aku pun langsung bernafas lega saat mendengarnya. "Syukurlah gue kira beneran ada. Udah ah mendingan lu cepet habisin tuh makanan soalnya bentar lagi bel masuk."

"Iye iye lu bawal banget dah Ret." Ujar Fay sambil menggerutu lalu dia pun segera menghabiskan sarapannya itu.

Aku hanya terkikih pelan menyaksikan teman Sd ku ini yang sedang lahap memakan makanannya itu. Sebenarnya aku tidak menyangka kalau kita bakal satu sekolah lagi apalagi ternyata kita ditempatkan satu kelas dan pastinya kita bakal satu bangku lagi seperti masa SD dulu. 

"Aduh gue begah amat dah Ret." Ujar Fay setelah dia selesai menghabiskan makanannya.

"Yaudah yuk ke kelas." Ajakku tapi dia enggan untuk berdiri.

"Lah napa lu masih tenang ae duduk. Kuy gece ke kelas, 5 menit lagi bel." 

"Yaelah sabar ae lah Ret. Perut gue masih penuh otamatis gue masih mager berdiri tau."

Aku berkacak pinggang. "Yaelah makanya kalau makan tuh jangan rakus-rakus. Inget Fay kita tuh dianjurkan berhenti makan sebelum kenyang." Ujarku mulai menceramahinya.

"Iya iya gue ngerti muridnya mama Dede. Yaelah  coba aja ada cogan yang ganteng kek lee min ho yang dengan senang hati gendong gue. Gue jamin besok gue bakal tobat dah." Ujar Fay dengan mendramatisir.

Aku memutar bola mataku dengan malas. "Yaelah mulai lagi dah si drama queen. Lagian mana mau lee min ho gendong anak gajah kek lu."

"Enak aja lu Ret. Lu pikir gue seberat itu apa asal lu tahu badan gue tuh kek gigi hadid yang langsingnya ngalahin gitar spanyol tau." Ujar Fay dengan suara yang lumayan keras dan itu membuat pengunjung kantin menatap kami dengan tatapan yang entahlah apalagi saat ini suasana kantin mulai terlihat ramai.

"Shhttt lu tuh yah Fay kalau ngomong suka kagak di kontrol. Tuh mereka pada lihatin kita." Ujarku memperingati temanku satu ini.

Refleks Fay menutup mulutnya sepertinya dia mulai peka dah. "Hehehehehe sorry dah gue kagak sengaja Ret." 

"Yaudah kuy ke kelas aja daripada ntar kita tambah malu. Awas aja lu alibi lagi gue bakal seret lu." Ancamku.

"Hehehehehehe okdah. Sadis bener ancaman lu Ret." Ujar Fay lalu dia menunjukkan sikap sok takutnya itu.

"Daripada lu si drama queen." Ujarku yang langusng membuatnya diam seribu bahasa. Tepat saat kami berada di pintu kelas, bel masuk pun berbunyi. Dan akhirnya hari ini adalah hari pertamaku menjadi siswi SMA. Semoga saja 3 tahun ini hidupku berubah ke arah yang lebih baik.

***

Sudah 2 jam lebih aku menunggu di sini. Tadi sopir pribadiku mengabariku bahwa dia tidak bisa menjemputku lalu aku pun memutuskan untuk menelfon kakakku tetapi seperti yang ku duga dia tidak menjawab panggilanku satu pun. Saat ini aku berada di halte dekat sekolah tetapi sedari tadi tak ada satupun kendaraan yang lewat.

Aku jadi heran mengapa sampai saat ini tak ada kendaraan yang lewat bahkan angkutan umum pun tak ada yang lewat. Hari semakin gelap dan itu membuatku semakin takut. Aku sangat benci keadaan seperti saat ini.

Keadaan semakin bertambah buruk saat aku melihat beberapa anak muda yang terlihat sedang mabuk berjalan ke arahku. 

"Hei gadis cantik ngapain di sini sendirian." Ujar salah satu cowok yang tiba-tiba saja berada di sampingku.

Aku langsung bergeser ke samping. "Eh ngapain kok jauh-jauh sini sama abang aja neng." Ujar seorang lagi yang berada di belakangku.

Aku semakin takut akan hal itu. "Neng kok ngak jawab. Neng bisu yah?"Mereka semakin dekat denganku.

Aku cuma berharap ada seorang malaikat yang baik hati untuk menolongku. "Heh jangan ganggu cewek gue!"

####

My Perfect Bad Boy#Wattys2018 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang