Setelah semuanya siap aku pun turun ke bawah. Seperti janjiku tadi aku akan ke rumah Fay karena sepertinya dia sedang kesepian di rumahnya. Saat aku sampai di ruang tamu ternyata Kak Antha tengah duduk santai di sofa sambil menonton acara tv dan jangan lupa dengan cemilan yang menemaninya.
Aku memutuskan untuk menghampirinya terlebih dahulu untuk meminta izin. Baru saja aku duduk di sampingnya eh dia malah bertanya duluan. "Lu mau kemana?" Tanyanya tetapi tatapan matanya masih berfokus pada layar tv.
"Itu Kak aku mau nginap di rumahnya Fay. Kasihan dia di rumah sendirian. Gak Apa-apa kan kak?" Jawabku jujur.
"Hm." Dia hanya bergumam tetapi aku berpendapat bahwa dia sudah mengizinkanku untuk menginap di rumahnya Fay.
"Makasih kak. Yaudah aku pergi dulu Assalamuaalaikum." Setelah itu aku pun pergi meninggalkannya.
Di sana sudah ada sopir pribadiku yang siap mengantarkanku ke rumah Fay. Sekitar 15 menit akhirnya aku sampai juga di rumah temanku ini. Aku langsung saja memencet bel. Aku mendengar suara kaki melangkah dari dalam.
"Akhirnya lu dateng juga Ret. Yaudah yuk langsung ke kamar gue." Ajaknya.kami pun berjalan menuju kamarnya.
Saat pertama kali aku melihat kamarnya itu yang jelas dia tuh girly banget. Kamarnya didominasi warna pink. Cewek tulen amat. Bahkan nih kalau diperhatiin lagi tidak ada warna lain selain warna pink.
"Lu girly amat sih Fay." Ujarku padanya. Dia hanya terkekeh melihat reaksiku tentang kamarnya itu.
"Lu mungkin orang ke seribu yang bilang gitu Ret." Dia membaringkan tubuhnya pada kasur empuk miliknya.
Aku pun juga ikut membaringkan tubuhku. Pandanganku tertuju pada langit-langit kamarnya yang ternyata juga berwarna pink.
"Fay lama-lama mata gue sakit juga gara-gara liat kamar lu yang serba pink."
Fay tertawa saat mendengar penuturanku itu. Dia merubah posisinya menjadi duduk. "Lebay lu Ret. Tau gak warna pink itu malah ngebuat mata lu jadi tenang."
Aku juga ikut merubah posisiku menjadi duduk. Lalu menatapnya dengan malas. "Yang ada warna biru tuh menenangkan atau gak warna hijau, lah ini pink semua bikin sakit mata tau." Ujarku sarkastis.
Fay memukul lenganku pelan. "Yaelah lu mah gitu sama temen sendiri. Apa yang kau lakukan padaku tuh jahat." Mulai lagi dah drama queennya.
"Mulai lagi dah lu si drama queen. Eh lu punya cemilan gak? gue laper nih." Tanyaku padanya.
Aku melihat Fay menepuk keningnya. " Astaga gue lupa beli cemilan Ret"
"Yaelah lu mah gitu amnes kok dipelihara. Terus ntar kita ngemil apaan."
"Hehehehe maklumi lah Ret. Yaudah yuk mendingan kita beli cemilan di supermarket dekat sini aja." Ujarnya sambil mengambil beberapa uang untuk membeli cemilan yang akan kami beli.
"Ok yaudah pergi yuk." Ajaknya lagi sambil menarik tanganku untuk pergi mengikutinya.
Kami hanya berjalan kaki saja menuju supermarket karena jaraknya juga yang tidak terlalu jauh. Sekalian olahraga. Selama perjalanan, si drama queen mulai beraksi. Karena ocehan dia yang mendominasi, tetapi aku pun juga ikut nimbrung. Terkadang kita tertawa tidak jelas dan membuat orang-orang yang berlalu lalang menatap kami dengan aneh. Kita mah cuek ae.
Saat hampir sampai di sana tiba-tiba saja aku menghentikan langkahku. Si Fay juga ikut menghentikan langkahnya. Dia menatapku bingung lalu dia mengikuti arah pandanganku itu. "Kak Ar kalau gak salah tinggal di daerah sini." Ujarnya yang membuatku menoleh padanya.
Ternyata dia mengetahui apa yang berkecamuk dalam pikiranku saat melihat Kak Ar, Kak Afkar dan Kak Adry sedang nongkrong di sana. "Biasanya juga di sini tuh salah satu tempat tongkrongannya gitu."
"Yaudah yuk kita beli cemilan aja." Kita pun meneruskan langkah.
Saat kami melewati mereka. Yang jelas aku melihat mereka menatapku terutama Kak Ar yang menatapku dengan intens. Aku hanya bisa menunduk. Ngeri banget aura yang mereka pancarkan.
Kami pun memilih cemilan yang kami inginkan. Saat aku hendak berbalik untuk mencari si Fay tiba-tiba saja ada seseorang yang menghadangku. Hampir saja aku menabrak orang itu.
"ngapain lu ada di sini?" Tanya orang itu yang sepertinya dari suaranya aku kenal deh.
Aku mendongak untuk melihat wajahnya. Ternyata orang itu adalah Kak Ar. Dia menatapku dengan tajam. Aku jadi ngeri di buatnya. "Itu kak gue nginap di rumahnya Fay." Jawabku dengan jujur.
Aku pun memundurkan langkahku karena aku merasa posisiku tadi sangat dekat dengannya. "Lu gak apa-apa?" Tanyanya dengan tatapan khawatir.
Aku jadi bingung sendiri, perasaan tadi Kak Ar menatapku dengan dingin lah sekarang dia malah menatapku dengan tatapan khawatir. Aku hanya mengangguk saja untuk menjawab pertanyaannya itu.
"Ret lu udah kan milih cemilannya?" Fay menghampiri kita.
"Eh Kak Ar." Sapanya saat dia tersadar ternyata Kak Ar bersamaku.
Aku melihat tatapan Kak Ar kembali tajam dan tanpa satu kata pun dia meninggalkanku dengan Fay. Kita hanya menatapnya dengan bingung. Banyak sekali pertanyaan yang berkecamuk di kepalaku salah satunya sikap Kak Ar yang kurasa sangat aneh. Apa dia punya dua kepribadian yah. Entahlah itu kan hanya dia dan tuhanlah yang tahu.
####
Tbc
kali ini sengaja di pendekin yeh hehehehehe
Jangan lupa vote and comment kawan
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Bad Boy#Wattys2018
Teen Fiction"Mulai hari ini lu harus jadi pacar gue dan jangan sekali-kali ngebantah gue!" - Air Nakhla Rahaja "Hidup gue berubah sejak hari itu." - Aretha Nathania Reinaldy "Apa gue harus ikhlasin dia?" - Afkar Reymon Fidelyo ---------------------- Bagaimana j...