BAB 38

2K 90 13
                                    

"Ret kantin yok," ujar Fay sembari menarik tanganku untuk mengikutinya.

"Gue gak mood makan Fay," ujarku. Entah mengapa aku kehilangan selera makanku, apa mungkin ini gara-gara kejadian semalam. Entahlah.

Fay menatapku bingung. "Tumben amat lo gak nafsu makan. Ada apa?"

Aku menggeleng. "Gue gak apa-apa kok. Mungkin bentar lagi tamu bulanan gue datang, lo tau sendiri kan apa yang terjadi kalau gue kedatangan tamu bulanan."

"Okaylah kalau gitu. Tapi tetep aja lo harus nemenin gue ke kantin."

"Lah gue ngapain ntar di sana?"

"Yah lo liatin gue makan lah Ret, siapa tau aja lo kenyang liat gue makan hehehe," ujarnya tanpa dosa.

Aku memutar bola mataku malas. "Dasar lo yah. Yaudah deh mendingan kita cepet ke kantin keburu rame."

Saat kita tiba di kantin entah mengapa bola mataku menulusuri situasi di kantin. Lebih tepatnya Aku sedang mencari dia. Hatiku terus gelisah saat mengingat kejadian semalam. Aku merutuki kebodohanku. Pasti setelah kejadian itu dia akan merasa heran dengan sikapku semalam. Apa lagi semenjak kejadian itu aku tak mengatakan satu katapun padanya. Aku tidak sempat mengucapkan kata terimakasih dan maaf padanya. Mungkin sekarang aku harus mengatakan dua kata itu.

Aku menulusuri setiap sudut kantin untuk mencari keberadaannya. Gotcha. Aku melihat teman-temannya di sudut kantin. Seperti biasa itu adalah tempat paling strategis yang dihuni oleh anak troublemaker di sekolah ini dan di sana juga adalah tempat keagungan dari the king of SMA Trisakti. Aku menajamkan penghlihatanku untuk mencari keberadaannya diantara teman-temannya. Namun sayang, aku hanya mendapati Kak Afkar dan Kak Adry diantara mereka.

Aneh. Aku mengernyitkan dahiku. Dalam hati aku bertanya-tanya kemana dia dan mengapa dia tidak berada di sana. Aku masih fokus dengan praduga-praduga yang terlintas di pikiranku hingga tanpa sadar ada salah seorang dari mereka berjalan mendekatiku.

"Lo pasti nyari Ar?" tanya seseorang tepat di hadapanku yang membuatku tersentak kaget.

"Eh?" belum juga keterkejutanku usai, seseorang itu malah duduk di hadapanku tepatnya di bangku milik Fay yang ditinggal oleh pemiliknya untuk memesan makanan.

"Lo pasti nyari Ar?" dia mengulang pertanyaannya tadi.

"Loh Kak Afkar kok di sini?" bukannya menjawab pertanyaannya tadi, aku malah balik bertanya tentang kedatangannya kemari.

Aku melihat Kak Afkar malah tersenyum manis padaku. Deg Deg Deg. Ada apa ini? masa lihat senyumnya aja bikin jantungan gini. Wah sepertinya aku harus memeriksakan kondisi jantungku ke dokter.

"Gue ke sini cuma mau nyampein sesuatu yang penting tentang keadaan Ar saat ini," ujarnya yang membuat wajahku berubah serius saat mendengar ucapannya.

"Emangnya Kak Ar kenapa kak? Terus tadi kok aku gak ngeliat Kak Ar ngumpul sama kalian? Emangnya sekarang dia dimana kak?" tanyaku bertubi-tubi. Entahlah aku merasa gelisah dan khawatir dengan keadaannnya setelah kejadian semalam.

Dia tersenyum lagi tetapi entah mengapa tadi aku melihat dia menatapku kecewa tetapi sedetik kemudian tatapannya berubah. Aneh. "Dia jatuh sakit. Entah kenapa setelah pergi semalam, gue mendapati dia basah kuyup dan beberapa jam setelah itu dia demam gitu," tutur Kak Afkar yang membuatku tersentak kaget.

"Apa?! Kak Ar jatuh sakit," ujarku kaget padahal kemarin dia baik-baik saja kecuali mungkin saja dia jatuh sakit gara-gara kejadian semalam.

"Apa gara-gara kehujanan semalam Kak Ar jadi sakit begitu," ujarku pelan.

My Perfect Bad Boy#Wattys2018 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang