BAB 16

4.8K 205 2
                                    

"Udah lu tenang aja." Ujar kak Afkar sambil mengacak-ngacak rambutku.

"Apaan sih lu hobi banget ngacak-ngacak rambut gue." Cibirku sambil membenahi kembali rambutku yang berantakan karena ulahnya itu.

"Tapi kayaknya gue harus ngurangi hobi gue itu. Kan sekarang lu udah jadi pacar sohib gue."Ujarnya dengan nada pelan dan aku merasa ada perasaan sedih yang terselip dalam kata yang dia ucapkan itu.

Baru saja aku ingin menanyakan kenapa dia begitu eh dia sudah pergi begitu saja. "Eh Ret kok semua orang pada liatin lu sih. Emangnya ada apaan?" Tanya Fay yang kini duduk di hadapanku.

Seketika aku langsung mengedarkan pandanganku pada penjuru kantin. Dan benar saja kini mereka tengah menatapku dengan tatapan yang entahlah. Aku menunduk untuk menghindari tatapan mereka, mungkin saja karena kejadian yang tadi dan parahnya lagi tadi aku tak menyadarinya.

"Mampus dah gue." Ujarku pelan sambil merutuki kebodohanku tadi.

"Eh Ret gue makan di kelas aja yah. Kasihan gue sama lu." Sepertinya Fay peka dengan situasi saat ini. Kami memutuskan untuk balik aja ke kelas.

"Lu hutang penjelasan ke gue." Bisiknya saat kita tengah berjalan menuju kelas.Aku hanya mengiyakannya saja.

"Nah sekarang lu cerita ke gue."Fay menagih penjelasan padaku.

"Lu makan dulu aja lagian bentar lagi bel loh." Suruhku sambil menunjukkan jam tanganku yang hampir menunjukkan kalau sebentar lagi pelajaran pertama akan dimulai.

"Eh iya gue lupa." Ujarnya baru teringat akan hal itu. Dan langsung saja dia memakan makanannya itu.

Aku menyandarkan punggungku pada sandaran di kursi. Aku memainkan hp ku yang ternyata ada notif line di sana. 

Air Nakhla Rahaja

Istirahat lu temeni gw nyari buku di perpus!

Aku mengerutkan kening saat membaca pesan dari Kak Ar yang tersirat perintah tak terbantahkan. Jariku pun mulai mengetik pesan balasan untuk dia.

Aretha Nathania Reinaldy

Iya kak

Setelah aku mengirimi pesan balasan untuknya tak lama berselang ada pesan dari dia.

Air Nakhla Rahaja

Ntar gw ke kls lu !

Saat aku ingin membalas pesannya itu ternyata guru yang mengajar pada mata pelajaran pertama datang yang membuatku langsung me silent hpku dan tak lupa menaruhnya kembali ke saku rokku.

***

"Ret lu beneran mau nemenin Kak Ar ke perpus." Tanya Fay saat aku tengah sibuk merapikan mejaku.

"Iya aja dah Fay. Gue males ada masalah sama dia mendingan gue nyari aman ae." Jawabku setelah itu aku menghela nafas berat dan beberapa kali aku melirik pintu kelas.

Fyi aku sudah memberitahu Fay perihal Kak Ar yang mengajakku ke perpus dan dia yang ingin menjemputku waktu jam istirahat. Aku sendiri takut karena kejadian kemarin itu tetapi di lain sisi aku tak bisa menolaknya apalagi dengan statusnya yang menjadi pacarku.

Sebenarnya aku ragu dengan niat dia menjadikanku pacarnya. Pasalnya aku mulai mengetahui benang merah yang tersembunyi di balik ini semua. Jujur saja aku bimbang dan apabila dugaanku tentang niat dia selama ini benar, mungkin saja aku harus membatasi diriku agar tidak terlalu jatuh terlalu dalam. Karena walau bagaimanapun yang namanya jatuh itu pasti sakit.

Aku sudah terlalu capek untuk merasakan sakit karena selama ini walaupun di luar saja aku merasa bahagia tetapi sebenarnya aku sedang berusaha tegar. Apalagi saat ini aku ingin memperbaiki hubunganku dengan kakakku itu. Jadi aku harus menyiapkan mentalku sekuat mungkin. 

"Ngelamun mulu lu." Ujar seseorang di dekatku yang membuatku tersentak dari acara melamunku itu.

Aku menoleh dan ternyata saat ini Kak Ar sudah duduk di sampingku menggantikan Fay.Mungkin gara-gara melamun tadi aku tak sadar dia sudah berada di sampingku. "Kok Kak Ar ada di sini bukannya tadi Fay?" Tanyaku polos.

Dia terkekeh kecil. Beberapa detik aku terpana saat melihat dia terkekeh begitu. Segera aku mengerjapkan mataku untuk berusaha fokus. "Yaudah yuk mendingan kita ke perpus." Ajaknya dan dia pun berjalan duluan meninggalkanku yang masih saja bingung.

Aku segera menyusulnya. Kalau diperhatikan kita tuh bukan seperti orang yang pacaran. Lihat saja aku berjalan di belakangnya dengan jarak yang tidak bisa di katakan dekat, sementara dia sendiri cuek dengan keadaan sekitar.

Padahal umumnya orang pacaran itu jalan beriringin atau berpegangan gitu biar kelihatan sweet. Eh jangan salah aku tak berharap seperti mereka kok karena aku sadar dengan posisiku saat ini. Walaupun ini adalah pertama kalinya aku berpacaran bahkan dulu waktu aku berada di singapura aku termasuk cewek yang menjaga jarak dengan cowok.

Apalagi kan otakku sudah teracuni dengan kisah wattpad yang sering ku baca itu. Terutama yang berbau teenfiction begitu kan sesuai dengan umurku apalagi jika itu menciratakan tentang bad boy pasti aku jadi senyam senyum sendiri. Eh kok aku malah melenceng ke situ yah entahlah abaikan sajalah.

Kita memasuki perpustakaan yang tergolong sepi. Mungkin itu dikarenakan karena anak-anak terlalu malas untuk ke perpustakaan dan mereka lebih memilih untuk ke kantin dari pada ke tempat ini apalagi waktu jam istirahat. Mereka yang ke sini ialah orang yang mencintai buku atau pun orang yang sedang mencari buku walupun orang itu sekalipun termasuk dalam jajaran anak yang terkenal nakal. Yah seperti Kak Ar saat ini.

"Gue ngajak ke sini buat bantuin gue nyari buku yang gue perluin bukan hanya diam kek patung begitu." Ujar Kak Ar menyindirku.

Aku menghampirinya yang tengah sibuk mencari buku yang dia incar di rak yang penuh dengan novel. "Emangnya kak Ar nyari buku apaan?" Tanyaku berusaha membantunya.

"Gue dikasih tugas nge riview novel teenfic yang bercerita bad boy gitu." Jelasnya yang membuatku menatapnya bingung.

"Novel teenfic tentang bad boy. Gue punya banyak kok di rumah. Kakak mau pinjam?" Tawarku padanya.

Dia menatapku dengan tatapan yang aneh lalu dia tersenyum samar yang membuat merinding. "Ok kalau gitu ntar gue ke rumah lu." 

Duarr benar saja kan dugaanku. Kayaknya tadi aku salah ngomong dah. Aduh bisa mampus nih kayaknya sebentar lagi di rumahku bakal ada perang dunia ke tiga deh.

####

Tbc

My Perfect Bad Boy#Wattys2018 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang