BAB 9

5.8K 254 0
                                    

"Makasih kak." Ujarku saat kita sampai di rumahku.

Dia juga ikut turun dari sepeda motornya itu. Dia menelusuri rumahku lalu tatapannya beralih padaku. "Lu gak nyuruh pacar lu masuk?" 

Aku pun jadi salting saat dia menekankan kata pacar yaang menyatakan bahwa aku adalah miliknya sekarang karena statusku itu. "Ngg iya kak. Ayo masuk dulu."

Aku berjalan terlebih dahulu dengan Kak Air yang mengikutiku di belakang. "Assalamualaikum."

Untung saja Kak Antha belum pulang jadi posisiku jadi aman dah. Aku takut dia marah karena aku membawa seorang cowok ke rumah mengingat sebelumnya dia sempat marah padaku perihal aku yang pulang di antar sama Kak Afkar. Apalagi sekarang aku membawa cowok yang notabennya adalah pacarku bisa dipastikan dia bakal marah lagi.

"Kenapa lu lega gitu?" Tanya Kak Air tiba-tiba yang membuatku terlonjak.

Hampir saja aku melupakan kehadirannya. Aku menghela nafas panjang. "Gak apa-apa kok. Kakak mau minum apa?" Tawarku.

Dia menatapku dengan tatapan yang entahlah tak bisa kujelaskan. "Gue cuma mau mampir." Ujarnya yang membuatku mengernyit bingung.

"Ntar lu juga tahu. Yaudah gue balik dulu dan jangan lupa mulai besok gue yang akan anter jemput lu. Lu jangan sekali-kali ngebantah gue!" Peringatnya yang membuatku langsung menganggukkan kepala.

Setelah itu dia berlalu begitu saja meninggalkanku di ruang tamu. Hingga akhirnya aku mendengar suara mesin sepeda motor yang mulai menjauh. Aku menghela nafas panjang.

"Cepet juga lu pulang." Ujar seseorang di belakangku saat aku ingin menaiki anak tangga.

Aku membalikkan badanku. Aku melihat Kak Atha yang sedang menyanderkan punggungnya pada pintu. Tubuhku menegang seketika. Aku takut Kak Antha mengetahuinya kalau aku baru saja di antar oleh cowok yang mulai sekarang menjadi pacarku.

"Kak Antha udah pulang?" Tanyaku basa basi.

Dia mengabaikan pertanyaanku. Dia berlalu pergi menuju kamarnya. Aku hanya bisa menghela nafas panjang. Ternyata Kak Antha masih saja sama sikapnya padaku. Dingin. Entahlah kepalaku puyeng memikirkan rentetan masalah yang terjadi pada hari ini.

Feelingku mengatakan akan ada banyak kerikil yang siap menyambutku di depan. Aku hanya bisa menyiapkan mentalku untuk semua ujian itu.

***

Aku duduk di tepi tempat tidurku. Entah apa yang akan kulakukan malam ini. Kak Antha baru saja pergi bersama teman-temannya mungkin nongkrong apalagi sekarang adalah malam minggu.

Line! Aku melirik Hpku yang tergeletak di kasur.

Afkar Reymon Fidelyo

Ret lu bisa nemenin gue?

Aku mengernyitkan dahiku saat mengetahui siapa pengirim pesan itu. Kok Kak Afkar tahu id lineku padahal seingatku aku tidak memberinya.

Aretha Nathania Reinaldy

Kak Afkar ? Kok lu tau id line gue?

Afkar Reymon Reinaldy

Itu kagak penting. Lu bisa gak nemenin gw ?

Aretha Nathania Reinaldy

kemana? terus ngapain?

My Perfect Bad Boy#Wattys2018 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang