BAB 28

4K 142 3
                                    

"Dor!" Teriak seseorang di telingaku.

Aku tersentak kaget. Aku menoleh pada sumber suara itu. "Ck dasar yah lu pagi-pagi udah bikin orang jantungan aja."

Fay hanya cengengesan saat melihat responku itu. "Eh Ret tumben pagi-pagi gini muka lu udah kusut kek gitu. Ada masalah tah?" Tanyanya sambil mengerutkan keningnya.

Aku menghela nafas panjang. "Kak Antha masuk rumah sakit." Jawabku to the point.

Fay membelakkan matanya. "Hah yang bener lu Ret?!" Dia menatapku tak percaya. "Lah kok bisa sampai masuk rumah sakit gitu Ret?" Tanyanya penasaran.

"Gini kan kemarin dia nolongin temennya yang digangguin sama preman gitu terus premannya itu nusuk Kak Antha pakai pisau yang dia bawa gitu." Jelasku menceritakan inti dari kejadian itu.

"Sekarang Kak Antha masih di rawat di rumah sakit soalnya luka tusukannya belum kering. Kemaren malem gue nemenin Kak Antha di rumah sakit." Lanjutku dengan nada pelan.

Jujur saja sampai saat ini aku masih khawatir dengan keadaan Kak Antha walaupun saat ini dia sudah sadar.

"Jadi tuh anak ada di rumah sakit." Ujar seseorang tepat di telingaku.

Refleks aku melangkah mundur dan langsung menoleh pada sumber suara yang mengagetkanku itu. "Jadi bener kakak lu itu ada di rumah sakit." Ujarnya dengan menekankan kata kakak.

"Iya kak." Jawabku.

Dia masih menatapku dengan intens. Aku jadi ngeri dibuatnya. "Gue malah berharap dia gak selamat tetapi gue pikir dia gak bakal mati dengan hal sekonyol itu." Ujarnya sambil menampilkan seringainya itu.

Aku menatapnya dengan nanar. Mengapa dia setega itu mengucapkan hal tersebut. Bagaimanapun juga Kak Antha itu kakakku walaupun selama ini dia sangat membeciku.

"Gue capek ngomong sama lu. Satu hal yang perlu lu inget Kak Antha itu kakak gue." Ujarku sinis.

Masa bodohlah dengan responnya itu. Yang jelas aku langsung berjalan dengan cepat menuju kelasku karena aku terlalu malas untuk meladeninya. Sudah cukup kepalaku pusing dengan kejadiaan yang menimpa kakakku dan jangan tambah lagi dah.

Aku langsung menjatuhkan badanku pada tempat dudukku. Aku menghela nafas berat.

"Gila lu Ret berani amat dah. Kan lu tahu sendiri Kak Ar tuh orangnya kek apa." Ujar Fay salut.

Aku meliriknya sekilas. "Gue udah puyeng gara-gara Kak Antha eh tuh orang bukannya ngurangi beban gue eh malah nambahin." 

Fay menepuk pundakku pelan."Udah lu mendingan jangan terlalu dibawa pikiran ntar malah lu nge drop lagi kek kemaren." Dia menatapku khawatir.

"Tenang ae Fay gue baik-baik aja kok." Aku tersenyum manis padanya.

Untuk kali ini

***

"Ret tungguin gue napa." Ujar Fay saat berhasil menyusulku.

"Aduh sorry Fay gue kebelet tau. Biasa panggilan alam nih." Ujarku gelisah efek panggilan alam yang sudah di ujung ini.

Fay memutar bola matanya. "Dih gue kira apaan dah lu. Yaudah yuk sekalian ganti baju. Oh yah nih gue bawain baju seragam lu nih."

Aku menerima baju seragamku. "Thanks yeh Fay."

"Nope. Yaudah yuk kasihan gue lihat lu kek gitu." Ujarnya saat melihat ekspresiku ini.

My Perfect Bad Boy#Wattys2018 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang