🌻73

42 6 0
                                        

April pikir, tadi Elang akan membawanya pergi menemui orang tua pria itu. Ternyata...

"Mbok Kasih, kenalin---

"Loh, Mbak Paramedis?"

"Eh?"

"Apa kabar, Mbok?"

"Loh? Kalian saling kenal?"

April dan Mbok Kasih sontak menoleh ke Elang, kompak mengangguk seraya tersenyum.

"Waktu rumah tetangga kebakaran, Simbok yang nelpon damkar. Sambil nunggu, Simbok ikut bantu-bantu nyiram air. Eh, malah kepleset. Untung ada Mbak Paramedis yang nolongin Simbok."

"Panggil April saja, Mbok."

"Oh... namanya April? Lahirnya bulan April yaa?"

"Hehe... iya."

"Oalah cantiknya... oh iya, kok kamu kenal sama Elang?"

"Ya jelas kenal dong, Mbok. April kan calon istri Elang."

"Heh? Sebentar... April? Sepertinya Simbok pernah mendengar nama itu... Oalah! Ini April yang sama, Lang?"

"Yai iya, Mbok. Emang ada April lain?"

"Eh, maksudnya gimana?"

Ternyata, selama ini Elang sering bercerita soal April kepada Mbok Kasih. Namun, Mbok Kasih baru mengetahui kalau April yang Elang ceritakan adalah orang yang sama yang pernah Mbok Kasih jumpai ketika insiden kebakaran waktu itu, mengenal April sebagai paramedis. Mbok Kasih tidak menyangka.

"Sejak dulu, Elang suka sekali menceritakan kamu. Nggak siang, nggak malem, nggak ada bosennya. Kalau Simbok lagi masak pun, Elang nungguin sambil ngomongin kamu, sampai Simbok penasaran... seperti apa sih gadis bernama April itu sampai membuat Elang kesengsem sampai begitunya."

"Setelah bertemu sama kamu, Simbok jadi tidak heran. Wong kamunya cuantik begitu. Udah gitu baik lagi. Waktu kamu nolongin Simbok waktu itu, Simbok sampai kepikiran mau jodohin kamu sama Elang. Tapi, Simbok ingat, kalau Elang sudah menyukai perempuan lain, tapi ternyata... April yang sama. Hadeh, kalau ingat itu, Simbok jadi ngakak sendiri."

"Simbok tahu, Elang suka usil dan buat kamu tensi. Tapi sebenarnya, Elang itu sangat baik dan perhatian. Simbok mengatakan ini karena... Elang begitu mencintai kamu. Simbok harap, kalian berdua selalu bahagia dan menjadi pasangan yang saling pengertian."

"Simbok tahu kalau permintaan Simbok mungkin berlebihan. Tapi Simbok harap, kamu tidak pernah meninggalkan Elang. Meski kelihatannya tengil dan selalu ceria, Elang tidak sekuat itu. Bocah itu... sudah melalui banyak hal."

Suasana di dalam mobil yang sedang melaju terasa hening, namun itu hanya sebentar. Karena suara Elang berhasil memecah keheningan tersebut.

"Tadi ngobrol apa aja sama Simbok? Kek seru banget gue lihat."

"Ngomongin kejelekan lo."

"Pantesan waktu di warung gue bersin-bersin. Ternyata, kalian gibahin gue."

Tadi waktu hendak membuat teh manis, ternyata gula pasir di rumah habis, alhasil Elang pergi membelinya ke warung yang tak jauh dari rumah, meninggalkan April dan Mbok Kasih yang duduk di sofa ruang tamu untuk mengobrol.

Sejenak suasana hening. Seakan mengerti apa yang April pikirkan, Elang kembali bersuara.

"Mbok Kasih itu... orang yang ngerawat gue dari kecil, bisa dibilang dari bayi."

"Ehm... orang tua lo?"

"Sepertinya... gue nggak pernah memilikinya."

"Maaf."

Irreplaceable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang