Sempat mampir ke kantor Maya, kini bersama sopir pribadinya, Jillian kembali melanjutkan perjalanan menuju apartemen April dan Alaric.
Sudah menjadi kegiatan rutin bagi Jillian mengantarkan stok lauk dan beberapa camilan sehat untuk anak-anaknya. Wanita itu hanya ingin memastikan Alaric dan April bisa makan tepat waktu dengan makanan sehat.
Untuk Alaric, Jillian tidak terlalu khawatir, karena putranya itu selalu makan tepat waktu dan bisa sering mengabarinya. Namun tidak dengan putrinya yang selalu memiliki jadwal padat itu.
Sebenarnya, Jillian tak bisa untuk tidak khawatir dengan anak gadisnya itu yang kerap kali melewatkan makan siangnya karena profesinya sebagai paramedis yang bertugas di panggilan darurat.
Jillian melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sudah menunjukan angka 3.
April sudah makan siang belum ya? Eh!
"Kenapa, Galuh?" Tanya Jillian ketika sopir pribadinya tiba-tiba menepikan mobilnya.
Loga memang sengaja memilih sopir perempuan khusus untuk mengantar istrinya pergi kemana pun ketika dirinya sedang tidak berada di rumah. Karena jika sopirnya laki-laki, Loga auto cemburu. Maklum, Loga kan bucin dan posesif maksimal kalau menyangkut soal Jillian.
Jika Jillian tidak keberatan, Loga pasti akan membawa istrinya ke mana pun, termasuk membawanya ke kantor. Hanya saja, Jillian menolak dengan alasan mager, bosan jika di sana hanya duduk dan memandang Loga yang berkutat dengan dokumen.
"Sepertinya roda belakang ada yang bocor, Nyonya. Saya akan memeriksanya lebih dulu." Kata Galuh membuat Jillian mengangguk.
Lalu perempuan berusia dua puluhan itu turun dari mobil. Dan benar saja, roda belakang bagian kiri bocor.
Galuh membuka bagasi belakang, mengambil roda cadangan serta peralatan yang dibutuhkan, dongkrak dan kunci roda.
"Nyonya tunggu di dalam saja. Di luar panas. Ini tidak akan lama." Kata Galuh ketika melihat Jillian ikut turun dari mobil.
"Kau benar, di luar sangat panas. Aku jadi haus."
Jillian mengedarkan pandangannya, "Di seberang sana sepertinya ada minimarket. Aku akan ke sana dulu ya, Galuh."
Galuh meletakan kunci rodanya kemudian beranjak. "Biar saya saja yang membelinya, Nyonya."
Jillian terkekeh dengan kesigapan Galuh. Meski perempuan, Galuh itu cekatan, serba bisa dan cepat tanggap. Tidak hanya bisa mengemudi dengan baik dan benar, perempuan itu juga mahir mengganti roda sendiri. Ilmu bela dirinya juga tidak diragukan. Loga benar-benar pandai memilih orang.
"Aku ingin sekalian jalan-jalan. Kau ganti rodanya saja. Begitu aku kembali, kau harus sudah selesai ya!"
Karena majikannya sudah bersikeras seperti itu, akhirnya Galuh mengalah.
"Hati-hati, Nyonya. Tengok kanan dan kiri dulu sebelum menyeberang."
Jillian hanya mengacungkan jempolnya dengan anggukan beberapa kali, tentunya seraya tersenyum gemas. Memangnya Jillian anak kecil yang tata cara menyeberang saja harus diingatkan? Aih!
Jillian sudah menyeberangi jalan, namun beberapa langkah sebelum mencapai minimarket, dia melihat seorang wanita tua bersurai putih membawa tas belanja di tangannya yang baru saja turun dari bus. Entah karena tersandung, wanita tua itu terjatuh sehingga mangga di dalam tas tersebut ikut terjatuh sampai menggelinding ke jalanan.
Jillian yang memiliki jiwa kasih sayang sesama manusia tentu saja berlari menghampiri untuk membantu.
"Nenek baik-baik saja? Ada yang sakit?" Tanya Jillian ketika membantu wanita tua itu bangkit lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable [END]
Romance🌻Ini kisahnya April dan Elang🌻 Menceritakan tentang arti cinta, keluarga, pengorbanan, kesetiaan, dan penantian~ [Sebenarnya ini Book lama, cerita pertama yang saya tulis (tahun 2017). Tapi ceritanya sempet hiatus, lalu saya unpub, saya revisi, te...
![Irreplaceable [END]](https://img.wattpad.com/cover/108729465-64-k972972.jpg)