"Mau sampai kapan kau berada di sini?"
"Sampai aku bosan tentunya."
"Ini sudah tiga hari. Kenapa kau masih belum pergi juga? Apa istrimu tak mencarimu?"
"Ah, rupanya kau lebih menghawatirkan istriku?"
"Aih, bisa gila aku."
Sebenarnya, Pram merasa sangat tidak nyaman dengan kehadiran Loga. Sudah tiga hari Loga menginap di rumahnya. Dan selama tiga hari itu, Loga terus membuntutinya kemana pun ia pergi---tentu saja tidak ketika ke kamar mandi dan ketika tidur. Bahkan ketika Pram pergi ke bengkel pun, Loga juga ikut.
"Memang benar kata orang, saudara pria ketika bertemu memang sering bertengkar."
Celetukan Mahen membuat Pram menoleh. Sebenarnya dia tidak tahu apa maksud Loga sampai memperkenalkan diri sebagai Abangnya. Bukankah selama ini Loga sangat membenci dirinya? Jangankan mengakui Pram sebagai adik, melihat wajah Pram saja sudah membuat Loga sensi. Tapi sekarang?
"Yuhu Bang Yuta~ ada apa gerangan dengan your face? Kenapa kucel kek silit kebanyakan cebok? Sampai mengkirut git---Aw!"
Mahen mengelus bagian belakang kepalanya yang habis kena tampol Yuta.
"Oho, saya tahu!"
Teriakan Mahen membuat Pram dan Loga ikut menoleh.
"Pasti karena ditolak Mbak Prita khannn~"
"Ngomong sekali lagi ku tabok congormu pakai kunci roda!"
Disela perseteruan antara Yuta dan Mahen, ada Loga yang penasaran.
"Apa yang mereka bicarakan adalah perempuan yang sering datang kemari dengan membawa makanan?"
Loga berubah jadi Dora lagi.
"Kenapa kau ingin tahu?"
"Karena aku memikirkanmu."
Pram menoleh. Apa sih maksudnya?
"Bukankah itu perempuan yang April maksud?"
"Apa sih?"
"Ey, jangan berpura-pura tidak tahu. April sempat menjodohkanmu dengan perempuan itu kan? Sebelumnya, aku pernah melihatnya di sekolah April. Dia guru yang mengajar di sekolah April, kan? Sekaligus calon istrimu."
Pram tidak menjawab, mengambil mechanic creeper lalu mengecek bagian bawah mobil.
"Jangan bilang kau belum melamarnya?"
"Kau bicara apa sih? Aku tidak memiliki hubungan dengan siapa pun."
"Tapi aku yakin kalau perempuan itu lebih menyukaimu dari pada si rambut merah itu."
Si rambut merah? Yuta maksudnya.
"Kau tidak perlu ikut campur."
"Kau tidak akan membiarkan kejadian yang sama terulang lagi, kan?"
Pram keluar dari kolong, lalu mengubah posisinya menjadi duduk, menatap Loga dengan ekspresi datar.
"Apa maksudmu?"
"Dulu kau melepaskan Lian untukku. Apa kau akan melepaskan perempuan itu untuk temanmu juga?"
"Melepaskan katamu? Kau merebutnya dariku brengsek!"
Pram mencengkeram kerah Loga, membuat pria itu tersentak.
"Maka dari itu, mau sampai kapan kau hanya akan menerima nasib seperti itu? Sebenarnya jika kau mau, kau bisa saja merebut Jillian dariku. Bukankah kalian kembali dekat setelah kami bercerai?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable [END]
Romance🌻Ini kisahnya April dan Elang🌻 Menceritakan tentang arti cinta, keluarga, pengorbanan, kesetiaan, dan penantian~ [Sebenarnya ini Book lama, cerita pertama yang saya tulis (tahun 2017). Tapi ceritanya sempet hiatus, lalu saya unpub, saya revisi, te...
![Irreplaceable [END]](https://img.wattpad.com/cover/108729465-64-k972972.jpg)