"UHUK!"
Dugh!
"Aish!"
Samuel memberikan gelas miliknya yang sudah terisi air putih untuk Elang. Pria itu menerimanya dan meneguk minuman tersebut dengan tenang, namun perlahan air di gelas itu tandas.
Saat ini Elang dan Samuel tengah menyantap makan siangnya---bisa dibilang makan sore sih karena jam sudah menunjukan 3 lewat---di kafetaria yang ada di pangkalan. Karena tadi terjadi masalah yang mengakibatkan mereka berdua harus mengulur waktu makan siangnya.
Siang tadi, satuan radar mendeteksi pesawat asing terbang tanpa izin melintasi wilayah udara Indonesia. Rupanya, pesawat sipil tersebut milik Australia. Dua pesawat tempur yang dipiloti Elang dan Samuel berhasil mencegatnya dan meminta pesawat asing tersebut untuk mendarat di landasan terdekat. Melintasi wilayah suatu negara tanpa izin adalah pelanggaran dan harus ditindaklanjuti.
Kejadian tersebut membuat Komando Operasi Angkatan Udara mengkoreksi radar dan aksi TNI AU agar lebih sigap. Begitu ada pesawat asing masuk, seharusnya sudah terdeteksi radar, namun agaknya radar terlambat mendeteksi---atau keteledoran pengawas---sehingga pesawat asing tersebut sudah masuk jauh, beruntung berhasil dicegat. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan lagi dalam mengawasi serta memantau segala pergerakan wilayah udara agar tidak terjadi kejadian serupa.
Sedang menikmati makanannya, tiba-tiba Elang tersedak, dan ketika hendak mengambil minum, tangan Elang malah tak sengaja menyenggol gelas tersebut hingga berakhir jatuh ke lantai. Beruntung itu gelas plastik, bukan gelas kaca yang jika jatuh langsung pecah.
"Napa sih? Makan pelan-pelan lah wey, jan kek orang susah yang nggak makan sebulan! Grasak grusuk banget heran."
"Gue makan kek biasa, Nyet. Namanya musibah nggak ada yang tau. Emangnya gue sengaja keselek tadi?"
"Emang keselek bisa disebut musibah? Nggak usah lebay!"
"Nah ini nih kalau otaknya nol." Elang mengacungkan sendoknya ke arah Samuel. "Lo nggak tau kan keselek juga bisa buat orang meninggal?"
"Eh, emang iya?"
"Ya iya kalau udah takdir. Makanya, jan sepelein orang keselek, apalagi sampai lo marahin. Cukup tolong, udah. Nggak usah plus bacot. Oke?" Kata Elang lalu mengambil gelas yang tadi terjatuh.
Samuel mendengkus, lalu melanjutkan makannya. Namun merasa suasana tiba-tiba senyap, Samuel mendongak dan malah mendapati Elang yang tiba-tiba terdiam dan malah memandangi gelas yang berada di genggamannya.
"Apa gelasnya berubah jadi berlian sampai lo pelototin begitu?"
"Tiba-tiba... gue punya firasat buruk." Kata Elang lalu perlahan mengangkat wajahnya dengan slow motion membuat Samuel berdecak.
"Anjir, lo vibesnya kek lagi syuting pilm azab. Yang dikit-dikit langsung ovt cuman gegara gelas jatuh. Aish!"
Rasanya Samuel ingin menggetok kening Elang menggunakan sendok ditangannya, akan tetapi ia masih sayang nyawa. Karena Elang kalau marah langsung main otot. Meski Samuel juga kuat dan berotot, tapi tetap saja tidak akan menang jika lawan adu jotosnya adalah Elang.
"Serius. Tiba-tiba perasaan gue nggak enak."
"Aish, masih mau lanjut ternyata."
Samuel yang merasa jengah, memilih mengabaikan Elang dan lanjut makan.
Sore ini, sebuah truk yang terparkir di persimpangan tiba-tiba mendarat turun dan menabrak sebuah mobil yang hendak menyeberang. Kejadian tersebut mengakibatkan seorang wanita berusia lima puluhan tak sadarkan diri dengan cedera parah di kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable [END]
Romance🌻Ini kisahnya April dan Elang🌻 Menceritakan tentang arti cinta, keluarga, pengorbanan, kesetiaan, dan penantian~ [Sebenarnya ini Book lama, cerita pertama yang saya tulis (tahun 2017). Tapi ceritanya sempet hiatus, lalu saya unpub, saya revisi, te...
![Irreplaceable [END]](https://img.wattpad.com/cover/108729465-64-k972972.jpg)