Di saat orang lain merasa waktu bergerak cepat, namun bagi yang menunggu seseorang seperti April ini... waktu seakan bergerak lambat.
Bagi April, tiga bulan rasanya sudah seperti tiga abad. Terdengar hiperbola, namun memang benar begitu yang April rasakan ketika menanti Elang yang tak kunjung pulang.
Serangkaian kesibukannya sebagai paramedis tak berhasil mengalihkan seluruh perhatiannya dari sosok Elang. Setiap ada waktu senggang, sosok kekasihnya itu langsung terbayang di kepala. Semakin ditahan malah semakin rindu. Terdengar lebay, tapi nyatanya memang seperti itu. Yang Loga katakan waktu itu ternyata benar. LDR tak semudah yang ia bayangkan.
Tak jarang pemikiran buruk seliweran di kepala April. Seperti... Apa terjadi sesuatu? Atau... jangan-jangan Elang gugur di medan tempur? Tidak! Dan dengan segera, April menggeleng-gelengkan kepalanya, menampik pemikiran buruk yang hinggap di kepalanya itu lalu memanjatkan doa agar Elangnya tetap diberi keselamatan dan bisa kembali dalam keadaan sehat dengan anggota tubuh yang masih lengkap. Aamiin.
April tak bisa menahan rasa bahagianya ketika doa tersebut dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa. Elang kembali dengan selamat, sehat walafiat dan tanpa luka yang serius.
Beberapa hari setelah kepulangannya, pria itu menepati janjinya datang ke rumah April bersama kedua orang tuanya---Tuan dan Nyonya Shankara---seraya membawa hantaran.
Semuanya berjalan dengan mulus, berkat bantuan Jillian pula, Loga akhirnya memberikan restunya. Meski terlihat dipaksa oleh Jillian, namun sebenarnya, dari lubuk hati terdalam Loga, sudah memberikan restunya sejak lama. Hanya saja, biasa... orang tua satu itu memang hobi cari perkara.
Intinya, kedua orang tua dari masing-masing sudah memberikan restu.
Seminggu setelahnya, Elang mengajak April pergi menemui Komandan seraya membawa perlengkapan berkas.
Bagi anggota TNI AU harus mengikuti tata cara pernikahan yang diatur dalam organisasi TNI. Tata cara ini harus terdaftar administrasi TNI dulu sebelum mengesahkannya di KUA atau catatan sipil. Artinya, sebelum melangsungkan pernikahan mereka harus mendapat izin dari Komandan satuan lebih dulu, mendapatkan surat permohonan izin menikah dan ditanda tangani oleh Komandan Kompi.
Dalam proses pengajuan surat nikah, April harus menguatkan mentalnya ketika mendapat berbagai pertanyaan seperti...
"Apakah Anda siap mendampingi seseorang yang tidak bisa selalu ada di samping Anda?"
"Ikhlaskah Anda menikahi seseorang yang sebagian cintanya terbagi untuk NKRI?"
"Kuatkah Anda menikah dengan seseorang yang raganya tak selalu bisa menemani bahkan saat momen terpenting Anda sekali pun?"
"Apakah Anda siap jika suami dipanggil untuk berangkat tugas ke daerah rawan? Apa Anda siap jika suami Anda pulang dari tugas hanya tinggal nama? Apa Anda siap jika menjadi janda karena suami gugur di medan perang?"
"Saya siap!"
Meski menjawabnya dengan tegas, air matanya yang sejak tadi tak berhenti mengalir dari kedua matanya itu tak bisa membohongi hatinya. Karena jauh di lubuk hati terdalamnya, April tidak akan pernah siap apabila kehilangan Elang. Lebih tepatnya tidak sanggup.
Namun mau bagaimana lagi? Sudah menjadi konsekuensinya menikahi seorang Perwira TNI. Dan ini bukan waktunya untuk mundur. Bahkan ini belum dimulai, ibarat kata ia baru berdiri di atas garis start. Yang maknanya, garis finish masih jauh di depan sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable [END]
Любовные романы🌻Ini kisahnya April dan Elang🌻 Menceritakan tentang arti cinta, keluarga, pengorbanan, kesetiaan, dan penantian~ [Sebenarnya ini Book lama, cerita pertama yang saya tulis (tahun 2017). Tapi ceritanya sempet hiatus, lalu saya unpub, saya revisi, te...
![Irreplaceable [END]](https://img.wattpad.com/cover/108729465-64-k972972.jpg)