"COPEEET!!"
BUGH!
Lemparan Pram tepat sasaran. Sepatu safety miliknya mendarat tepat di belakang kepala pria---pencopet yang mengambil tas merah milik wanita yang berteriak tadi.
Pria itu jatuh tersungkur dengan tas merah yang masih ada di dalam genggamannya.
Pram mengambil tas itu. Merasa sudah terancam, si pencopet bergegas kabur. Terlalu panik, si pencopet itu hampir tersandung sepatu milik Pram tadi, karena tak sengaja menyamparnya.
Pram malas mengejar, membiarkan pencopet itu kabur begitu saja, lalu mengembalikan tas merah itu kepada pemiliknya. Padahal kan niatnya mau cari makanan sekalian jalan-jalan. Malah mendapati situasi tak terduga seperti ini.
"Terimakasih. Terimakasih banyak, Mas."
Wanita itu terus mengucapkan terimakasih, bahkan berniat memberi imbalan atas kebaikan Pram. Tentu saja pria itu menolak dengan halus.
Begitu wanita itu pergi, Pram baru tersadar. Di mana sepatu safety miliknya tadi?
"Jangan-jangan terjatuh."
Pram mengintip melalui pagar pembatas jembatan itu. Benar saja, sepatu miliknya terjatuh ke tepian besi penyangga jembatan bagian luar. Untung tidak sampai jatuh ke sungai.
Pram berusaha mengambil sepatu itu dari bawah, akan tetapi tangannya tak berhasil menjangkaunya. Alhasil, Pram mencoba menaiki pagar pembatas yang tingginya hanya sebatas dada.
Jika bukan sepatu pemberian April, Pram mana mau merepotkan diri seperti itu.
Pram sudah hampir melangkahkan kakinya ke luar pembatas, akan tetapi tiba-tiba tubuhnya terhuyung ke belakang di sertai jeritan seorang perempuan memanggil namanya.
"ANDA SUDAH GILA?!"
Pram sedikit meringis karena bokongnya tiba-tiba mendarat di aspal dengan cukup keras, lalu menoleh ke arah perempuan yang membuatnya terjatuh tadi.
"Saya tahu Anda sedang sedih karena punya banyak masalah. Tapi apa harus mengakhiri hidup dengan cara seperti ini? Dengan bunuh diri tidak bisa menyelesaikan masalah. Anda pasti tahu itu!"
"Ha? Sebentar... bunuh diri? Apa maksud Anda, Bu Prita?"
Pram bingung dong, apalagi wajah Bu Prita terlihat sangat marah ketika mengatakannya tadi.
"Eh? Lalu tadi---
Wajah Bu Prita langsung berubah kaget sekaligus malu membuat Pram terbahak.
"Lalu, yang tadi itu..."
"Saya memang sedang sedih, tapi tidak sampai ingin bunuh diri kok." Kata Pram seraya bangkit, lalu mengulurkan tangannya ke arah Bu Prita.
Dengan wajah yang masih menahan malu, Bu Prita meraih uluran tangan Pram yang membantunya untuk berdiri.
"Tunggu, siku Anda terluka."
Bu Prita ikut melihat ke arah sikunya yang berdarah karena lecet akibat terhantam aspal tadi.
"Tidak masalah, ini bukan apa-apa---Eh?"
Bu Prita kaget dong waktu Pram membersihkan darah yang ada di sikunya dengan ujung kaos milik pria itu.
Tangan kekarnya membersihkan luka di siku Bu Prita dengan lembut. Membuat perempuan itu merasa ada gelenyar aneh yang menggelitik perutnya. Ah, jangan lupakan jantungnya yang sedari tadi sudah berdebar tak karuan.
"Tunggu sebentar,"
"Eh, apa yang Anda lakukan?"
Bu Prita kaget waktu Pram hendak manjat ke pembatas jembatan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable [END]
Romantizm🌻Ini kisahnya April dan Elang🌻 Menceritakan tentang arti cinta, keluarga, pengorbanan, kesetiaan, dan penantian~ [Sebenarnya ini Book lama, cerita pertama yang saya tulis (tahun 2017). Tapi ceritanya sempet hiatus, lalu saya unpub, saya revisi, te...
![Irreplaceable [END]](https://img.wattpad.com/cover/108729465-64-k972972.jpg)