April tersentak kaget dan langsung membuka mata karena jatuh dari kasur. Kebiasaan buruknya saat tidur suka mencak-mencak dan tanpa sadar sudah berada di tepi ranjang. Ketika hendak berpindah posisi menyamping malah terjun dari kasur dan berakhir mendarat di lantai.
"Adeh!"
April meringis sambil mengusap dahinya yang membentur lantai. Untung tidak sampai benjol.
Setelah merapikan tempat tidur, April mengambil handuk dan baju ganti, kemudian berjalan keluar kamar. Karena letak kamar mandi berada di belakang, dekat dengan ruangan dapur.
"Loh? Kok sepi?"
April celingukan, tidak mendapati Pram maupun Elang.
"Masih tidur kah?"
Lalu berjalan menuju kamar Pram.
"Ayah?" Panggil April setelah mengetuk pintu. Akan tetapi tidak ada jawaban. Lalu April membuka pintu kamar Pram.
"Lah, kosong?"
April kembali menutup pintu kamar Pram, lalu berjalan menuju dapur. Akan tetapi di sana juga tidak mendapati keberadaan Pram maupun Elang. Kedua pintu kamar mandi juga dalam keadaan terbuka, artinya memang tidak ada orang di sana.
"Ayah, Elang."
April terus mencari, berjalan menuju ruang tamu lalu membuka pintu utama. Baru lah April melihat pemandangan dua pria beda usia sedang bercanda sambil membawa kantung belanjaan.
"Kalian dari mana?"
"Dari pasar. Nih, Ayah beliin bakpia kacang hijau kesukaan April."
Pram memberikan kresek putih berisi bakpia kepada April sebelum masuk rumah. Bukannya senang, April marah merengut.
"Kenapa nggak ngajak April?"
"Tadi kan April masih tidur. Ini pasti juga baru bangun, kan?"
April berjalan menyusul Pram dan Elang ke arah dapur.
"Kenapa nggak dibangunin? April kan juga mau pergi ke pasar sama Ayah. Kenapa malah ngajak si Caplang?"
April mendelik ke Elang, merasa tidak terima karena sepertinya pemuda itu ingin merebut Pram darinya. Bukannya takut, Elang malah nyengir sambil makan bakpia.
"Bukan ngajak. Lebih tepatnya Elang yang ngikut." Balas Pram sambil mengeluarkan belanjaannya, lalu memilih bahan-bahan yang patut untuk di masukkan ke dalam kulkas.
"Ya tetep aja... terus itu apa? Ayah beliin Caplang baju tapi April enggak?"
"Bukan cuma baju aja, Pril. Om Pram juga beliin gue sempak. Nih, lihat. Bagus kan?"
Elang malah memamerkan sempak berwarna navy yang dibelikan Pram tadi membuat April melotot.
"Sudah, jangan ribut. Ayah beliin April juga kok. Ini."
Pram memberikan kresek hitam kepada April.
"Woho! Lihat, bukan cuma lo aja. Gue bahkan lebih lengkap. Nih!"
Dengan tidak tahu malunya April memamerkan semua yang Pram belikan untuknya, termasuk celana dalam dan beha membuat Pram dan Elang seketika memalingkan wajah.
April tidak tahu saja kalau tadi ketika di pasar Pram dan Elang sampai menjadi pusat perhatian ketika membeli pakaian dalam perempuan.
"April mau mandi dulu atau makan dulu?" Tanya Pram sambil mengeluarkan nasi bungkus dari dalam kresek. Sekaligus untuk menghentikan aksi April yang membuat wajah kedua pria beda usia itu sempat memerah.
"Makan dulu dong."
April memasukan kembali pakaian yang Pram belikan. Setelah itu duduk di meja makan lalu membuka nasi bungkus yang lauknya memang kesukaan April.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable [END]
Romans🌻Ini kisahnya April dan Elang🌻 Menceritakan tentang arti cinta, keluarga, pengorbanan, kesetiaan, dan penantian~ [Sebenarnya ini Book lama, cerita pertama yang saya tulis (tahun 2017). Tapi ceritanya sempet hiatus, lalu saya unpub, saya revisi, te...
![Irreplaceable [END]](https://img.wattpad.com/cover/108729465-64-k972972.jpg)