🌻64

34 6 0
                                        

"Apa yang kau bicarakan, Saga? Apa maksudmu dengan Karina menukar bayi kita?"

"Seminggu yang lalu, Karina menelponku."

....

"Apa kabar, Shankara."

"Siapa?"

"Rupanya kau tidak mengingat suaraku. Ah, aku lupa. Kita kan tidak terlalu dekat, ya? Sebentar, jangan tutup dulu! Kau akan melewatkan---

Tuan Shankara menutup telepon itu, lalu tak lama, nomor tak dikenal itu kembali menelpon.

Awalnya Tuan Shankara tak berniat menjawab, bahkan pria itu hampir saja mematikan ponselnya, akan tetapi setelah membaca pesan yang masuk, Tuan Shankara mengerutkan wajah.

Aku Karina. Ada sesuatu yang ingin kusampaikan. Kau akan menyesal jika melewatkannya.

Tak lama, ada panggilan masuk lagi. Dari nomor yang sama, yang mengaku sebagai Karina.

"Waktumu hanya tiga puluh detik."

"Bagaimana dengan kabar putraku? Apa dia tumbuh dengan sehat? Ah, aku yakin kalian pasti membesarkan putraku dengan penuh kasih sayang."

"Jika kau penasaran, mengapa tidak melihatnya sendiri?"

"Aku sudah melakukannya. Ah, rupanya kau tidak menyadari kehadiranku selama ini? Aku selalu berada di dekatmu, Shankara. Apa kau tidak menyadarinya?"

"Waktumu sudah habis."

"Aih, kenapa kau begitu tergesa? Baiklah. Tujuanku menelponmu hanya ingin mengatakan... aku turut berbela sungkawa atas kepergian putra kalian."

"Apa maksudmu?"

"Apa kau belum melihat berita? Bukankah putramu mengalami kecelakaan? Dia sedang terbang menuju New York, kan? Pesawatnya jatuh, loh~ dan kabar baiknya, tidak ada penumpang yang selamat."

Tuan Shankara mendelik, bergegas mengambil remote tv di ruang kerjanya, kemudian menyalakannya.

... Pesawat tipe Airbus A320 itu mengangkut 162 orang, yang terdiri dari 2 pilot, 4 awak kabin, dan 156 penumpang, termasuk engineer. Tidak ada korban selamat dalam kecelakaan tersebut.

"Sudah melihat beritanya? Bagaimana perasaanmu? Apa kau merasa sedih? Atau... justru kalian merasa senang karena berpikir sudah menyingkirkan putraku? Hahaha! Jika yang kalian pikirkan seperti itu, selamat! Kalian salah target."

"Bisa katakan intinya?"

"Baiklah. Lagi pula aku sudah terlalu lama menyimpan rahasia ini. Jadi begini, putra yang kalian besarkan dengan penuh cinta itu adalah putraku, Shankara. Aaron Sangga Shankara. Dia putraku. Sedangkan bayi yang kuletakan di depan rumahmu, bocah itu anak kalian yang sesungguhnya. Apa kalian tidak pernah merasa aneh sebelumnya? Padahal wajah kalian sangat mirip. Astaga, kenapa kalian terlalu bodoh begitu sih?"

"Apa maksudmu?"

"Aku menukarnya. Hihi"

"Apa katamu?!"

"Kalau tidak percaya, cek saja! Aku yakin, kau pernah melakukan tes DNA pada anak yang kuletakan di depan kediamanmu. Mengapa tidak melakukannya kepada putraku juga? Astaga! Jangan bilang, kau sangat percaya diri kalau Aaron adalah anakmu?"

"Apa maksudmu?"

"Hahaha! Kau memang pria yang baik ya. Aduh, aku jadi kasihan padamu karena sudah memanfaatkanmu. Padahal kau bukan Ayah kandungnya, tetapi malah mengasuh putraku. Terimakasih ya, Shankara. Ah, sampaikan terimakasihku juga pada istrimu."

Irreplaceable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang