Setelah puas bermain ketiga orang itu menepi, duduk di pantai sambil menikmati sunset sambil berbincang. Akan tetapi begitu matahari sepenuhnya tenggelam, terdengar suara yang tidak asing membuat Pram dan Elang sontak melihat ke arah April yang sudah cengengesan.
"Keknya makan seafood di pinggir pantai enak. Hehe"
Ternyata benar. Suara tidak asing tadi berasal dari perut April yang merasa keroncongan.
"Eh, tapi kayaknya sate kambing lebih enak deh."
April buru-buru mengoreksi ketika teringat kalau Elang memiliki alergi udang.
"Kalau lo khawatir karena gue nggak bisa makan udang, no problem! Selain udang, gue bisa makan seafood lainnya kok."
"Serius?"
Elang mengangguk.
"Tapi menurut info yang gue baca kalau punya alergi udang cenderung alergi seafood lainnya, kek kepiting, kerang, cumi---
"Serius, Pril?"
Tiba-tiba Pram panik. Dia teringat pernah memasak cumi asam manis untuk Elang. Akan tetapi pemuda itu terlihat baik-baik saja. Apa jangan-jangan Elang berpura-pura padahal dia kesakitan? Aih, Pram jadi merasa bersalah.
"Iya, Yah. Kalau nggak percaya cek aja di google."
Gue nggak nyangka April seperhatian itu sama gue sampai nyari info di google segala.
Karena penasaran, Pram mengikuti perkataan April.
"Lah iya, Pril bener. Google bilang kalau punya alergi udang kemungkinan besar alergi seafood lainnya juga. Aish! Kenapa kamu tidak bilang, Lang waktu Om masakin cumi asam manis? Kamu malah lahap banget makannya. Abis itu kamu pasti kesakitan kan? Ngaku!"
"Enggak, Om beneran. Kecuali udang, saya bisa makan apa pun. Termasuk seafood yang April sebutin tadi. Google nggak sepenuhnya bener kok."
"Kamu serius? Kamu nggak lagi pura-pura karena merasa nggak enak sama Om dan April, kan?"
Elang menggeleng ribut. "Serius, Om. Kalau nggak percaya gimana kalau kita buktiin?"
"Oke, tunggu apa lagi? Let's go!"
April lebih dulu beranjak, sedangkan dua pria beda usia itu mengikut April menuju rumah makan seafood yang ada di sekitar pantai.
Pram memesan semua seafood yang ada di menu. Mau memastikan kalau Elang tidak berbohong. Bahkan Pram sudah menyiapkan ponsel untuk menghubungi ambulance apabila terjadi sesuatu pada Elang. Setakut itu dia waktu Elang hendak makan cumi bakar yang sudah dilumuri saus sambal.
April juga tak kalah takut sampai menatap Elang tanpa berkedip dengan perasaan was-was ketika cumi tersebut sudah masuk ke mulut pemuda itu.
"Lihat, Elang masih hidup kan, Om?"
Seketika Pram dan April mendekatkan wajahnya ke Elang membuat pemuda itu sontak memundurkan kepalanya. Saat ini Pram dan April lebih terlihat seperti predator yang hendak memangsa buruannya.
"Maaf sebelumnya, Om Pram sama April bisa munduran dikit? Saya bener-bener nggak nyaman sama posisi ini."
Sontak Pram dan April menjauh.
"Beneran nggak papa, Lang?" Tanya Pram. Elang mengangguk.
"Nggak muncul gejala kulit gatal? Atau sesak napas?"
"Enggak, Pril."
"Pusing? Mual? Mau muntah?"
"Enggak, Om. Elang baik-baik aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable [END]
Romance🌻Ini kisahnya April dan Elang🌻 Menceritakan tentang arti cinta, keluarga, pengorbanan, kesetiaan, dan penantian~ [Sebenarnya ini Book lama, cerita pertama yang saya tulis (tahun 2017). Tapi ceritanya sempet hiatus, lalu saya unpub, saya revisi, te...
![Irreplaceable [END]](https://img.wattpad.com/cover/108729465-64-k972972.jpg)