🌻62

43 6 0
                                        

"Hah!"

"Kalau lo ke sini cuma mau numpang napas, mending enyah dari kamar gue!"

"April ngejauhin gue."

"Anjir lah, Lang. Gue udah migren gara-gara skripsi. Please, jan ditambah beban idup lo juga!"

Padahal Jake sengaja libur jaga toko karena ada tuntutan mengerjakan skripsi. Maklum, dia sudah menjadi mahasiswa tingkat akhir. Namun siapa sangka kalau Jake malah kedatangan tamu tak diundang. Siapa lagi kalau bukan Elang. Dengan pedenya, teman lucknutnya itu malah berbaring santuy di kasurnya. Definisi anggap kamar sendiri.

"Gue udah buat April kecewa."

Mengabaikan kefrustasian Jake, Elang tetep lanjut curhat.

Sejak kejadian malam itu, dengan terang-terangan April menjauhi Elang. Ketika Elang mengajak bicara atau bercanda, April terus mengabaikannya. Konsekuensi yang harus Elang terima karena sudah membuat April kecewa.

"Lang, bentar lagi lo ujian, kan?"

"Iya. Kenapa? Bentar. Keknya, gue lagi bahas April. Kenapa malah nyambung ke ujian?"

"Setelah lulus, apa rencana lo?"

"Ehm... gue belum kepikiran."

"Daripada ngegalauin cewek, mending lo rencanain masa depan lo aja, Lang. Setidaknya, pikirin dari sekarang. Lo mau apa setelah lulus? Lo kepengen jadi apa? Ada pernah mikir ke sana nggak?"

"Ya ada lah."

"Nah, coba lo fokus ke sana dulu. Lo masih bocah, belum pantes mikul beban soal cinta. Mending lo belajar yang rajin, siapin diri buat ujian. Terus, pikirin deh lo mau jadi apa di masa depan. Sekarang gue tanya, apa impian lo?"

"Jadi suami April."

"Sebelum itu, bangsat! Yakali lo nikahin April dalam kondisi kere kek gitu? Kerja dulu, mapan, punya banyak duit, baru mikir nikah. Inget ya, Lang! Nikah dalam kondisi kere adalah kejahatan besar!"

"Iya, gue juga tau. Makanya, sekarang gue mau mantesin diri dulu biar nggak malu bersanding sama April. Gue juga sadar diri, Jake dengan kondisi gue sekarang. Gue juga nggak mau nyeret April ke lingkaran setan ini. Cukup gue aja yang ngerasain. April dan calon anak-anak gue jangan!"

"Anjir lah udah mikir sampai ke anak segala."

"Masalahnya, sekarang situasi gue lagi nggak aman. Maju kena, mundur juga kena. Apa yang gue lakuin, semuanya kek nggak ada yang beres."

"Ya namanya manusia emang gitu, Lang. Banyak cobaan. Kalau banyak saweran mah biduan. Jadi, hadapi aja. Kalau capek ya istirahat. Jan pernah mikir apa yang lo lakuin selama ini sia-sia. Lo berhasil bertahan sampai sekarang aja udah hebat. Good job, brody!"

"Barusan... karya sendiri apa copas, Jake?"

"Gue ngomong panjang lebar, apa cuma itu komentar lo?"

Ekspresi Jake langsung datar membuat Elang terkekeh.

"Keknya lo bakalan kangen sama gue deh Jake semisal gue beneran pergi."

"Tch, nggak kebalik tuh?"

Elang cuma terkekeh.

"Btw... setelah lulus, lo beneran mau ke Amerika?"

"Ehm... keknya itu pilihan paling aman. Kenapa? Lo keberatan berpisah sama gue, Jake? Pasti lo sedih banget kan gue tinggal?"

"Apa wajah gue keliatan sedih? Enggak sama sekali. Justru gue seneng karena nggak akan ada yang gangguin gue lagi. Baik di toko mau pun rumah. Bebas!"

"Bagus deh." Gumam Elang lalu mengubah posisinya membelakangi Jake.

Irreplaceable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang