Alaric terus menggerutu dalam hati. Pria itu masih kesal karena semalam kedua orang tuanya tidak terlihat seperti biasa. Padahal, jika April keluar rumah sebentar saja, seisi rumah langsung geger dan menyuruhnya untuk bergegas mencari April.
Tapi semalam...
"Sebelum keluar, April udah izin dulu kok sama Mama. Sama Papa juga. Ya kan, Pa?"
Loga mengangguk lalu menyesap kopinya.
"April pergi buat balapan loh, Ma. Apalagi dia belum sembuh, badannya jadi panas lagi. Terus, Papa lagi sakit gigi kah? Tumben senyap? Biasanya paling ribut kalau April keluar rumah."
Di meja makan itu, hanya Alaric yang heboh. Sementara Loga dan Jillian menyantap sarapan dengan tenang. Untung saja April masih di kamar, jadi tidak mendengar apa yang sedang mereka bicarakan.
"Ehem, masalah itu... Papa sudah tidak terlalu mempermasalahkan."
Aih, mereka berdua sangat mencurigakan.
Alaric melirik ke sebelah kirinya, mendapati April yang duduk dengan tenang menghadap jalanan di depan.
"Nanti balik jam berapa?"
Tanpa menoleh, April mengidikan bahu.
"Gue udah simpen nomor gue di HP lo. Kalau mau balik, telpon gue aja. Entar gue jemput."
"Hm."
Anjir, ngeselin banget sumpah.
Rasanya Alaric ingin sekali menjitak kepala April. Akan tetapi mengingat gadis itu sedang tidak enak badan, alhasil Alaric hanya bisa menahan diri.
Sebenarnya, baik Alaric mau pun orang tuanya sudah melarang April untuk berangkat sekolah, menyuruh gadis itu untuk istirahat di rumah. Namun bagi April, lebih baik berangkat sekolah meskipun endingnya akan tiduran di kelas atau UKS. Yang jelas, dia sedang tidak ingin berada di kediaman Loga.
Meski terlihat seperti hari bebas, para murid tetap harus berangkat untuk mengisi data kehadiran.
"Ohayou gozaimasu, anyeong chingudeul!"
April yang baru masuk kelas dibuat terperanjat. Sebab, tiba-tiba mendengar teriakan Elang, dan rupanya pemuda itu ada di belakangnya.
"Widih~ kalian janjian apa gimana? Kemarin libur bareng, dan sekarang berangkat juga barengan?" Tanya Jayden.
"Eh, iya kah? Kemarin lo nggak berangkat juga, Pril? Wah~ keknya kita emang sejodoh itu ya---ampun ampun!"
Melihat tangan April yang terangkat membuat Elang langsung berteriak ampun.
"Eh, bentar..."
Elang menggerakan tangan kanannya lalu menyentuh kening April.
"Ish, apaan sih?!"
April menepis tangan Elang.
"Lo demam, wey! Wajah lo pucet banget anying! Skuy ke UKS!"
Elang hendak merangkul April, akan tetapi gadis itu lebih dulu berjalan ke bangkunya.
"Eh iya, Pril... wajah lo pucet banget." Kata Dinda.
Syakilla mengecek suhu April dengan meletakan telapak tangannya ke kening April.
"Lo demam ego! Ayo ke UKS!"
April menggeleng, lalu merebahkan kepalanya di atas meja.
"Lang, lo mau kemana?" Tanya Jayden yang melihat Elang hendak pergi lagi setelah meletakan tasnya di bangku.
"Jalan-jalan."
Jayden beranjak, pergi menyusul Elang. Mereka berdua berjalan beriringan menyusuri koridor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable [END]
Romance🌻Ini kisahnya April dan Elang🌻 Menceritakan tentang arti cinta, keluarga, pengorbanan, kesetiaan, dan penantian~ [Sebenarnya ini Book lama, cerita pertama yang saya tulis (tahun 2017). Tapi ceritanya sempet hiatus, lalu saya unpub, saya revisi, te...
![Irreplaceable [END]](https://img.wattpad.com/cover/108729465-64-k972972.jpg)