Elang memarkirkan motornya di samping rumah dekat taman. Lalu pemuda itu berjalan menuju pintu belakang.
Padahal Elang belum mengetuk pintu, belum sempat mengucapkan salam juga, akan tetapi pintu tersebut sudah terbuka, menampilkan sosok wanita tua dengan surai putih.
Elang agak terkejut ketika Mbok Kasih tiba-tiba memeluknya.
"Ya ampun, Lang. Kamu itu kemana saja sih? Dua hari ndak pulang, di sms ndak bales, Simbok telpon malah ndak aktif. Kamu ndak tahu kalau Simbok sangat khawatir?"
Setelah melepas pelukannya, Mbok Kasih langsung menyerang Elang dengan pertanyaan.
"Maaf, Elang sudah membuat Simbok khawatir."
"Aih, sudah lah... cepat masuk. Simbok akan menyiapkan makanan. Kamu pasti lapar. Jangan lupa, cuci kaki sama tangan dulu. Habis itu langsung ke meja makan."
"Siap, Mbok."
Sesuai perintah Mbok Kasih, begitu selesai mencuci tangan dan kakinya, Elang pergi menuju dapur, mendapati Mbok Kasih sudah menyiapkan makanan di atas meja makan. Pemuda itu meletakan tas sekolahnya di sebelah kursi tempat dirinya duduk.
"Hari ini Nyonya sedang pergi. Tuan berada di ruang kerjanya, sedangkan Tuan Muda masih di kamarnya. Jadi, kamu bisa makan dengan tenang."
Mbok Kasih berbisik, membuat pemuda itu mengangguk, lalu mulai melahap makanannya.
"Simbok udah makan?"
"Ya jelas sudah dong. Lihat, jam berapa sekarang? Sudah lewat jam makan siang. Kamu ini! Meski pun di luar, kamu harus tetap makan tepat waktu, Lang. Bocah seusia kamu ini masih dalam masa pertumbuhan, dilarang kelaparan. Aih, kalau begini bagaimana Simbok ndak khawatir coba?"
"Maaf, Mbok. Soalnya waktu itu memang mendadak, tidak direncanakan dan bersifat rahasia. Jadi, Elang tidak bisa memberitahu Simbok, hehe"
Mbok Kasih cuma berdecih, lalu menuangkan air putih untuk Elang.
"Biar Simbok yang bereskan. Kamu mandi saja, abis itu istirahat."
"Nggak papa, Mbok. Biar Elang saja---Aw!"
Elang kaget dong karena Mbok Kasih menggeplak tangannya yang hendak mengambil piring dan gelas yang ia gunakan tadi.
"Dibilang mandi kok ngeyel. Badanmu udah kecut, bau oli lagi. Sebenarnya kamu habis ngapain to, Lang? Jangan bilang, dua hari tidak pulang kamu kerja di bengkel orang? Ngaku kamu!"
"Enggak, Mbok."
"Enggak apanya? Bentar, ini tangan kamu kenapa sampai bisa melepuh begini?"
Elang tersentak, Mbok Kasih begitu jeli sampai bisa menyadari luka di punggung tangannya akibat terkena cipratan minyak panas ketika membantu Pram menggoreng ayam tadi pagi. Padahal Pram sudah menyuruh Elang untuk duduk saja, akan tetapi pemuda itu bersikeras ingin membantu dengan alasan ingin bisa memasak seperti Pram agar di masa depan Elang bisa menyajikan makanan hasil buatannya untuk April.
"Duh gusti! Baru dua hari lepas dari pengawasan Simbok tangan kamu sudah melepuh kayak gini. Udah gitu telapak tangannya jadi kapalan lagi. Jujur sama Simbok, dua hari ini kamu nguli di mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable [END]
Romance🌻Ini kisahnya April dan Elang🌻 Menceritakan tentang arti cinta, keluarga, pengorbanan, kesetiaan, dan penantian~ [Sebenarnya ini Book lama, cerita pertama yang saya tulis (tahun 2017). Tapi ceritanya sempet hiatus, lalu saya unpub, saya revisi, te...
![Irreplaceable [END]](https://img.wattpad.com/cover/108729465-64-k972972.jpg)