"Cuma ini?"
"Cuma lo bilang? Satu set pakaian udah lengkap sama kamen plus udeng premium itu. Terus ini, lo nggak lihat ada kaos sama gantungan kunci? Belum lagi jajanan yang tadi lo makan bareng Mama. Oleh-oleh yang lo terima paling lengkap di antara semua orang, secara lo orang yang ngasih gue uang saku. Bener-bener nggak bersyukur."
"Santai dong, Pril. Gue kan cuma nanya."
"Tch, cuma nanya tapi wajahnya julid gitu."
Alaric malah terbahak, namun ketika April menyodorkan platinum card ke arahnya, pria itu langsung menaikan alis.
"Nih, gue balikin. Makasih ya."
"Ngapain dibalikin? Itu buat lo."
"Eh?"
"Gue udah punya banyak."
"Dih, sombongnya."
Alaric terkekeh, lalu mencoba pakaian yang April berikan tadi. Posisinya, mereka berdua berada di dalam kamar Alaric.
"Oh ya, gue boleh minta tolong?"
"Apa?" Tanya Alaric tanpa menoleh, karena pria itu sedang sibuk mematut dirinya di depan cermin, sesekali melontarkan kata pujian pada dirinya sendiri karena merasa tampan mengenakan apa pun. Tsah!
"Tolong kasih ini ke bokap lo." Kata April seraya meletakan tas kain berwarna hitam di atas kasur.
"Eit, nggak bisa!" Alaric langsung berbalik, menghampiri April.
"Lo harus ngasih sendiri."
"Lo aja."
"Mungkin sekarang Papa lagi di ruang kerjanya. Jadi, buruan lo ke sana."
"Nggak. Gue nitip ke lo pokoknya."
Lalu April berjalan menuju pintu, hendak keluar. Akan tetapi Alaric menyusulnya, lalu merangkul pundaknya.
"Apaan lo? Lepas nggak!"
"Karena gue Abang yang pengertian, jadi gue bakal temenin lo ke sana. Yow, let's go!"
Alaric menggiring April menuju ruang kerja Loga. Meski sudah berusaha memberontak, tapi Alaric tetap berhasil membawa April sampai depan pintu ruang kerja Papanya itu. Yah, meski dengan penuh perjuangan mendapat serangan April yang bertubi-tubi. Mungkin setelah ini punggung kakinya akan memar karena beberapa kali mendapat injakan super dari April.
"Tunggu apa lagi? Buruan!"
"Tch!"
Mendapati April yang tidak bergerak sama sekali membuat Alaric geram.
"E-Eh!!"
Pada akhirnya, Alaric membuka pintu ruangan Loga, lalu mendorong April hingga terhuyung masuk ke dalam ruangan. Setelah itu, Alaric menutup pintu dengan cepat dan menahannya supaya April tidak bisa keluar dari sana.
"Woy, Al! Buka, woy!" Geram April seraya mencoba membuka pintu, namun tidak bisa.
"April?"
"Eh!"
April kaget dan sontak menoleh ke belakang, mendapati Loga yang tengah duduk di meja kerjanya sambil menatap ke arahnya.
"Ada apa?"
"A-anu---
Anjir lo, Al! Awas aja, begitu keluar dari sini gue geprek lo. Aish!
"Ya?"
"Ekhem,"
April berdehem sebentar, mencoba terlihat tenang. Setelah berhasil menguasai diri, gadis itu berjalan melangkah menuju meja kerja Loga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Irreplaceable [END]
Romance🌻Ini kisahnya April dan Elang🌻 Menceritakan tentang arti cinta, keluarga, pengorbanan, kesetiaan, dan penantian~ [Sebenarnya ini Book lama, cerita pertama yang saya tulis (tahun 2017). Tapi ceritanya sempet hiatus, lalu saya unpub, saya revisi, te...
![Irreplaceable [END]](https://img.wattpad.com/cover/108729465-64-k972972.jpg)