🌻56

35 6 0
                                        

Tanah Lot sekaligus menjadi destinasi terakhir study tour di Pulau Bali. Usai dari sana, rombongan study tour melanjutkan perjalanan pulang ke Jakarta.

Keesokan harinya pada pukul 06.30 pagi, peserta telah sampai dengan selamat di depan gerbang sekolah.

"Eh?"

April kaget dong, begitu turun dari bus, tiba-tiba di sambut oleh Loga.

"Biar Papa saja." Kata Pria itu seraya mengambil alih barang bawaan milik April. Tas gendong, dan dua tas yang berisi---mungkin oleh-oleh?

Meski sedikit tidak nyaman, April tak menolak bantuan Loga, lalu mengikuti langkah pria itu menuju mobil yang terparkir tak jauh dari posisi bus tadi.

Loga memasukan semua barang bawaan April ke kursi belakang. Sengaja, biar putrinya mau duduk di sebelahnya. Haha. Dan itu berhasil. Ketika Loga membuka pintu depan di sebelah kemudi, April langsung masuk tanpa protes.

"April sudah sarapan?" Tanya Loga begitu mobil sudah melaju.

April menggeleng, karena sepanjang perjalanan gadis itu tertidur. Karena kalau melek, perutnya bakalan mual dan berakhir mutah.

April mengernyit bingung ketika Loga menjulurkan kotak bekal berwarna hijau ke arahnya.

"Mama yang membuatnya, lalu menitipkannya kepada Papa. Tapi jika tidak sesuai dengan selera April, Papa bisa mencari rumah makan di sekitar sini nanti."

"Tidak perlu."

April meraih kotak bekal itu, lalu membukanya. Sandwich dengan isian daun selada, tomat, keju slice, dan telur. Ada buah apel yang sudah diiris cantik, juga sekotak susu strawberry. Semuanya adalah makanan yang April suka, kecuali dengan tomatnya.

"Mama bilang, tomatnya harus dimakan juga. Itu vitamin."

Perkataan Loga membuat April yang hendak mengeluarkan tomatnya seketika berhenti. Mendengkus kecil, akhirnya gadis itu melahap sandwichnya, dengan tomat yang masih ada di dalamnya.

Melihat itu, diam-diam Loga tersenyum gemas. Ternyata putrinya terlihat semakin menggemaskan jika menurut seperti itu.

"Kasih ke April, biar ada percakapan di mobil. Yakali selama dua puluh menit mau diem-dieman aja. Semisal nggak ngomong pun setidaknya mulutnya ngunyah, jadi nggak canggung-canggung amat. Syukur-syukur kalian bisa makan berdua sambil ngobrol, hihi"

Jangankan mengobrol sambil makan seperti yang dikatakan Jillian, bahkan berniat menawari Loga saja tidak. Padahal ada dua sandwich berukuran besar di dalam kotak bekal itu. April malah menghabiskan semua itu sendiri sampai perutnya merasa kenyang.

Tak apa, Loga sabar dan kuat kok.

Begitu sampai di rumah, April disambut oleh Jillian dan Alaric. Loga menyuruh pelayan untuk membawa barang bawaan April masuk ke dalam rumah.

"Selamat datang ke rumah, April~" seru Jillian dengan wajah ceria menyambut kedatangan April.

"Aih, harus banget ya gue ikutan?" Gerutu Alaric membuat Jillian menyikut perut laki-laki itu seraya melirik tajam, membuat Alaric mendengkus.

April cuma tersenyum canggung. Dalam hatinya bertanya. Apa-apaan sih mereka?

Tapi tetap salim ke Jillian, membuat wanita itu semakin melebarkan senyumnya, lalu memeluk April dengan sayang.

"April sudah sarapan?"

Gadis itu mengangguk.

"Sip. Kalau gitu April langsung ke kamar aja, istirahat. Pasti capek abis perjalanan panjang."

Irreplaceable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang