Bab 1

152K 4.8K 83
                                    

Sebulan sudah berlalu, bahkan Elle  tidak menyangka ia akan diterima berkerja di perusahan yang sebulan lalu di kunjunginya ralat tempat dimana ia melamar pekerjaan.

Namun, yang menjadi masalahnya selama bekerja, Bosnya sangat menjengkelkan. Terkadang bosnya sangat cerewet memerintahkannya untuk melakukan ini dan itu. Terkadang juga dia marah-marah tidak jelas dan dalam waktu singkat bosnya bisa saja tidak terlalu banyak berbica.  Namun dalam saat yang berbeda bosnya akan menjadi pria nakal yang cenderung senang merayu dan sedikit vulgar.

Tetapi dari semua sifat yang dimiliki atasannya, yang lebih memdomimasi sifat dingin bosnya yang jarang sekali berbiraca. Jika berbicara, itupun hanya sepatah dua patah kata.

Elle berdiri dari duduknya ketika ia mendengarkan suara hentakan sepatu di lantai tempat ia berkerja.

Dari arah koridor mucul seseorang yang memiliki wajah rupawan dengan kombinasi yang sempurna untuk tubuh yang tinggi serta langsing dan berotot

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari arah koridor mucul seseorang yang memiliki wajah rupawan dengan kombinasi yang sempurna untuk tubuh yang tinggi serta langsing dan berotot. Rambutnya yang berwarna coklat tembaga dan acak-acakan justru menambah pesona lelaki tersebut. Ia memiliki mata berwarna abu-abu yang tajam dan membara. Ditambah dengan bibir merah muda seksi yang dapat menggoda setiap wanita yang melihatnya.

"Selamat pagi Sir," sapanya sambil menundukan kepalanya.

Christian -atasannya- hanya mentapnya sesaat lalu kembali melanjutkan langkahnya memasuki ruangan yang berada di balik pintu coklat.

"Ck.. Dia memang tampan. Tapi menjengkelkan!" Gerutunya sebal.

Elle menyalakann komputernya, melanjutkan perkerjaannya yang tertunda di pagi hari yang menjengkelkan.

Tidak ada yang berubah dari sebelum ia berkerja dan sesudah, mungkin hanya saja ia dapat memenuhi kebutuhannya hidupnya lebih baik dari sebelumnya.

Dan berkerja di sebuah perusahan ternama di Amerika bahkan terkenal di benua lain, semuanya orang mungkin sangat menginginkan posisinya saat ini. Menjadi sekertaris seorang Presiden Direktur utama sekaligus CEO perusahaan siapa yang tidak mau? Mungkin hanya orang yang tidak waras saja yang tidak menginginkan posisinya sekarang.

***

Elle berjalan menyusuri ramainya kota New York di malam hari. Selepasnya pulang bekerja, ia memutuskan untuk makan malam di salah satu restoran cepat saji yang terletak tidak jauh dari tempatnya berkerja.

Pelayan berpakaian hitam putih menghampirinya sambil memegang pulpen dan buku catatan berukuran kecil.

"Anda ingin menesan apa nona?" Tanyanya.

Elle mengalihkan pandangannya dari layar ponsel, menatap wajah wanita di hadapan. " sepiring kentang goreng dan segelas lemon tea." Jawabnya sambil tersenyum.

The Billionaire's ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang