Bab 37 (Mature)

67.9K 1.9K 12
                                    

Christian membawa Elle duduk di singel sofa, ia mendudukkan wanita itu pangkuannya. Christian masih berusaha menenangkan Elle yang menangis di pelukannya. Bibirnya menciumi pucuk kepala wanita itu.

Ketika Elle mengangkat kepalanya dan menatap wajah Christian, pria itu menciumnya lembut. Elle bahkan melupakan apa yang baru saja terjadi di antara mereka saat bibir Christian menyapu bibirnya dengan lembut dan begitu sensual. Jantung Elle mulai berdetak cepat dan nadinya berdenyut keras di sekujur tubuhnya hingga ia bisa merasakan getaran di seluruh tubuhnya. Christian membuka kancing kemeja yang dikenakan olehnya, menyusupkan tangan besar pria itu di antara kulit dada dan perutnya. Semuanya dilakukan dalam satu gerakan oleh Christian. Pria itu begitu mendominasi dan mengairahkan di waktu yang bersamaan. Elle merasa, ia telah jatuh cinta terlalu dalam terhadap pria brengsek di depannya.

Christian mengangkat tubuhnya secara pelan dan dengan refleks Elle melingkarkan kakinya di sekitar pinggang Christian dengan tangan yang bertumpu di antara leher dan bahu Christian. Christian membawanya ke dalam ruangan asing yang tak pernah dimasuki oleh Elle. Dengan ciuman yang tak terlepas, Christian membawa tubuhnya berada di atas  tempat tidur.

Christian menyentuhnya seakan sedang menyentuh cangkang kerang yang rapuh, dengan lembut dan perlahan, sehingga menimbulkan lilitan aneh yang terasa di perutnya---hingga turun ke bagaian bawah lagi. Christian membuatnya merasakan melayang setinggi langit, sehingga mendorongnya untuk melupakan seluruh masalah di hidupnya.

Elle membuka jas dan kancing kemeja Christian secara bersamaan, menariknya turun hingga terlepas dan jatuh ke samping tubuhnya. Dengan napas terengah, mereka kembali menanggalkan pakaian satu sama lain, Elle tidak sabar ingin menyatukan tubuhnya dengan tubuh Christian, kaki dengan kaki, dan bibir dengan bibir. Christian membuat darahnya terasa panas ketika tangan pria itu meluncur ke dalam inti tubuhnya. Memuaskannya dengan lembut dan penuh perasaan. Mulut Christian tetap melumatnya, bahkan turun ke daerah leher dan dadanya yang tidak terbungkus dengan apapun. Elle bahkan dapat merasakan rambut tipis Christian yang berada di wajah pria itu, mengenai kulitnya.

Christian membuat dirinya melukai punggung pria itu ketika tangan Christian semakin menguasainya, melengkungkan tubuhnya ke atas hingga Elle sadar bahwa dirinya meneriaki nama Christian dengan suara lantang. Elle memikik pelan saat Christian tetap memainkannya dan merasakan ledakan sensasi memuaskan yang menjalar dari dadanya hingga ke inti tubuhnya yang terasa semakin lembab.

"Kau membuatku semakin melayang, Christian!" Elle mejerit keras.

Elle begitu terlena dengan setiap permainan yang dilakukan oleh Christian. Mereka menjadi satu, berbaur dalam gelombang gairah yang menghapuskan pemisah di antara tubuh mereka. Mulut dan tangan Christian yang bebas, tetap mebuatnya semakin melayang melewati atmosfer bumi.

Christian mendorong pelan miliknya memasuki milik Elle. Pria itu mendorong dengan kuat dalam sekali sentakan. Ritme pria itu sangat cepat dan liar, dan secara insting pinggul Elle ikut bergerak ketika Christian semakin memompa kepada tubuhnya. Christian kembali menghujam, lebih dalam dan lebih dalam lagi.

Mereka mencapai klimaks bersamaan. Elle dapat merasakan pembuluh darahnya menonjol di balik kulit. Ia menatap wajah Christian dengan senyuman dan matanya yang mengunci pria itu. Dan kemudian mereka kembali mendapatkan ledakan kenimatan, menghantamnya dengan keras hingga membuat Elle kembali berteriak.

Di sela-sela percintaan mereka yang terjadi berulang-ulang. Elle menyeringai dan mencium bibir pria itu dengan sekali tarikan nafas.

***

Elle kembali mengenakan pakaiannya setelah mereka saling memeluk dalam waktu lama. Sambil mengancing kembali kemejanya di hadapah Christian, matanya mengamati kamar berukuran sedang di hadapannya. Elle tidak tahu jelas apa warna dindingnya, tapi yang jelas dindingnya dilapisi dengan kain beludru berwarna merah. Sebuah televisi berada di depan tempat tidur dengan lukisan abstrak yang tergantung di dinding yang paling dekat dengan pintu.

"Aku baru tahu kau memiliki kamar di dalam ruanganmu," ujar Elle sembari menyisir rambutnya menggunakan tangan.

"Dulu aku sering menggunakannya untuk beristirahat ketika aku lembur," jawab Christian.

Elle menyeringai. "Dan sekarang kau menggunakannya untuk bercinta."

"Hanya bersamamu."

"Berhenti membual, Christian!" Elle tertawa sambil memasang sepatunya.

"Aku serius. Tidak ada satu wanita pun yang kubawa ke kamar ini selain dirimu."

"Wah.. aku merasa tersanjaung."

Christian yang sudah mengenakan pakainnya bangkit dari tempat tidur. Pria itu memeluknya dari belakang sambil menciumi rambut Elle. "Apa yang kau pikirkan tentang cinta, Elle?"

Elle terkejut ketika Christian bertanya hal yang tidak pernah dipikirkan oleh Elle sendiri. Elle berbalik, ia menatap Chirtian yang lebih tinggi darinya. "Kau bertanya kepadaku?"

Christian hanya mengangguk.

"Begini, Christian.." Elle memberi jeda untuk mengambil nafas. "...kau dan aku tahu jelas bahwa aku tidak pernah merasakan cinya di hidupku---maksudku cinta dari orang asing di luar keluargaku. Aku tidak pernah berpacaran sebelum aku bertemu denganmu. Aku jelas tidak tahu apa aku pernah merasakan apa itu jatuh cinta atau tidak. Tapi yang kutahu, aku pernah menyukai seseorang di saat aku duduk di tingkat pertama sekolah menengah. Tapi tetap saja, aku tidak tahu apa itu cinta atau hanya mengagumi kepribadian seseorang."

"Apa menurutmu cinta itu ada?"

Elle sontak mengangguk. "Tentu saja, cinta itu nyata, Christian."

"Lalu, apa kau mencintaiku?"

Elle merasakan jantungnya seakan meloncat keluar dari tempatnya. Ia tidak tahu bagaimana ia harus menjawab apa yang ditanyakan oleh, Christian. Elle merasa sakit ketika pria itu menyakitinya. Elle merasa melayang ketika Christian seakan menghormatinya, mencintainya, lalu menghujamnya. Elle jelas nyaman berada di dekat, Christian. Tapi apa itu cinta?

"Aku.. aku tidak tahu," cicit Elle pelan.

Tiba-tiba Christian memelukmya. Pria itu membenamkan wajahnya bahu Elle. "Aku nyaman berada di dekatmu, Elle."

"Aku tidak ingin kau meninggalkanku." Elle merasa pasokan oksigennya semakin menipis. Gravitasi di sekililingnya seakan terkuras habis hingga membuatnya melayang-layang.

"Dan kuharap kau tidak akan meninggalkanku."

The Billionaire's ColdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang