Elle duduk dengan bosan sambil memandangi televisi yang sedang menyiarkan berita harian mengenai cuaca di Spanyol.
Matanya terus melirik kearah pintu. Berharap seseorang yang ditunggunya sedari tadi muncul dan menampilkan tubuhnya yang mengenakan kemeja dan tuxedo.
Sudah sejam lamanya Christian pergi meninggalkan Elle seorang diri dirumah sebesar ini. Katanya, pria itu ingin mengunjungi teman lama namun sampai saat ini pria itu tidak juga menampilkan batang hidungnya.
Untuk masalah kepergian Christian selama sebulan. Pria itu sudah menjelaskannya setelah ia paksa dengan keras. Lebih tepat, karna ia terlama mendramatisir keadaan.
Setelah makan malam selesai Christian bangkit lalu berjalan kearah ruang tamu sambil menyalakan televisi yang menyiarkan berita olahraga yang sangat tidak diminati oleh Elle.
Sedangkan wanita itu, membereskan seluruh gelas dan piring yang digunakan lalu mencucinya di tempat pencucian piring. Seperti seorang istri yang mencuci piring setelah makan dan berniat menghampiri suaminya yang bersantai di ruang tamu.
Setidaknya itulah yang ada di pikiran wanita itu sejak tadi.
Setelah mencuci semua piring dan memastikan tidak ada bekas makanan atau sabun di tangannya, Elle beranjak dan berjalan menghampiri Christian yang hanya menatap kearah televisi.
"Christian?" panggilnya lalu duduk tanpa di perbolehkan.
"Ada apa?"
Elle gugup. Ia meremas ujung pakainnya dengan sangat keras. Matanya menatap kearah Christian yang tidak menghiraukan keberadaannya. Padahal jarak mereka sangat dekat, mungkin hanya beberapa jengkal saja.
Sebenarnya wanita itu ragu untuk mengatakan maksudnya. Ia tidak mau terlihat seperti wanita agresif di hadapan Christian. Tapi jika ia tidak bertanya, sampai kapanpun Elle tidak akan pernah bisa menghilangkan rasa penasarannya.
Setelah menghirup oksigen yang banyak berserta mengumpulkan keberaniannya, Elle berkata. "Kemana saja kau selama sebulan ini? Kau menghilang begitu saja seperti ditelan bumi."
Christian menatapnya, menaikan salah satu alisnya lalu kembali menatap televisi. "Bukan urusanmu!" jawabnya dengan suara datar.
Huft. Inilah yang Elle takutkan. Jawaban yang didapatnya tidak sesuai dengan harapan.
"Ayolah Chris, kau membuat kepalaku pusing dengan kepergianmu yang entah kemana."
Christian mengerinyitkan keningnya, "Maksudmu?"
Sontak Elle gugup setengah mati. Sepertinya wanita itu salah bicara. Elle merasa perkatataannya mencerminkan seorang wanita yang pusing karna tidak dapat menemukan keberadaan kekasihnya.
"Em-- maksudku, kau membuatku pusing dengan pekerjaan menumpuk karena ke tidak hadiranmu di kantor." Bohong Elle.
"Bukankah itu pekerjaanmu."
"Itu memang benar. Tapi pekerjaanku tidak akan sebanyak itu jika kau tidak menghilang begitu. Kau membuatku bermalam di kantor!" Cukup sudah! Elle benar-benar geram dengan pria di sampingnya. Pria ini berkata seperti hal ini bukanlah masalah besar. Padahal kenyataannya, gara-gara perkejaan sialan itu, berat tubuhnya berkurang beberapa kilo.
"Itu masalahmu. Jika kau mengambil suatu pekerjaan, kau harus berani menanggung resikonya."
Elle diam tidak berkenan untuk mejawab perkataan Christian. Lagi pula, jika di pikir-pikir Christian benar. Ini semua resikonya, bekerja tidak hanya senangnya juga tapi susahnya pun ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Cold
RomantizmBagian diprivate acak, silahkan follow sebelum membaca. ____________________________________ Berkerja sebagai sekertaris di sebuah perusahan terkenal di Amerika Serikat adalah impian seorang wanita polos bernama Elle Watson. Hal itu terwujud setelah...