Christian merentangkan kedua tangannya ke udara. Salah satu tangannya tertarik untuk menutupi mulutnya yang menguap secara tiba-tiba. Lelaki itu sungguh lelah seharian ini, bahkan ia menghabiskan waktu tiga jam untuk tidur siang.
Ini kesempatan langka, biasanya ia hanya tidur siang selama dua puluh sampai tiga puluh menit itu pun di sela-sela jam kantor.
Sehabis menonton film bersama Elle, mereka berdua memutuskan berpisah di tangga terakhir lantai dua. Elle kembali ke kamar wanita itu, begitu pun dengannya.
"Ekhemmm," Christian berdehem. Ia merasakan tenggorokannya kering. Sepertinya pria itu membutuhkan segelas air untuk menormalkan kembali tenggorokannya.
Christian bangkit dari tempat tidurnya. Kakinya melangkah keluar kamar menuju dapur yang terletak di lantai satu. Sekilas di ujung tangga terakhir, Christian dapat melihat sesorang wanita yang sedang mengeluarkan beberapa bahan masakan dari kulkas maupun beberapa kabinet.
"Kau sedang apa?"
Mata coklat wanita itu mendongkakkan kepalanya kearah Christian. "Menurutmu, apa yang dilakukan wanita di dapur dengan sayuran dan beberapa bumbu?"
"Memasak."
"Kau tau, dan kau masih bertanya."
"Tidak perlu, kau tidak perlu memasak untuk malam ini. Kita akan makan di luar."
Kedua bola mata Elle berbinar bahagia. Wanita itu benar-benar sangat senang. Makan di luar berarti sama saja dengan jalan-jalan, pikir Elle karna selama mereka berada di Puerto Rico Christian tidak pernah mengajak Elle pergi keluar.
"Jam berapa kita akan pergi?"
"Jam tujuh malam, maka segera lah bersiap."
Elle tersenyum manis. "Baiklah, aku akan bersiap sekarang."
Christian memperhatikan Elle yang terlihat bahagia. Lalu wanita itu pergi dan menghilang bersamaan pintu abu-abu yang menutup.
Christian tersenyum, pria itu kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap seperti yang dilakukan Elle.
***
Di bawah siraman air dari shower, Elle tersenyum bahagia. Ia senang Christian mengajaknya berjalan-jalan. Bukankah makan di luar sama saja dengan berjalan-jalan.
Elle keluar dari kamar mandi saat merasakan tubuhnya sudah bersih dan siap untuk berdandan serta mengenakan pakaian.
Elle tersenyum, selalu seperti ini ketika wanita itu menghirup aroma apel hijau dari tubuhnya. Sungguh memabukkan.
Kening Elle mengerinyit ketika mendapati sebuah kotak persegi berwarna hitam di atas tempat tidurnya. Seingatnya, ia belum melihat kotak itu beberapa menit yang lalu.
Elle melangkahkan kakinya kearah ranjang, tangannya menjulur untuk mengambil kotak tersebut. Terdapat nama brand pakaian mahal di depan kotak, Elle membukanya.
Matanya melebar ketika mendapati gaun berwarna merah darah bergaya A-Line/Princess Scoop Neck Floor-Chiffon Bridesmaid Dress With Ruffle.
Gaun yang indah, pikir Elle.
Lalu, di bagian bawah terdapat kertas yang bertuliskan; Jangan lupa kenakan ini. Aku yakin kau akan terlihat cantik.
-CS-
Sedetik kemudian Elle tersenyum membayangkan Christian yang masuk ke kamarnya saat ia berada di dalam kamar mandi.
Ingat dengan waktu yang di milikinya tidak banyak, Elle dengan cepat bersiap di depan meia rias. Wanita itu mulai mendandani wajahnya sebisa mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Cold
RomansaBagian diprivate acak, silahkan follow sebelum membaca. ____________________________________ Berkerja sebagai sekertaris di sebuah perusahan terkenal di Amerika Serikat adalah impian seorang wanita polos bernama Elle Watson. Hal itu terwujud setelah...