Sebulan sudah, Christian pergi menghilang seperti ditelan bumi. Tidak ada kabar dari pria itu, bahkan di kantor pun lelaki itu tidak ada.
Dan sekarang, Elle benar-benar merasa ia seperti seorang wanita yang ditinggalkan prianya setelah melakukan hal seperti itu.
Walaupun hanya mengenal Christian selama beberapa bulan dan lebih dekat selama beberapa minggu. Rasanya, ketidak adanya Christian membuat harinya berbeda.
Tidak ada lagi si bos pemaksa, mesum di setiap kesempatan dan dingin dan kaku di waktu yang bersaman. Rasanya harinya ada yang berbeda setelah hilangnya pria itu.
Sedangkan James, pria itu selalu mendekatinya. Mengajaknya makan siang, walau lebih sering ia tolak. Mengantarkannya pulang di beberapa kesempatan dan terkadang mengajaknya diner dan menonton film diakhir pekan.
Seperti saat ini, ia dan James sedang berjalan-jalan di mall terdekat dari apartemennya. Tidak banyak yang dibelinya, hanya buku manajemen, benerapa novel dan pakaian kantor. Jujus saja, Elle bukan wanita yang suka berbelanja. Lebih baik ia menghabiskan akhir pekan dikamarnya sambil ditemani novel dan secangkir teh hangat dari pada harus berjalan-jalan mengelilingi mall yang tidak bisa dihitungnya berapa lebar dan panjangnya.
"Apa kau ingin makan Elle?" Elle mengarahkan tangannya kebawah dagu, seperti orang yang berpikir.
"Boleh, rasamya perutku juga sangat lapar." Elle menyengir.
James mengiring Elle ke restoran seafood yang mereka temui. "Kau tidak mempunyai alergi terhadap seafood kan?" tanya James.
"Tenang saja, aku memakan segalanya. Kecuali makanan hewan." Mereka tertawa bersamaa.
Seorang pelayan laki-laki menghampiri meja mereka sambil membawa buku menu berserta note kecil dan sebuah pulpen. "Maaf, ingin memesan apa?"
"Kau ingin apa?" tanya Elle.
"Aku mengikutimu saja." Elle mengangguk. "Dua porsi kepiting rebus dangan saus tiram dan dua gelas lemon tea, please."
Pelayan tersebut mengangguk, mengulangi pesanan Elle. Lalu berlalu meninggalkan mereka berdua.
"Apa kau tau bagaimana rupa atasan kita? Aku tidak pernah melihatnya selama sebulan berkerja disana."
Ah ya, Elle melupakan satu fakta, bahwa James adalah karyawan baru dengan divinisi yang sama dengannya. Namun tentu saja berbeda lantai tentunya.
Mengingat Christian membuatnya merasa tak nyamana. Bagaimana bisa ia harus merasa biasa saja. Jika keadaannya Christian tidak datang kerumahnya, mungkin ia tidak akan gemas sendiri seperti ini. Tapi keadannya berbeda! Christian datang keapartemennya, lalu mencumbuinya dengan panas.
Ah, rasanya bibir Christian masih terasa di bibir dan lehernya. Pria itu benar-benar seorang yang ahli.
"Selama sebulan ini, dia memang tidak pernah hadir di kantor. Kurasa dia ada kesibukan lain." Atau mungkin, menghindariku. Sambung Elle dalam hati.
"Kudengar dia orang yang terlalu sempurna. Satu kesalahan yang dibuat, pria itu akan memecat karyawannya."
Elle menganggakat bahunya, tanta tidak tau. "Dia tidak pernah seperti itu denganku."
Yang benar saja Elle. Kau hampir saja kehilangan perkerjaanmu karna terlambat kekantor. Sialan! Berani-beraninya gadis berambut merah di dalam batinnya yang duduk diatas meja mengucapkan itu.
"Ah, kukira kau tau. Mungkin dia menyukaimu."
Christian, menyukainya? Yang benar saja! Pria itu hanya menginginkan tubuhnya saja! Pikir Elle.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Cold
RomanceBagian diprivate acak, silahkan follow sebelum membaca. ____________________________________ Berkerja sebagai sekertaris di sebuah perusahan terkenal di Amerika Serikat adalah impian seorang wanita polos bernama Elle Watson. Hal itu terwujud setelah...