300 vote untuk bab selanjutnya bisa gak?
Selamat membaca!
***
Semakin lama hubungan tanpa kepastian yang dijalani oleh Elle dan Christian, Elle semakin dibuat terperangah dengan setiap kejutan yang diberikan oleh Christian di hidupnya. Pria itu bisa saja berdiri di depan pintu apartemennya pada tengah malam. Atau sudah berada di kamarnya saat ia terbagun di pagi hari. Elle tidak tahu bagaimana caranya pria itu bisa masuk, tapi kehadiran Christian di pagi hari bagikan vitamin kehidupan untuknya.
Seperti pagi ini, Elle terbangun dari tidurnya saat merasakan sebuah tangan yang mengelus kepala dan wajahnya. Ia tersenyum ketika membuka mata, mendapati Christian dengan setelan kantornya dan senyum tipis di bibir pria itu.
"Selamat pagi," sapa Elle.
Elle belum menyiapkan diri, ketika ia menerima ciuman mendadak dari Christian. Pria itu menciumnya dalam, dan ciuman-ciuman kecil di wajahnya. "Aku suka bibirmu."
"Astaga, Christian! Aku belum gosok gigi!"
Christian menaikkan alisnya. "Lalu?"
"Persetan denganmu!"
Elle bangkit dari tempat tidur. Tangannya mendorong tubuh besar Christian agar menyingkir dari hadapannya. Sebelum Christian membuat ulah lagi, Elle sudah masuk ke dalam kamar mandi dengan tawa bahagia.
"Apa kau tidak ingin mandi bersamaku?" tanya Christian dari balik pintu.
"Tidak, terima kasih."
"Aku tidak keberatan jika aku harus mandi lagi, asal itu bersamamu."
"Aku tidak mau mengambil resiko terlambat bekerja dan mendapatkan surat peringatan dari bosku." Elle menyindir Christian sambil tersenyum. Lalu, ketika air membasahi tubuhnya, ia mengigil karena salah menyalakan air.
"Sial! Kapan aku menyalakan air dingin," umpatnya pelan.
"Kita bisa melakukan dengan cepat. Aku tidak keberatan jika harus menggunakan kamar mandi."
Elle membuka pintu kamar mandi. Tubuhnya yang basah dibalut oleh mantel mandi berwarna merah muda. Air menetes, menelusuri lekuk tubuhnya. Ia memandang Christian sebal dan berlalu melewati pria itu, menuju lemari bajunya. "Aku bersumpah akan menendang bokongmu jika kau selalu berbicara tentang seks dan bercumbu!"
Elle dapat mendengar Christian yang terkekeh. "Sepertinya menyenangkan. Aku tidak pernah ditendang oleh wanita. Dan kurasa kau adalah pilihan yang bagus untuk mencobanya."
Elle melapaskan mentelnya di depan Christian. Sambil mengenakan pakaian dalamnya, Elle menggerutu sebal. "Mengapa kau menyebalkan?!"
"Menyebalkan dan aku, merupakan kombinasi yang sempurna sayang."
Christian mendekat saat Elle berusaha menarik resleting di bagian belakang punggungnya. Christian mengenyahkan tanganya, mencoba membantu Elle dengan deru nafas tak beraturan yang menghebus di bahu Elle.
"Hilangkan gairahmu, Christian!"
"Tidak jika aku berada di dekatmu."
Di saat bersamaan, Christian mencium bahunya hingga mengisap lehernya pelan. Setelan yang sudah terpakai rapi, kini kembali berantakan di atas lantai. Christian membalik tubuhnya, mengendong Elle tanpa melepaskan ciuman mereka, dan berakhir di atas tempat tidur.
***
Elle dan Christian terlambat untuk pergi ke kantor. Bahkan mereka tidak pergi bekerja, ketika terbangun dari tidur saat senja sudah menjemput. Christian benar-benar tidak memberinya nafas untuk berhenti sejenak. Pria itu menguasainya, mencumbunya dan memasukinya dengan penuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Cold
RomantizmBagian diprivate acak, silahkan follow sebelum membaca. ____________________________________ Berkerja sebagai sekertaris di sebuah perusahan terkenal di Amerika Serikat adalah impian seorang wanita polos bernama Elle Watson. Hal itu terwujud setelah...