"Sssh... aww." Gadis itu memeluk dirinya sendiri sembari berbaring di kasur, Dia menyatukan kedua paha ke perut, membuat tubuhnya seperti janin.
Gadis berkulit putih itu memegangi perutnya yang sakit seakan ikut merasakan hal yang dilakukan tokoh utama di novel yang sedang dibacanya.
"Aahhhh...," desahannya kembali keluar lirih.
"Re, turun sini. Fiko udah dateng," teriakan Mamanya dari bawah membuat gadis berumur 16 tahun itu terduduk sigap dan langsung menutup novelnya cepat.
"Iya Ma, suruh dia nunggu sebentar."
Gadis itu mengibas-ibaskan jarinya dengan gerakan mengipasi wajahnya. Dia yakin mukanya sudah memerah.Kemudian, dia mencepol rambutnya asal. Pemilik kamar bernuansa abu-abu itu langsung turun tangga menemui sahabatnya sedari kecil.
Fiko memiringkan wajahnya ke kiri melihat kedatangan gadis yang biasa dipanggil Re itu dengan pandangan menyipit.
"Abis mainan kucing ya lo?" Fiko berkata sambil menuding gadis itu dengan telunjuk panjangnya.
Gadis itu tertawa singkat lalu menjawab, "Padahal gue udah yakin muka gue udah nggak merah pas mau turun. Lo emang sahabat terbaik, gue abis mainan kucing aja lo tau."
"Sesama pecinta kucing pasti tau lah, mau lo tutupin serapat apapun." Fiko menjawab sambil tersenyum miring.
"Jadi, lo mau ngapain kesini?" tanya gadis itu dengan senyum di akhir kalimatnya.
Namanya Renata Audi. Kelas 11 Mipa 3, SMA Harapan Nusa, Jakarta. Hanya murid biasa di sekolah swasta yang terbilang luar biasa.
Fiko adalah sahabatnya sedari kecil. Bahkan Renata sudah menganggap Fiko sebagai kakaknya.
"Gue mau fotokopi mapel kimia. Besok kelas kita ulangan kan?"
"Duh, ngapain lo ke rumah gue juga. Lo kan bisa minta gue kirim gambar kertasnya ke lo. Gimana sih, jangan mempersulit diri deh."
Cowok itu tersenyum miring. Fiko mengambil minum yang telah disediakan Tante Arinda a.k.a Mama Renata. "Emang bisa sih sebenernya, tapi gue mau sekalian ngambil CD 'kucing' gue. Kan masih di lo."
"Oh iya!" celetuk Renata menepuk dahinya, "Gue ke atas dulu ya. Mau ngambil CD lo."
Tanpa menunggu jawaban Fiko, Renata langsung berdiri dari sofa dan menaiki anak tangga.
'Kucing' itulah penyebutan mereka berdua saat mereka sedang melakukan hal yang mereka senangi tapi termasuk perbuatan laknat untuk anak SMA. Seperti tadi, Renata yang baru mainin kucing sebelum Fiko datang di kamar.
"Menurut lo gimana kucingnya?" tanya Fiko saat Renata menyerahkan CD cowok itu.
"Bagus kok, reccomended banget buat para pecinta kucing. Film baru ya, gue suka roti sobek cowoknya. Bikin gue ngiler," kata Renata sambil tertawa. Dia memelankan suaranya saat bicara roti sobek.
"Duh, otak lo mah kesana mulu," kata Fiko sambil menjitak dahi cewek itu.
"Ya biarin sih, emang siapa yang ngajarin gue mainan 'kucing'!" gertak Renata mulai nyolot sambil teriak.
"Re! Sejak kapan kamu miara kucing?" kata Mama Renata. Teriakan Renata sampai dapur ternyata.
Renata Audi, segala kehidupannya berputar pada novel dan film yang selalu direkomendasikan oleh Fiko.
Film yang tidak layak ditonton anak SMA. Istilah gampangnya mereka suka menonton film bokep dan membaca novel erotik.
Awalnya Renata juga jijik mengetahui sahabatnya itu suka 'kucing'. Tapi setelah terbiasa dengan Fiko akhirnya Renata malah ikut ke dalam pusaran jurang Fiko.
"Enggak, Ma. Bukan apa-apa!" jawab Renata cepat sambil berteriak juga.
Fiko tertawa sambil memegangi perutnya melihat hal tersebut. Renata hanya mampu melotot pada Fiko.
"Ya udah Re, gue pulang dulu ya. Jangan mainan kucing mulu. Belajar kimia sana.""Iya, nanti juga gue belajar. Sana pergi deh lo."
Renata menjawab sambil mengerucutkan bibirnya. Fiko melihat hal itu tidak bisa menahan senyumnya, "Oke, bye Re."
Pusaran yang selalu mengantarnya ke arah dosa dengan menonton film yang tidak sesuai umurnya. Tapi Renata sudah terjatuh terlalu dalam, sulit untuk mendaki agar kembali ke jalan yang benar.
Mesum? Katakanlah saja begitu. Dia memang cewek mesum tapi dia tidak pernah sekalipun mempraktikan apa yang telah ia baca dan tonton di novel dan film.
Dengan membaca dan menonton hal tersebut ia sadar, dia menjadi lebih berhati-hati menjaga dirinya sendiri karena dia tau resiko apa yang akan dialaminya jika Renata melakuakan adegan yang seperti di film maupun novel.
Itulah Renata Audi, selamat datang di kehidupannya yang gelap, penuh dengan kucing dan roti sobek di kepalanya.
* * *
Vote dan komen ya guys biar aku semangat nulisnya hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Meow [Completed]
Teen FictionWARNING! 17+ Mengandung kata-kata kasar dan sedikit bumbu dewasa. Bijaklah membaca. * * * Si cewek mesum dan si cowok yang menghindari hal-hal mesum, seekor kucing membuat mereka merasa terkoneksi satu sama lain. Mereka terlalu berbeda dari seg...