-Meow- 5

2.5K 164 475
                                    

Vote dan comment ya. Semoga suka!

*  *  *

GUBRAK

Suara sepatu dibanting ke lantai terdengar amat keras di teras yang lengang.

"Duh, gue bisa telat ini."

Renata mengikat asal tali sepatunya dan langsung berdiri sambil mengikat rambutnya jadi satu dengan jedai yang tadi cewek itu jepitkan di kerah kemeja OSISnya.

Renata menggerutu sambil menuju garasi mengeluarkan motor kesayangannya. Renata naik motor itu dan memutar kuncinya.

"Bangke, lo bangke!" Renata memukul-mukul speedometer yang menunjukan bahwa motor itu kehabisan bensin.

"Argggh." Setelah menurunkan standard motor dan masih setia duduk di motor abu-abunya, cewek itu menelepon Fiko.

Hari senin pagi, seperti sekolah pada umunya hari ini ada upacara bendera. Dan sialnya tadi malam Renata maraton menyelesaikan novel erotiknya sampai pukul dua pagi.

Karena dia berencana pergi ke toko buku weekend bersama Tasya nanti.

Seperti jatuh, lalu tertimpa tangga kebetulan Mama tersayangnya sedang menginap di rumah Tante Rinka menyebabkan semalaman Renata sendirian. Yang mana membuat dirinya bangun kesiangan tanpa suara toa yang dihasilkan orang yang telah melahirkannya.

"Halo, Fik? Lo dimana?"

"Gue lagi di pom bensin. Tumben telepon, ada apa?"

Renata mengigit kukunya sendiri. "Parah Fik parah, lo ke rumah gue deh sekarang."

"Ngapain?" Ada nada heran terselip di suaranya.

"Cepet sini, anter gue. Gue masih di rumah...."

"Tumben lo belum...,"

"Dengerin gue Fik, gue nggak bisa ngebacot terlalu banyak sama lo sekarang. Urgent nih, motor gue bensinnya abis, lo kan tau kawasan perumahan ini gak ada tukang bensin eceran. Mama gue lagi pergi, pembantu gue pulang kampung. Kalo pesen ojek online sayang duit, semisal...,"

"Stop Re."

Renata langsung diam. Di saat seperti ini, cerewetnya bertambah dua kali lipat.

"Lo jangan nyerocos terus." Ada helaan napas terdengar diiringi dengan suara mesin motor yang dinyalakan dari seberang. "Gue ke rumah lo sekarang."

"Thank you Fik, i love you so much."

Fiko tertawa dan mematikan telepon secara sepihak. Renata memandangi ponselnya cengo karena kelakuan sahabatnya tersebut.

* * *

Hiduplah tanahku
Hiduplah negeriku
Bangsaku rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya
Untuk Indonesia raya

Sinar matahari menggoda murid-murid SMA Harapan Nusa untuk membunuhnya bersama-sama. Keringat mengucur deras bahkan ada siswa yang seragamnya menjadi transparan memperlihatkan apa yang ada di dalamnya karena semakin panasnya sengatan matahari.

"Huh," Renata menghela napas dan mengibas-ibaskan sepuluh jarinya yang terbuka ke depan muka untuk mengurangi panasnya hari ini.

Tanahku, negeriku, yang kucinta
Indonesia raya merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia raya

Di tambah suara anak paduan suara yang membuat Renata jengah ingin cepat-cepat menyelesaikan upacara ini.

Suara yang berbeda-beda jenis digabung jadi satu tanpa penyesuain nada dan komposisi. Huh, anak paduan suara hanya mementingkan suara mereka untuk perlombaan saja. Batin Renata.

Meow [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang