"Re, bangun! Fiko udah nungguin di bawah," kata Arinda-Mamanya Renata- sambil menepuk-nepuk bahu putrinya.
Renata perlahan membuka mata dan dia menutup matanya kembali karena ibunya membuka gorden kamar. Gadis itu menarik selimutnya sampai menutupi kepalanya.
"Ya Tuhan, bangun Re," kata mamanya.
Daripada diamuk Arinda, akhirnya Renata setengah duduk dan menguap lebar. "Jangan kelamaan siap-siapnya. Kasian Fiko nungguin sampe lumutan nanti," tukas Arinda sambil membawa keranjang baju kotor di kamar Renata lalu keluar kamar.
Renata mencepol asal rambutnya dan mencari flashdisk di meja belajar. Setelah menemukannya, Renata berjalan keluar kamar dengan membawa handuk di pundak. Dia menghampiri Fiko dulu sebelum memulai ritual mandi untuk mengembalikan flashdisk milik sahabatnya. "Pagi, Fik,"
"Pagi, Ena." Fiko mengernyit melihat kaos yang kini tengah dikenakan Renata. Kaos yang sering kali dilihat Fiko di feed instagramnya. Kaos itu sedang hits dipasarkan dan Fiko pernah sekali melihat harga kaos yang dikenakan Renata saat ini lumayan mahal. Lagipula, mungkin anak kecil pun tahu bahwa atasan yang dipakai Renata umumnya dipakai kalangan cowok.
Renata mengucek matanya dan duduk di sebelah Fiko. Bagi Fiko, cewek bercepol di sampingnya jadi memiliki aura yang sedikit berbeda karena kaosnya yang kebesaran sampai celana pendeknya hampir tak kelihatan. "Tumben beli kaos model cowok?" tanya Fiko.
Renata mengernyit tak mengerti namun karena pandangan Fiko menuju badannya dia jadi ikut menunduk melihat bajunya. "Ini kaosnya Galen," jawab Renata santai.
Galen lagi, Galen lagi. Renata sama Galen ngapain sampe pinjem-pinjeman baju gini, ya? Batin Fiko berbicara. Pikiran kotornya memikirkan yang tidak-tidak.
Setelah kejadian di kolam renang kemarin, Renata pulang langsung melepas kaos Galen dan menggantinya dengan miliknya sendiri. Namun, saat akan tidur tadi malam dia memakainya lagi karena dia sangat suka wangi parfum maskulin yang menguar dari kaos Galen. Kaos yang menempel di tubuhnya semalaman ini membuatnya tidur nyenyak.
Tapi sialnya Renata jadi bermimpi tentang Galen. Otaknya mengulang adegan dirinya dan pacarnya yang berada di tengah kolam dan berciuman bahkan adegannya lebih panas saat di mimpinya. Shit!
Mengingat hal itu hanya membuatnya jadi tersipu malu sekaligus tak habis pikir secara bersamaan. Galen memperlakukannya sangat manis dan lugu membuat hati Renata berbunga-bunga saat mengingatnya.
Fiko rasanya ingin bertanya mengapa Renata memakai kaos milik Galen tapi cewek itu memotongnya. "Nih FD lo gue balikin."
Fiko menatap flashdisk di tangannya. Oke, dia akan membahas hal lain. Lagipula tak ada penting-pentingnya membahas Galen baginya. "Udah lo tonton semua yang di FD ini?"
Renata menyeringai. "Gak gue tonton semua. Bentar lagi UAS takut tambah goblok gue nonton kucing jadi gue balikin."
"Itu mah dasarnya lo goblok aja, Re. Gak usah nyalahin kucingnya."
Renata melotot. "Enak aja! Gue gak bego-bego amat ya."
Fiko hanya terkekeh menanggapi sahabatnya. Renata berdiri dari sofa. "Ya udah gue mau mandi dulu ya."
Fiko mengangguk menatap punggung Renata yang menjauh. Apa rasa gue ke lo salah, Re? Batin Fiko.
* * *
Pukul 09.30, Renata dan Fiko telah selesai beribadah di gereja. Sesuai janji keduanya saat kerja kelompok di rumah Renata saat itu, mereka melaksanakan ibadah bersama hari ini. Renata mengecek ponselnya sebentar sesaat keluar dari gerbang gereja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Meow [Completed]
Teen FictionWARNING! 17+ Mengandung kata-kata kasar dan sedikit bumbu dewasa. Bijaklah membaca. * * * Si cewek mesum dan si cowok yang menghindari hal-hal mesum, seekor kucing membuat mereka merasa terkoneksi satu sama lain. Mereka terlalu berbeda dari seg...