-Meow- 32

602 62 356
                                    

Panjang partnya. Jangan lupa vote dan komen ya :)

*   *   *

Galen  mengacak rambutnya sambil menuruni anak tangga. Dia melihat ibunya duduk tenang di ruang tengah sambil mengetik sesuatu di laptopnya.

Galen mendekati ibunya dan mencium pipi kanan orang yang melahirkannya tersebut dari belakang. Melani-ibunya Galen- melongok sebentar ke belakang dan dapat melihat senyum khas anaknya itu.

"Maen cium-cium pasti ada maunya itu," ucap Melani dengan pandangan kembali fokus pada laptop.

Galen berdecak kecil dan duduk di sebelah ibunya. "Galen lagi gak ada mau kok, Bu. Kangen aja sama Ibu, kerjaan kampus lagi numpuk-numpuknya ya?"

"Yah gitu deh, Ga," keluh Ibunya.

Galen berkata, "Jangan lupa istirahat ya, Bu."

Ibunya berdeham kecil dan menyingkirkan laptopnya. Dia mengelus bahu Galen. "Kamu udah makan malem?"

Galen menggeleng lemah. "Galen mau makan sama temen-temen, paling nanti pulang jam 9 atau 10."

"Hati-hati di jalan, ya. Kamu bawa kunci rumah cadangan aja, mbok Ibu atau Bi Ningsih udah tidur."

Galen mengangguk dan mencium tangan ibunya setelah mengobrol sebentar. Melani mengikuti Galen sampai anaknya itu mengeluarkan mobil dari garasi. Wanita itu mendekat ke pintu mobil dan Galen pun membuka kaca jendela mobil.

"Mau makan sama temen atau makan sama pacar?" tanya Ibunya.

Galen membelalakkan matanya sebentar sebelum bisa mengatur ekspresi di wajahnya. "Temen, Bu. Fikri, Denis, dan Toni."

"Tapi kamu udah punya pacar kan? Jangan bo'ong sama Ibu."

Galen baru akan menjawab saat Ibunya kembali menyela, "Kemarin-kemarin pegang plester di dahi sambil cengar-cengir gak jelas. Pasti pacar kamu yang ngasih ya?"

Galen menghela napas singkat dan mengangguk pada akhirnya. Yah, naluri seorang ibu memang sangat kuat.

Melani tersenyum lebar. "Kapan-kapan ajak pacar kamu ke rumah, Ibu pengin kenalan."

"Iya," lirih Galen. Cowok itu mengeratkan pegangannya pada kemudi. "Om Bayu sama Tante Kinan harmonis banget ya, Bu?"

Melani mengangguk kecil, sedikit heran Galen berbicara soal itu. "Kenapa tiba-tiba ngomong itu?"

Galen menelan ludah. "Em, sebenernya pacar Galen agamanya katholik, Bu."

Galen melirik ibunya was-was. Melani mematung dan mengerjapkan mata berkali-kali untuk menyadarkan ucapan anaknya. "Kamu gak lagi bercanda kan, Ga?"

"Enggak, Bu. Galen serius," ucap Galen sambil menjilat bibirnya singkat. "Ibu merestui hubungan pacaran Galen sama dia, gak? Kan sama kayak Om Bayu dan Tante Kinan dulu," tanya Galen.

Yah, pada akhirnya Galen memang harus jujur kepada orangtuanya kan mengenai hal yang amat krusial ini. Dia tau ini terlalu cepat tapi nalurinya berkata bahwa mengatakan semua ini adalah hal yang benar.

Meow [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang