Mulmed : Andmesh - Kumau Dia
"Kumau dia, tak mau yang lain. Hanya dia yang slalu ada, kala susah dan senangku. Kumau dia, walau banyak perbedaan. Kuingin dia bahagia, hanyalah denganku."
* * *
"Ini gimana sih polanya? Bingung!" keluh Renata menunjuk salah satu soal di buku SBM yang sudah ia beli.
Galen melongok, ikut memahami soal itu. Cowok itu menjelaskan secara pelan-pelan pada Renata agar pacarnya ini paham.
Renata dan Galen sedang belajar bersama di rumah Renata. Tes masuk perguruan tinggi menanti mereka jadi perlu persiapan jauh-jauh hari sebelum tiba. Padahal Renata amat yakin, pacarnya yang pintar ini pasti bisa masuk perguruan tinggi dengan jalur undangan tanpa perlu repot-repot belajar.
"Kamu udah mantep mau ngambil psikologi nanti?" tanya Galen.
"Iya. Aku tertarik banget pokoknya."
Galen mengangguk sebagai jawaban. Mereka kembali tenggelam dalam soal-soal.
"KAK GANTENG!" teriak Amora. Dia langsung menubruk punggung Galen dan memeluknya dari belakang.
Renata mengusap-usap kupingnya yang penging karena mendengar teriakan adik sepupunya. Karena saat Amora teriak tadi posisinya lebih dekat dengan Renata daripada dengan Galen.
"Hai Amora...," balas Galen. Cowok itu melepaskan kedua lengan kecil itu dari lehernya lalu memutar tubuhnya menghadap Amora.
Amora menggembungkan pipinya lalu berkata, "Mora kangen banget sama Kak Ganteng."
Galen tertawa menanggapinya.
"Udah kelas tiga SD berarti sekarang kamu ya. Gimana hasil rapotnya kemarin?" tanya Galen.
Kemudian Amora curhat panjang lebar soal hasil rapot dan hadiah selama liburan kemarin.
"Mora pengin besok-besok ke pantai sama Kak Ganteng," Anak kecil itu memiringkan kepalanya semakin menatap intens Galen. "Ih Kak Ganteng kok lama-lama makin ganteng sih. Mora pegang alisnya lagi ya?"
Renata mendengus sedangkan Galen tertawa lagi lalu mengiyakan permintaan anak kecil itu.
Cie, Re jadi nyamuk cie. Ejek batin kiri.
Weh tumben lo gak sebel sama kelakuan Amora yang kayak gitu. Balas batin kanan.
Yah gimana ya. Pengin marah sih tapi kalo dipikir-pikir ya, lo bener Kanan. Lo pernah ngomong kan, Amora ini masih kecil jadi ya bar-bar gini dimakulumi aja. Jawab batin kiri.
Renata meniup poninya. Sebar-bar apapun adik sepupunya ini, Renata tetap saja tak suka bila Amora terlalu akrab dengan Galen. Hanya boleh dia yang akrab dengan Galen. Nah loh, posesif jadinya.
"Kak Ganteng mau nungguin Mora gede dulu, gak?"
Galen mengangkat sebelah alisnya tak mengerti.
"Jadi, Kak Ganteng nungguin Mora gede dulu, abis itu Mora pengin kita nikah nanti, Kak. Gimana? Mau kan nikah sama Amora?"
Galen tertawa merdu lagi dan kali ini lebih keras dari sebelumnya. Sungguh merasa lucu dengan celetukan Amora.
"Amora...," desis Renata.
Amora menolehkan kepalanya pada Renata seolah baru menyadari ada manusia lain di ruangan ini selain dirinya dan Galen.
"Kenapa Kak Re? Gak suka kalo nanti pas Mora gede, Mora nikah sama Kak Ganteng?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Meow [Completed]
Teen FictionWARNING! 17+ Mengandung kata-kata kasar dan sedikit bumbu dewasa. Bijaklah membaca. * * * Si cewek mesum dan si cowok yang menghindari hal-hal mesum, seekor kucing membuat mereka merasa terkoneksi satu sama lain. Mereka terlalu berbeda dari seg...