-Meow- 36

532 52 334
                                    

Joziah Angkara : Re, gue tau ini telat. Tp gue pikir lo belum sepenuhnya maafin gue sejak kejadian di acara amal waktu itu.

Joziah Angkara : Gue bener kan?

Renata menghela napas pendek membaca pesan itu. Dia tak berniat membalasnya. Dengan dirinya yang tak memblokir nomer Jo, itu harusnya sudah sebagai tanda baik dirinya sebagai sahabat. Tak membalas pesannya, tak masalah. Harusnya Jo bersyukur akan hal itu.

Tapi jika menerima pesan terus-terusan dari orang yang hampir melecehkannya, bagaimana Renata tak risih?

Lamunan cewek bercepol itu buyar karena ponselnya kembali berdenting.

Joziah Angkara : Gue niatnya pengen traktir lo makan. Sebagai tanda maaf gue ke elo. Iya, Re. Gue tau ini telat. Tp gue lakuin ini semua karena gue mikir lo pasti masih emosi klo gue bahas soal ini kemaren2, jd karena kejadiannya udh lewat lumayan lama gue baru berani chat lo lg. Bahas soal ini lg. Lo mau gk?

Renata menggigit bibirnya. Jelas, ia tak akan mau. Sebenarnya apa yang dipikirkan Jo saat ini dengan mengajak Renata makan?

Renata Audi : Maaf, gk bisa. Klo gk cuma berdua, gue mau, Jo. Kayak ada anak2 lain jg, gue setuju2 aja. Biasanya kan kita jg makan bareng sama Fiko, Tasya dll. Lo gk usah mempermasalahkan soal acara amal wktu itu.

Joziah Angkara : Cuma sekali, Re. Sekali aja, gue makan berdua sama lo. Gue bener2 ngerasa bersalah karena kejadian acara amal itu.

Rasanya punggung Jo berat karena dia baru saja memikul kebohongan. Tentu saja, dia merasa bersalah pada Renata. Tapi dia tidak benar-benar merasa bersalah atas kejadian itu.

Jo mengajak Renata makan agar hubungan mereka tak canggung lagi. Agar bisa memperbaiki ikatan pertemanan mereka. Agar suatu saat nanti, dia bisa membuat nyata mimpinya pada Renata selama ini.

Renata Audi : Lo maunya apa sih? Udh gue tutup rapet2 kejadian acara amal itu, gk gue kasih tau Fiko dan anak2 lain. Dengan itu harusnya lo jgn ganggu gue lg.

Meow [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang