Vomment guys
* * *
Hembusan napas pelan keluar dari mulutnya. Galen memandang tajam lawan di depannya sebagai bentuk antisipasi serangan lanjutan lawannya.
"Kalryeo." ucap pelatih dengan menggerakan tangan di depan Galen dan Genta. (re: stop)
Galen tidak lagi memasang posisi kuda-kuda dan menunduk setengah badan begitu juga dengan Genta.
"Selesai untuk latihan hari ini. Silahkan kalian berkemas." ucap pelatih mereka sambil berlalu pergi.
Galen dan Genta beriringan berjalan ke arah loker. Seusai bilas cepat, Galen membuka tas olahraga dan mencari sapu tangan kesayangannya. Dia mengernyit karena tidak menemukan sapu tangan tersebut.
Galen mengacak-acak tas olahraga miliknya dan menumpahkan isinya di kursi terdekat. Permen, botol minuman, suplemen vitamin C, dompet, dan ponselnya berantakan tersebar di kursi namun tak ada sapu tangannya itu.
Sapu tangan berharganya. Yang ia genggam ketika dia merasa lelah dengan kehidupannya. Galen juga manusia, dia punya kelemahan. Di balik senyum dan keceriaannya, dia juga sedih pada saat titik tertentu.
"Nyari apaan Ga?" tanya Genta melihat barang Galen yang berantakan sambil menepuk pundak cowok itu.
"Susu kotak." Galen berdalih. "Gue pernah naroh susu di tas ini tapi gak ada pas sekarang dibutuhin,"
Genta menyengir. "Udah lo minum kali." Galen mengangguk sekilas sambil meletakkan kembali barang-barangnya ke tas. "Ya udah gue duluan ya," tambah Genta.
Setelah memasukkan kembali barang-barangnya, Galen bergegas pulang. Sepanjang perjalanan pikirannya menerka-nerka. Dimana sapu tangan itu?
Galen mengetatkan rahangnya sambil memutar kemudi mobil. Biasanya sapu tangan itu, dia taruh di tas olahraganya. Galen mempunyai dua tas olahraga jadi dia akan mengecek yang satunya.
Sapu tangan dengan ukiran nama Genta adalah milik kakaknya. Dengan sapu tangan itu, dia selalu bisa bangkit dari dirinya yang hampir terpuruk. Untuk itulah alasan mengapa Galen selalu bisa tegak berdiri dan mendapat berbagai prestasi selama hidupnya.
Kali pertama Galen mengenal Genta yang merupakan teman taekwondo adalah saat kelas sepuluh. Dia kaget bukan main berkenalan dengan seseorang yang memiliki nama persis seperti kakaknya yang telah lama meninggal.
Awalnya Galen selalu dihantui bayang-bayang kenangannya dengan Genta (kakaknya) saat bertemu dengan Genta (teman taekwondonya) sehingga saat tanding dengan Genta, dia tidak fokus dan kalah dari Genta.
Tetapi lama kelamaan Galen terbiasa. Dia sudah bisa memisahkan antara Genta, kakaknya. Dan Genta, teman taekwondonya.
Sesampainya di kamar, Galen tak menemukan tas olahraga lainnya. Dia berusaha tenang dan memikirkan letak tasnya itu. Dia pun mengambil ponsel dan menelepon pamannya yang kediamannya berada di Bandung.
"Halo Galen,"
"Halo Om Bayu. Tas olahraga Galen ada di rumah Om Bayu ya?" tanya Galen to the point.
"Maaf Om lupa belum bilang ke kamu soal tas itu. Tas kamu emang ketinggalan waktu kamu ke sini bulan lalu."
"Galen mau ambil tas itu besok ya, Om," ucap Galen sambil mengutuk jam di tangannya yang menunjukan pukul tujuh malam.
"Oke,"

KAMU SEDANG MEMBACA
Meow [Completed]
Roman pour AdolescentsWARNING! 17+ Mengandung kata-kata kasar dan sedikit bumbu dewasa. Bijaklah membaca. * * * Si cewek mesum dan si cowok yang menghindari hal-hal mesum, seekor kucing membuat mereka merasa terkoneksi satu sama lain. Mereka terlalu berbeda dari seg...