-Meow- 7

2.2K 157 449
                                    

"Aku pulang, Ma." Renata melepas sepatu ketsnya dan menaruh sepatu itu beserta kaos kakinya ke rak sepatu.

"Meong,"

Telinga cewek itu langsung was-was mendengar suara mengeong. Renata langsung masuk rumah karena mengetahui rumahnya tidak dikunci saat sore hari. "Ma...."

"Meong.... Meong...."

Renata menunduk mencari sumber suara.

"Meong... Meong... Meong...."
Saat cewek itu akan menengok tiba-tiba kakinya serasa dipenuhi bulu.

"Eh anjing lo!" Reflek Renata sambil memutar tubuhnya dan melihat kucing berwarna putih kecil mengeong sambil menatap ke arahnya.

"Kak Re, udah jelas-jelas itu kucing. Disebutnya anjing lagi," seruan seseorang sambil ikut bergabung bersama Renata dan kucing itu di ruang tamu.

"Ini kucing siapa?" Renata berjongkok sambil mengelus-elus dagu kucing itu.

Entah kenapa saat melihat kucing, pikirannya tetap ke arah sepasanag sejoli yang sedang tinju melakukan beberapa ronde di atas ranjang. Renata menggelengkan kepalanya singkat.

Duh efek pas tiga hari gak mainan kucing nih.

"Itu kucing kamu lah," Kali ini Mamanya yang berbicara. Ikut bergabung di ruang tamu.

Renata mengangkat sebelah alisnya dan mendongak menatap orang yang melahirkannya itu bingung.

Cewek berkepang satu itu menurunkan lututnya hingga menyentuh lantai, sehingga sekarang posisi Renata setengah duduk.

"Kucing itu hadiah ulang tahun kamu tahun ini. Mama, Papa, sama Eko patungan buat beli kucing itu."

Renata membelalakan matanya. "Serius Ma? Tapi kan kucing nggak seharga smartphone dan laptop yang aku punya sekarang."

"Lah makanya kita patungan tahun ini." kata mamanya sambil menghela napas.

"Oooh kalian baik banget deh. Tapi pada ikhlas gak nih, masa sampe bilang patungan segala, biar aku ngerasa bersalah ya." Renata menyatukan dua tangannya membentuk kepalan dan digunakan untuk menyangga kepalanya yang miring ke kanan.

"Aduh Re, kamu itu bagian keluarga kita ngapain harus tanya ikhlas enggaknya. Mama inget waktu itu kamu sama Fiko di ruang tamu bilang kamu pengen miara kucing, jadi ya Mama beliin kucing aja."

Renata hanya nyengir kuda saat mamanya bilang itu. Padahal ya bukan kucing itu Ma, yang aku maksud. Maafkan anakmu ini.

"Dijaga baik-baik loh ya Kak," perintah itu membuat Renata mengalihkan pandangannya ke sumber suara.

"Eh," Renata menunduk saat menyadari kucingnya ini berusaha naik ke atas pahanya.

Renata menggendong kucing itu dengan perlahan.

"Duh, gara-gara nih kucing gue baru sadar lo pulang. Ngapain pulang? Bosen di asrama?" celetuk Renata yang bertubi-tubi membuat adiknya itu mendecakkan lidahnya.

"Udah untung adik kamu mau pulang. Mau liat reaksi kakaknya katanya waktu dikasih kucing."

Renata tertawa singkat. "Iya deh Ma. Eko, asal lo tau gue sayang banget sama lo. Makasih ya udah nyisihin tabungan lo buat beliin gue kucing."

"Sante aja Kak, tapi imbalannya besok anterin gue ke asrama ya." Eko menaikturunkan alisnya.

"Iya deh iya, tenang aja."

"Meong...."

"Duh Ma, ini namanya siapa ya. Biar sopan aja masa aku manggilnya nih kucing mulu."

Meow [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang