-Meow- 40

503 54 294
                                    

WARNING!

Udah mau bilang itu aja, sekian terima kasih.

* * *

"Aaaaaaa takut!" tukas Renata sambil berlarian keluar dari kamarnya.

Cewek bercepol itu mengetuk berulang-ulang pintu kamar Eko, membuat sang pemilik kamar membukanya dengan menggerutu.

"Apaan sih Kak? Berisik tau gak?!"

Renata langsung masuk ke kamar Eko dan duduk di kasur adiknya itu. "Horror banget sumpah! Masa tadi tempat sampah di kamar gue kayak ngeluarin bunyi kresek-kresek mulu."

Eko memutar bola matanya. "Kebanyakan nonton film horror jadi parnoan gini lo, Kak," dia duduk di sofa kamarnya dan menaruh baju ke tas. "Paling cicak lagi ngorek makanan di dalem tempat sampah itu kali."

"Iya sih, semoga bukan hantu deh," Renata mengelus dadanya yang masih deg-degan gara-gara kejadian tempat sampah dan memerhatikan kegiatan Eko. "Lah itu tas kosong kenapa diisi lagi? Lo liburan gini mau balik ke asrama?"

Eko menggulung chargernya dan menaruhnya di tas. "Gue mau nginep di tempat temen ya, Kak."

"Yah lo mau pergi juga? Anjay, masa gue sendirian sih?!"

Eko berdecak. "Masalahnya gue nginep di rumah Vale, Kak. Jarang-jarang gue ngumpul sama temen-temen SMP gue, kita nyebar SMA nya."

Renata mengerucutkan bibirnya. "Tapi gue takut sendirian di rumah, shit. Apalagi kejadian tempat sampah tadi, ih lo tega, Ek!"

Eko mencibir Renata. Kakaknya itu langsung melempar bantal ke arahnya saking kesalnya. "Sendirian dari mananya? Kan ada Meme, tenang aja, Kak Re. Hal-hal yang lo takutkan itu cuma ada di pikiran lo doang. Semalem ini kok, besok pagi atau siang gue pulang, santai."

Renata mengeluh dan tetap tak ikhlas sebenarnya ditinggalkan sendirian di rumah seperti ini. "Gue beliin cokelat batangan deh pulang nanti," tambah Eko.

"Beneran? Satu dus loh!"

Disogok cokelat pun akhirnya Renata menurut saja bila adiknya akan meninggalkannya sendirian di rumah. Bukannya Renata pernah bilang bahwa ia sangat suka cokelat? Dan selain cokelat dia juga sangat suka... ehem roti sobek.

"Anjir banyak bener. Tiga batang aja, gimana?"

"Oke, deal."

Papanya Renata belum libur kerja walaupun tanggal-tanggal ini sudah merupakan tanggal liburan bagi anak-anak sekolah. Mamanya Renata yang kelewat rindu dengan Papanya yang sudah hampir tiga bulanan tak pulang macam Bang Toyib, membuat Mamanya menyusul pergi ke Semarang-tempat Papanya Renata bekerja- dan Mama tercintanya berniat menginap di sana selama tiga hari.

Jadi mau tak mau, semalaman ini Renata sendirian... yah ada Meow sih, tapi dia tetap takut. Efek akhir-akhir ini, Cindy selalu mengajaknya juga Tasya dan Ayu untuk menonton film horror bersama, membuatnya parno dan terngiang sosok hantu-hantu yang muncul di film yang ditontonnya di laptop Cindy.

"Gue berangkat ya, Kak Re. Bye."

Renata berdeham. "Jangan lupa cokelatnya."

"Iya-iya. Gue kan gak pikun kayak lo, Kak. Gak perlu diingetin lagi."

Renata melotot sebagai tanggapan.

* * *

Shinta Anastasya : Duh mianhae, Re. Gue gk bisa ke rumah lo, ada sodara gue nginep jg di sini. Lo jg gk bisa nginep di rumah gue karena sodara gue ini, dia mau tidur di kamar gue juga. Maaf ya, Re.

Meow [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang