Keringat sebesar biji jagung bercucuran dari dahi Renata. Cewek itu baru saja bermimpi buruk.
"Hah." Helaan napas berat keluar dari bibir kecilnya.
Renata mengambil hape di atas nakas dan mendial nomer Fiko.
"Iya Re, kenapa?"
"Gila. Bener-bener gila."
Renata turun dari kasurnya dan mulai berjalan mondar-mandir.
"Kenapa sih?"
"Gue mimpiin lo lagi ku--"
"Eciee ngimpiin gue. Makasih lo Re, gue merasa tersanjung."
"Jangan receh deh. Gue lagi serius Fik!"
Dari seberang, bisa didengar oleh Renata bahwa Fiko tertawa. Renata mengangkat alisnya.
Ketawanya aneh. Dari kecil gue temenan sama dia, Fiko gak pernah ngeluarin nada ketawa kayak gini.
"Iya deh. Gue kenapa di mimpi lo?"
"Lo lagi kucingan beneran sama cewek, anjay."
"Eh si Ena, beneran nih?! Cewenya siapa?"
Renata menggelengkan kepalanya pelan walaupun dia tau sahabatnya tidak bisa melihatnya. Renata duduk di sofa ujung kamarnya.
"Gak keliatan mukanya. Yang jelas gue kayak orang ogeb disitu. Nontonin kalian berdua,"
"Ck, parah emang. Eh lo udah di kelas ya? Gue otw situ deh masih di parkiran nih."
"Ngapain ke sekolah?"
"Lo masih di rumah? Si Ena-ena... sekarang hari Senin."
Dengan praktis Renata berdiri dan melihat jam dinding. Pukul 06.38. Dia merutuki sifat pelupanya yang selalu sejalan dengan cerewetnya. Duh, kok gue bisa lupa?!
"Shit, gue belum siap-siap nih. Gak usah masuk aja apa ya?"
"Lo udah berapa kali bolos di semester ini? Jangan nambahin warna merah di rapot, gue ke rumah lo lagi deh. Ngitung-ngitung lo ada temen kalo misalnya nanti lo telat dan dihukum."
Renata mengambil handuk cepat yang tersampir di belakang pintu. "Serius lo? Makasih Fik!!! Lo itu sahabat paling ba--"
"Udah nanti aja mujinya, gue mau otw ke rumah lo nih. Lo siap-siap sana."
Renata tertawa singkat. "Oke-oke."
* * *
"Gue mau bawa motor sendiri Fik!"
Renata dan Fiko sudah bersiap ke sekolah. Jam di dinding menunjukkan pukul 06.55.
"Lama nanti sampe ke sekolahnya. Nebeng gue aja sini." Fiko sudah naik motor besarnya-Plafo- dan memakai helm full face.
Renata meniup poninya. "Gak mau."
Renata melipat tangannya di dada dan menaiki motor abu-abu miliknya.
Renata tidak melirik Fiko sekalipun.
Setelah memakai helm, Renata menyalakan mesin dan menjalankan motornya keluar dari gerbang rumahnya.
Fiko ikut menjalankan motornya dan menghentikan motornya horizontal di depan Renata. Menghalangi jalan cewek itu keluar gerbang.
"Minggir Fik!"
"Naik motor gue Re."
"Fik, awas! nanti kita telat."
"Naik motor gue makanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Meow [Completed]
Teen FictionWARNING! 17+ Mengandung kata-kata kasar dan sedikit bumbu dewasa. Bijaklah membaca. * * * Si cewek mesum dan si cowok yang menghindari hal-hal mesum, seekor kucing membuat mereka merasa terkoneksi satu sama lain. Mereka terlalu berbeda dari seg...