-Meow- 35

517 55 325
                                    

Jangan lupa vote dan komen, teman-teman.

*     *     *

Tentunya banyak hal yang Renata syukuri saat berpacaran dengan Galen. Contohnya seperti saat ini. Pukul 06.15 WIB, Renata sudah sampai di sekolah. Padahal kata 'Renata' dan 'Berangkat Pagi' adalah hal yang agaknya mustahil bila disatukan bersama. Karena 'Telat' adalah nama tengah Renata. Tapi itu dulu.

Galen yang terkadang mengantar jemput Renata, membuat cewek itu terbiasa dengan pola mandi pagi tak usah lama-lama. Juga pola tidur yang lebih teratur yaitu jam 10 malam sudah menarik selimut dan menenggelamkan dirinya sendiri dalam lautan kapuk.

Tak ada lagi tidur jam 2 pagi karena maraton nonton atau baca kucing. Mungkin bukan tidak, tapi belum. Ya belum lah, kan belum liburan! Pas liburan nanti baru deh, Renata maraton nonton atau baca kucing lagi.

"Hai, Kak Re," sapa adik kelas saat berpapasan dengan Renata di koridor.

Renata mengangguk dan tersenyum kecil. Bukankah Renata sudah pernah menjelaskan bahwa saat kabar Rubiks Magazine tentang dirinya dan Galen yang jadian tersiar di seantero Harapan Nusa, membuat dirinya terkenal kan? Cewek berikat ekor kuda itu pun sudah terbiasa dengan sapaan di koridor.

Saat Renata telah sampai kelas ujiannya, dia duduk di salah satu bangku yang sudah diisi teman kelasnya yang lain yaitu Intan. Tak terlalu akrab sih karena Renata dan Intan tak sekelas saat kelas 10 lalu. Juga, hobi mereka berbeda jadi agak susah nyambung.

"Pagi, Intan," sapa Renata basa-basi.

"Pagi, Re," balas Intan.

Renata mengeluarkan buku paket lintas minat geografi lalu mempelajari materi yang belum sempat ia baca.

"Re...," panggilan itu amat Renata tak harapkan menyebut namanya. Namun demi kesopanan, akhirnya dia menoleh pada sumber suara.

Renata memberikan senyum kaku pada cowok itu.

Jo menggaruk rambutnya yang tak gatal. Sudah lama ia tak bicara empat mata dengan Renata sejak kejadian acara amal itu, pasti biasanya ada pihak ketiga atau keempat saat mereka sedang berbicara. "Kenapa chat gue gak dibales, Re?"

Renata membuka halaman buku paket dengan kasar seolah menegaskan tak nyamannya dirinya berbicara hanya empat mata dengan Jo. "Lo chat-nya juga gak penting gitu, manggil nama gue doang."

Jo tertawa canggung dan Renata ikut menyeringai saja. Lalu, Jo mengumpat di dalam hati saat angin menerpa karena dia jadi bisa mencium aroma parfum Renata. Imajinasinya kembali memutar mimpi basahnya dengan Renata di dalamnya. "Gue mau tanya sesuatu."

"Tanya apa?" tanya Renata.

Jo memiringkan kepalanya linglung. Dia sudah akan membuka mulutnya untuk berbicara saat Tasya nyelonong masuk di antara keduanya. "Pagi, para kucing."

Intan masih duduk di bangku yang sama pun mendengar ucapan Tasya. Intan bertanya, "Kenapa sih kalian suka bahas kucing-kucing gitu? Apa kalian semua punya kucing? Setahu gue sebagai penikmat status WA kalian, Re doang loh yang punya kucing."

Tasya tertawa, Renata dan Jo mendengus bersamaan. "Soalnya kita pecinta kucing," jawab Renata. Intan hanya beroh lirih.

Tasya ikut duduk di sebelah Renata dan membuka tas untuk mengambil buku paket.

Meow [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang