"Sore Tan."
"Wah, sore juga Re. Mau jenguk Fiko ya?"
"Iya Tan."
"Di kamar tuh, naik aja."
Renata tersenyum kecil dan mengangguk sekilas. Saking akrabnya Renata dan Fiko, orang tua mereka seperti mempersilahkan jika satu sama lain bermain ke area kamar anaknya.
Cewek itu perlahan naik anak tangga saat Tante Sasa-Mamanya Fiko- kembali memanggil Renata. Dia melongok ke bawah.
"Re, ini minumnya dibawa sekalian," kata Tante Sasa. Renata mengangguk pelan dan kembali turun untuk membawa nampan yang berisi dua gelas teh hangat.
"Makasih, Tan."
Tante Sasa mengangguk pelan dan menitipkan salam kepada Mamanya Renata. Setelah Tante Sasa pergi, Renata kembali naik anak tangga dengan nampan di tangannya.
Tok tok tok
Dengan satu tangan, Renata mengetuk pelan pintu kamar sahabatnya ini.
"Fik?"
Tok tok
Renata kembali bersuara. Dia mendekatkan kepalanya ke arah pintu agar suaranya terdengar lebih jelas di telinga Fiko.
"Fiko? Ini gue."
"Masuk aja Re," gumaman lirih terdengar.
Renata menghela napas pendek dan memegang gagang pintu lalu membukanya pelan.
Renata menaruh nampan di atas nakas sesaat pintunya ia buka. Dia memang sudah hapal seluk-beluk kamar Fiko.
Saat menoleh ke kasur dapat ia lihat Fiko yang sedang setengah duduk dan memainkan laptopnya.
"Ck, jangan mainan kucing!" Cewek itu mendekati sahabatnya dan menutup cepat laptop tersebut.
Fiko akan protes saat Renata kembali bersuara. "Nanti lo nggak sembuh-sembuh, duh."
Fiko menatap malas Renata dan kembali membuka laptopnya. "Orang gue lagi ngapus kucing kok. Gue nggak lagi mainan kucing Re,"
Cowok itu mengotak-atik file yang ada di laptopnya dan benar saat Renata mengamati pergerakan cowok itu dengan seksama bahwa dia sedang menghapus video kucing di laptopnya.
Renata duduk di pinggir kasur dan meletakan satu pack anggur di nakas cowok itu. "Bagus deh kalo gitu. Oh iya Fik, gue bawain anggur tuh."
"Katanya anggur bagus buat kualitas sperma cowok," lanjut cewek itu lirih sambil cekikikan.
Fiko mengalihkan pandangan dari laptop ke arah Renata. "Hayo loh, lo dulu kan yang malah mancing kucing duluan."
Fiko menaruh laptop ke atas bantal di samping dirinya.
"Iya deh, iya." Cewek itu mengalah. Karena memang benar apa yang dikatakan Fiko kan?
Renata menaruh telapak tangan di dahi Fiko dan memeriksa suhu cowok tersebut. "Udah mendingan kan? Cepet sembuh ya."
Fiko menutup matanya saat Renata menaruh telapak tangan di dahinya. "Hm,"
Saat Renata akan melepas tangannya dari dahi cowok itu dengan cepat Fiko menahannya.
Renata mengernyit melihat kelakuan Fiko.
"Tangan lo kok dingin sih, beda sama suhu dahi lo."
Tangan Renata beralih ke telapak tangan Fiko. Sehingga mereka berdua bergenggam tangan saat ini.
Fiko tidak menjawab hanya melihat wajah Renata yang fokus pada telapak tangannya yang dingin. Bahkan sekarang cewek itu meniup telapak tangan besarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meow [Completed]
Teen FictionWARNING! 17+ Mengandung kata-kata kasar dan sedikit bumbu dewasa. Bijaklah membaca. * * * Si cewek mesum dan si cowok yang menghindari hal-hal mesum, seekor kucing membuat mereka merasa terkoneksi satu sama lain. Mereka terlalu berbeda dari seg...