Mulmed di atas ada lagu Marshmello and Anne Marie - FRIENDS. Di chapter ini dinyanyikan oleh Renata dan Tasya. Silahkan ditonton jikalau mau hihi.
* * *
"I've told you one, two, three, four, five, six thousand time," Tasya bersenandung kecil sembari menaruh sepatu ke rak yang tersedia di depan perpustakaan.
"Haven't I made it obvious? Haven't made it clear?" Renata di sebelahnya ikut menyambung lirik lagu.
"Want me to spell it out for you, f-r-i-en-d-s," Renata membuka pintu perpustakaan perlahan diikuti Tasya di sebelahnya yang masih melanjutkan lantunan lagu DJ yang berciri khas mengenakan topeng marshmallow.
"Haven't I made it obvious? Haven't made it cl-- aish." Tasya memegangi bibir bawahnya yang dia anggap sebagai korban kejahatan Renata. "Sssh... sakit Re!"
Renata melotot tak bersalah karena telah menyentil bibir Tasya yang terus bernyanyi padahal mereka telah di perpustakaan. "Anggap aja bayaran karena gue emang gak ada keperluan ke sini tapi lo maksa gue buat kesini," timpal Renata berjalan perlahan ke arah rak buku fiksi.
Tasya berdecak pelan dan tetap mengikuti cewek bercepol di depannya yang tengah memilih-milih novel. "Ya udah sih, gue juga cuma bentaran di sini. Re, gue mau cari bahan tugas remidi gue ya. Lo jangan pergi, awas loh."
Renata memutar bola mata dan mengangguk sekali. Lalu dengan anggukan tersebut, Tasya langsung berjalan mendekati rak yang berisi buku-buku kimia untuk bahan remidinya. Berjarak jauh dari Renata.
Perpustakaan SMA Harapan Nusa memiliki dua ruangan pada lantai satu. Ruang awal masuk langsung dihadapkan dengan berbagai buku fiksi terkenal dari negara Indonesia. Sedangkan ruangan satunya yang berjarak lumayan jauh dari posisi Renata sekarang adalah ruangan untuk buku berisi bahan materi pelajaran. Tempat itulah yang sekarang sedang dijajah oleh Tasya.
Renata menilik satu per satu novel di rak. Matanya terfokus pada salah satu novel terjemahan yang berwarna hijau tua. Dia mengernyit. "Gue kayanya pernah baca novel ini waktu SMP," gumam Renata pelan sambil mengeluarkan novel itu dari rak.
Matanya mengernyit. Kenapa novel terjemahan bisa ada di rak ini? Batin Renata. Dia ingat, novel ini banyak mengandung adegan hot. Hanya ciuman sih, skinship yang sederhana. Karena memang latar novel ini di Inggris dan memang ini novel terjemahan jadi adegan ciuman merupakan hal yang biasa.
Renata mengendikkan bahu singkat dan memutuskan untuk bernostalgia saja dengan novel terjemahan itu. Setelah dia sudah menemukan posisi nyamannya di kursi perpustakan akhirnya dia mulai membuka novel itu.
Cewek bercepol itu membuka bolak-balik halaman dan hanya membaca sekilas. Karena ia hanya bertujuan menemukan adegan ciuman romantis yang pernah dia baca di novel ini. Setelah kurang lebih dua menit membolak-balik akhirnya dia menemukan adegan itu. Renata menghela napas dan mulai berkonsentrasi menyelami kisah tokoh dalam novel.
Aku fokus pada matanya yang hitam legam. Kini aku sudah bersandar di pohon belakangku dengan lengan kirinya yang sudah bertumpu di pohon belakangku juga. Posisi tangannya bertengger di samping kepalaku. Aku tersenyum sambil menjilat bibirku singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meow [Completed]
Teen FictionWARNING! 17+ Mengandung kata-kata kasar dan sedikit bumbu dewasa. Bijaklah membaca. * * * Si cewek mesum dan si cowok yang menghindari hal-hal mesum, seekor kucing membuat mereka merasa terkoneksi satu sama lain. Mereka terlalu berbeda dari seg...