Masih pukul 06.30 WIB, ketika Reza berada di SMA Bakti Mulya pagi itu. Demi menjalankan rencanananya yang telah ia siapkan tadi malam, ia rela datang ke sekolah lebih pagi dibanding biasanya. Entah kenapa, dia berfikir untuk tidak menggunakan cara biasanya dalam menghadapi gadis ini. Jika biasanya untuk mendapatkan perempuan yang dia inginkan, dia cukup mengatakan bahwa dia menyukai gadis itu, dan kemudian gadis itu akan membalas perasaannya, maka kali ini dia harus mengatur strategi.
"Oke, target sudah memasuki arena." ucap Reza sambil tersenyum penuh kemenangan.
Farah yang baru selesai memarkirkan motornya, segera berjalan menuju ke kelas.
"Oh, dia pakai motor." ucap Reza sambil menyilangkan kedua tangannya di dada dan mengangguk-anggukkan kepalanya.
Reza terus memperhatikan Farah hingga gadis itu telah sampai di tengah lapangan. Reza mengeluarkan buku-buku yang banyak, dan menenteng buku-buku itu ditangannya. Ia sengaja sedikit berlari, dan kemudian. Bruk. Seluruh buku yang ia bawa jatuh berserakan di tengah lapangan. Reza sengaja menabrakkan dirinya dengan bahu Farah.
"Astaghfirullah," Farah sontak kaget ketika merasakan seseorang menabrak tubuhnya. Ia pun merunduk untuk membantu membereskan buku-buku yang telah berserakan di tengah lapangan itu.
"Gue nggak sengaja, soalnya buru-buru," ucap Reza sambil berpura-pura sibuk merapikan buku, padahal fokusnya adalah pada gadis dihadapannya yang terlihat khawatir.
"Gak. Gak. Gak apa-apa, aku juga gak enak udah bikin buku kamu berceceran." jawab Farah sambil melihat pada orang tersebut dan tiba-tiba jantung Farah mencelos. Kedua mata gadis itu tiba-tiba melebar.
Entah kenapa bukannya melanjutkan membantu, Farah langsung berdiri, diperhatikannya suasana di tengah lapangan telah ramai, seluruh mata memandang ke arahnya dan Reza.
"Kenapa?" tanya Reza pelan, saat menyadari gadis dihadapannya itu berhenti membantunya merapikan buku-buku yang berceceran.
"Hah? Oh, eee, maaf kak aku harus segera ke kelas," ucap Farah gugup sambil menunduk, segera ia berlari kecil meninggalkan Reza dan mengabaikan seluruh pandangan murid lainnya.
Reza merasa aneh melihat tingkah laku Farah, ia pun melihat sekeliling dan mendapati kerumunan murid yang sedang memperhatikannya.
"Nggak suka jadi pusat perhatian ternyata." ucap Reza menyimpulkan. Reza kemudian berdiri dan memanggil seseorang.
"Nando, sini loe!" panggil Reza kepada seorang anak laki-laki bernama Nando. Dia adalah teman sekelas Reza. Rambutnya hitam dan di sisir belah tengah, kacamata minusnya yang tebal seakan menggambarkan dia adalah seorang kutu buku. Nando yang baru saja sampai di sekolah segera menghampiri Reza.
"Kenapa Re?" tanya Nando
"Loe liat buku-buku yang dibawah, loe ambil terus bawa ke kelas !" perintah Reza santai.
Nando yang mendengar ucapan Reza hanya pasrah sambil mengambil buku-buku itu dan kemudian memeluknya.
Reza yang sudah berjalan pergi kemudian berbalik, "Kalo loe mau, loe bisa milikin tu buku-buku, gue gak perlu." ucap Reza dari jauh dan kemudian melanjutkan langkahnya.
Nando melihat buku-buku itu dan langsung berjingkrak senang. Dia memang pecinta buku.
***
"Kenapa Ra? Baru datang kok udah ngos-ngosan?" tanya Vanya yang melihat Farah seperti orang kehabisan napas.
"Hah? Gak kenapa-napa Van. Lagi pengen aja" jawab Farah asal.
"Pengen ngos-ngosan? Aneh banget, Ra." ucap Vanya sambik mengeryit karena keanehan sahabatnya itu.
"Hehehe" Farah hanya cengegesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FARAH
Teen FictionBaca aja dulu, biasanya nagih 😄 . FOLLOW AKU YAA. UNTUK KENYAMANAN MEMBACA YANG LEBIH BAIK 😆 . COMMENT DAN VOTE BUAT DUKUNGANNYA JUGA READERS 😊 . PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT!!! . Cerita ini berkisah tentang masa putih abu-abu seorang gadis yang b...