Don't play with love
Its not a game bruh***
Sampai di kelas, Farah melepas tasnya, duduk, dan menidurkan kepalanya di atas meja. Gadis itu sedang malas berbuat apa-apa, dia belum bisa mengembalikan motivasi kuatnya untuk bersekolah.
"Kenapa Ra?" tanya Vanya pada temannya itu.
Farah hanya menggeleng-geleng, dia tidak berniat menceritakan apa yang terjadi padanya dan Reza kemarin, meskipun rasanya ingin sekali. Biar saja hanya dia yang tau, dikasihani oleh orang lain kadang menyebalkan.
"Gimana jalan loe sama kak Reza kemarin?" tanya Disti antusias pada temannya itu. Sebenarnya, Disti telah dari tadi menunggu kedatangan Farah untuk menanyakan hal itu.
Mendengar pertanyaan itu rasanya membuat emosi Farah ingin segera menuju puncak. Namun, gadis itu menahannya kuat-kuat. Teman-temannya ini tidak tau apa-apa, dan mereka juga hanya korban baper dari taruhan yang dibuat Reza dan Alvaro.
"Nggak gimana-gimana," jawab Farah terdengar malas. Farah masih belum mengangkat kepalanya, posisi tiduran di atas meja itu masih dilakukannya.
Kirana menyikut lengan Disti, gadis itu memberi kode pada Disti untuk tidak menanyakan apa-apa lagi. Kirana merasa Farah sedang tidak dalam mood yang baik.
Guru mata pelajaran pertama memasuki kelas, para murid yang dari tadi hanya bermain-main, bernyanyi-nyanyi, dan melakukan segala hal unfaedah lainnya, segera mengambil posisi duduk rapi.
***
"Tegur kek Re, nggak mungkin kan cewek duluan yang mulai," ucap Leon pada Reza yang sedari tadi memperhatikan Keira dari tempat duduknya. Gadis itu, tidak ikut bergabung dengan Reza dan teman-temannya, ia memilih ngobrol dan bercanda dengan dua teman perempuannya, Andin dan Maya. Sepertinya, Keira sedang kesal dengan Reza karena kejadian kemarin.
"Gue cuman menuhin perjanjian gue sama Alvaro," balas Reza datar. Esa dan Leon segera melihat pada Alvaro. Laki-laki itu hanya diam sambil memainkan smartphone miliknya.
"Dengan bikin dia benci sama loe?" tanya Esa. Reza hanya diam.
"Cara paling efektif, seenggaknya menurut gue," ucap Reza tiba-tiba.
"Loe nyakitin dia Re, loe tega?" ucap Esa.
"Gue yang nyakitin, atau orang disebelah loe?" ucap Reza masih dengan wajah datar.
"Loe berdua sama aja, jadiin orang lain korban buat menuhin ego masing-masing, Keira nggak tau apa-apa, tapi dia harus nerima kenyataan salah satu dari sahabatnya ngejauhin dia," ucap Esa.
"Gue nggak pernah minta loe ngejauhin dia, gue cuman bilang supaya loe ngelepasin dia," ucap Alvaro akhirnya setelah dari tadi yang dilakukannya hanya menyimak.
"Gue lagi ngelakuin apa yang loe minta," balas Reza.
"Loe nggak perlu jauhin Keira, cukup loe nggak berharap sama dia," balas Alvaro.
Reza menggeretakkan rahangnya, namun ia menahan dirinya.
Esa dan Leon menatap Alvaro, mereka jadi kesal sendiri pada sahabat mereka. Alvaro terkesan benar-benar egois sekarang, namun nasi telah menjadi bubur, taruhan itu telah terjadi. Reza bangkit dari duduknya, laki-laki itu sedang malas dengan keadaan kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FARAH
Teen FictionBaca aja dulu, biasanya nagih 😄 . FOLLOW AKU YAA. UNTUK KENYAMANAN MEMBACA YANG LEBIH BAIK 😆 . COMMENT DAN VOTE BUAT DUKUNGANNYA JUGA READERS 😊 . PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT!!! . Cerita ini berkisah tentang masa putih abu-abu seorang gadis yang b...