5. DIA LAGI

5.9K 370 2
                                    

Allahu Akbar... Allaaahu Akbar... Suara Adzan membangunkan Farah dari tidurnya, segera ia melangkahkan kakinya ke kamar mandi dan mengambil air wudhu, dia melihat bapaknya yang sudah rapi dengan sarung hitam, baju koko putih, ditambah peci hitam dikepalanya. Itu adalah gaya bapaknya yang paling Farah sukai, baginya laki-laki dengan style seperti bapaknya sekarang akan dua kali lebih tampan, ditambah lagi jika berjalan menuju masjid maka ketampanannya akan bertambah 27 kali, sebagaimana orang yang melakukan shalat berjamaah di masjid maka akan mendapatkan derajat 27 kali.

Farah masuk ke dalam kamarnya dan segera menunaikan shalat shubuh, yang sebelumnya ia awali dengan shalat sunah fajr 2 raka'at. Dia tidak ingin kehilangan keutamaan dari shalat yang nilainya lebih besar dibanding dunia dan seisinya. Setelah shalat, ia membaca Al-Qur'an sebanyak 2 lembar. Begitulah aktifitas pagi yang biasa ia terapkan, hal itu akan lebih menguatkan raga. Kalian bisa percaya Farah untuk hal ini. Dan jangan lupa, sehabis shalat shubuh jangan mengunci pintu rezeki dengan tidur.

Hari ini adalah hari minggu pertama atau hari libur pertama setelah Farah bersekolah di SMA Bhakti Mulya. Ia merapikan tempat tidurnya dan membantu ibunya membersihkan rumah. Sekitar pukul 07.00 WIB ia mengumpulkan baju-baju kotornya dan mencucinya. Pukul 08.30 WIB dia selesai dari mencuci dan menjemur seluruh bajunya.

"Ra, pergi ke swalayan bentar beliin bahan-bahan makanan, ibu udah catetin." Ibu Farah memberikan daftar belanjaan kepada Farah.

"Uang bensin bu. Hehehe," Celetuk Farah.

"Itu uangnya lebih," jawab ibunya.

"Kak Faraaah, ikuutt." Aisyah yang mendengar kakaknya diminta ibunya untuk pergi ke swalayan berteriak agar diajak.

"Ya udah, bawa adekmu sekalian, hati-hati di jalan." Ucap ibunya
mengijinkan Farah membawa Aisyah.

"Yes, yes, yes," ucap Aisyah kegirangan.

"Gak usah kayak anak kecil, udah kelas 6 juga." Farah menggoda adiknya.

Aisyah tidak menanggapi kata-kata Farah, gadis kecil itu segera berlari menuju motor Farah, benar-benar seperti anak yang tidak pernah menaiki motor selama hidupnya.

"Bu... Pak... Farah sama Aisyah pergi dulu, Assalamu'alaikum." Farah berpamitan dari atas motornya ditambah membunyikan klakson sekali.

***

Hari minggu ini, Reza dkk, berkumpul di tempat futsal milik Leon. Biasanya hari libur mereka memang sering mengisinya dengan main futsal. Karena itu milik Leon, mereka bisa memakai sepuasnya. Reza bergabung dengan Alvaro di sebuah kursi panjang yang ada di lapangan futsal tersebut.

"Loe ngasih gue waktu dua minggu buat naklukin Farah, karena loe tau kan kalau waktu itu Keira udah balik ke Jakarta." Reza memulai pembicaraannya dengan Alvaro.
Topik ini, cukup sensitif, mengenai Keira memang sensitif.

Gadis cantik yang berhasil membuat Reza dan Alvaro jatuh cinta. Keira memang tidak pernah memilih di antara keduanya, ia tidak ingin merusak persahabatan keduanya. Namun, hal itu membuat keduanya sama-sama memiliki harapan besar padanya. Keira pindah ke Jerman ketika kelas IX SMP, ia harus mendapatkan perawatan intensif akibat kecelakaan tunggalnya ketika mengendarai mobil di bawah umur. Mobil yang Keira kendarai menabrak pohon besar dan membuat ia tidak sadarkan diri dan koma, orang tuanya menginginkan kesembuhan total tanpa resiko apapun, merekapun memindahkan Keira untuk dirawat di Rumah Sakit di Jerman. Setelah 2 tahun pergi, akhirnya sebentar lagi gadis cantik dengan banyak pesona itu akan kembali.

"Gue benar-benar nggak tau sama sekali kalau waktu itu bertepatan dengan kembalinya Keira ke Jakarta. Gue benar-benar ngasih waktu segitu, ya seperti yang gue bilang di awal, gue cukup ngehargain dia, Farah. Farah kan namanya?" jawab Alvaro sambil memastikan nama gadis yang mereka jadikan taruhan.

FARAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang