Sudah sepuluh hari sejak Reza dan Alvaro membuat taruhan mereka, dengan Farah sebagai bahan taruhannya. Tapi, gadis itu benar-benar batu sangat sulit mendekatinya. Tidak ada tanda-tanda dia mulai menyukai Reza atau bahkan tertarik pada Reza. Bahkan nomor HP yang diberikannya waktu itu sama sekali tidak berguna. Belum lagi ditambah masalah makan malamnya dengan Risti yang berujung gosip jika Risti telah dijadikannya sebagai Ratu Sekolah. Reza memang sudah membantah, tapi Risti tetap saja bergelayut disampingnya kemanapun Reza pergi.
"Ris, bisa pergi nggak sih?" usir Reza kepada Risti yang masih tidak melepaskan tangan Reza dari lapangan sekolah hingga menaiki tangga menuju kelas.
Reza baru saja datang ke sekolah, dan Risti tiba-tiba saja datang dari belakang dan mengalungi kedua tangannya pada lengan Reza. Para murid yang melihat itu dibuat semakin yakin jika Reza dan Risti telah berpacaran, terlebih beberapa hari ini memang Reza tidak terlihat mendekati Farah, terakhir ia mendekati gadis itu ketika diparkiran untuk meminta ijin gadis itu agar ia bisa dinner bersama Risti. Setelah saat itu, ia sengaja tidak mendekati Farah lagi.
"Kamu ngusir aku Re?" tanya Risti sambil menatap Reza sedih.
"Iya, gue ngusir loe, ngerti?" ucap Reza kesal, dia sudah cukup sabar dengan membiarkan gadis itu berlaku seakan Reza adalah miliknya.
Reza menghentakkan tangan Risti dari lengannya. Risti yang mendapati perlakuan sekasar itu dari Reza segera berlari ke toilet menumpahkan air matanya. Lagi-lagi Reza membuat seorang gadis menangis.
"Ck. Gue udah coba sabar sama loe Ris, tapi loe emang nggak bisa dibilangin baik-baik," ucap Reza pelan.
Reza sebenarnya tidak berniat menyakiti Risti, namun ia juga tidak tahan dengan perlakuan gadis itu yang menjadi seenaknya pada dirinya. Padahal, Reza tidak pernah menyatakan cinta atau rasa suka pada Risti ketika makan malam mereka, bahkan Reza hanya malas-malasan ketika bersama Risti malam itu. Tapi, Risti menganggap lebih karena Reza menerima ajakan makan malamnya.
***
"Far, liat jawaban kimia, serius, gue tadi malam itu niatnya mau ngerjain, tapi gue ketiduran setelah maraton drama korea," ucap Disti yang sengaja datang lebih pagi karena belum mengerjakan PR kimia.
"Pantesan datang pagi," sindir Farah sambil mengeluarkan buku tugas kimianya dan memberikannya pada Disti.
"Makasih, Farah cantik," ucap Disti.
"Sama-sama, pakai ngegoda lagi," jawab Farah yang dibalas cengiran oleh Disti.
Segera saja Disti cepat-cepat menyalin tugas Farah di buku tugasnya sebelum bel upacara berbunyi. Satu persatu anak X IPA 3 mulai datang memenuhi kelas itu, pertanda sebentar lagi bel upacara akan berbunyi.
"KRING... KRING... KRING," bel yang menandakan upacara berbunyi nyaring di seantero sekolah, segera saja seluruh siswa-siswi berlarian keluar kelas menuju lapangan tempat upacara, kalau tidak, guru-guru yang bertugas piket yang tiba-tiba berubah menjadi galak akan menghabisi mereka dengan ocehan dan bisa saja ditambah dengan hukuman.
"Ra, gue belum jadi lagi tiga nomor Ra," ucap Disti frustasi.
"Siapa suruh maraton drama, ntar deh dilanjutin habis upacara, berdoa aja supaya bu Endah -guru kimia- nggak on time," saran Farah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FARAH
Teen FictionBaca aja dulu, biasanya nagih 😄 . FOLLOW AKU YAA. UNTUK KENYAMANAN MEMBACA YANG LEBIH BAIK 😆 . COMMENT DAN VOTE BUAT DUKUNGANNYA JUGA READERS 😊 . PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT!!! . Cerita ini berkisah tentang masa putih abu-abu seorang gadis yang b...