Chapter 54

4.6K 335 65
                                    

Tidak selalu musuh datang dari arah berlawanan. Kadang dari sini. Ruang terdekat. Berjarak antara logika dan hati. Namanya, ego, ekspektasi, dan emosi.

- Anonim -

***

Playlist di Multimedia: Taeyeon - All About You (Hotel Del Luna OST Part 3)

***

Jika menyukai cerita ini silahkan dukung dengan vote/comment ❤️

***

🎀 Selamat Membaca 🎀

***

Malam itu Farah hanya terduduk diam di dalam kamarnya. Tepatnya di kursi menghadap pada meja belajarnya, dengan sebuah buku yang halaman pertamanya terbuka, kosong.

Farah masih memutar otak, mau ditulisi apa buku agenda ini.

Meski sebenarnya juga dia bingung, apa dia perlu menuliskan sesuatu pada buku agenda ini, dia saja belum jelas apa benar-benar akan datang ke ulang tahun Reza.

Farah menghela nafas, lagi-lagi berperang dengan diri sendiri.

Ketika malam sudah cukup larut, akhirnya dia menyerah. Dia menutup buku agenda itu. Padahal dia biasa menulis, tapi entah kenapa ketika diminta menulis sesuatu semacam ini dia jadi buntu.

Setelah berwudhu, dia naik ke tempat tidur, berdoa, dan langsung terlelap ke alam mimpi.

Keesokan harinya dia bangun cukup pagi seperti biasa, tapi dia tahu jika dia akan sampai di sekolah lebih pagi dari biasanya. Dan dia selalu senang jika bisa datang lebih pagi. Bagi Farah suasana pagi itu selalu menyenangkan, apalagi pagi yang baru dimulai selepas fajr.

Dia menyalami kedua orangtuanya lalu berangkat. Dia belum meminta ijin pada ayahnya untuk bisa hadir di ulang tahun Reza. Rasanya dia belum menemukan waktu yang tepat. Mungkin dia benar-benar tidak akan datang.

Setelah sampai di sekolah dan memarkirkan motornya, Farah berjalan pelan karena memang masih pagi sesuai perkiraannya.

Beberapa saat kemudian dia merasakan seseorang yang berjalan melewatinya dengan jarak sangat dekat membuat Farah spontan menyingkirkan tubuhnya, meski sebenarnya dia tahu orang itu tidak akan menabraknya. Hanya saja jarak yang diambil orang itu terlalu dekat membuat Farah menghindar agar tidak bersentuhan.

Sesaat setelah orang itu berjalan didepannya, Farah baru menyadari kalau itu Reza.

Farah melebarkan matanya. Kebetulan sekali.

Dengan langkah lebih cepat Farah menghampiri Reza, dia membuang jauh-jauh ketakutan dengan sinisan orang-orang yang melihatnya untuk sementara.

"Kak Reza!" panggil Farah saat dia telah berada pada jarak yang cukup dekat dengan cowok itu.

FARAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang