CHAPTER 59

6.2K 381 134
                                    

Tidak semua perasaan harus terbalaskan, tidak semua keinginan harus didapatkan.
- Blue Lova -

***

Jangan dekat atau jangan datang kepadaku lagi.
Aku semakin tersiksa karena tak memilikimu.
Ku coba jalani hari dengan pengganti dirimu.
Tapi hatiku selalu berpihak lagi padamu.
Mengapa semua ini terjadi kepadaku.

Tuhan...
Maafkan diri ini
Yang tak pernah bisa menjauh dari angan tentangnya.
Namun apalah daya ini, bila ternyata sesungguhnya aku terlalu cinta dia.

- Playlist di Multimedia: Rossa - Terlalu Cinta -

***

Silahkan vote/comment jika menyukai cerita ini 💙

***

💙 Selamat Membaca 💙

***

"Yuhuuu!!!" Denis langsung saja berlarian menuju kerumunan orang-orang yang berdisko itu, sekaligus bergabung dengan Leon. Reza hanya memberikan lirikan tidak berminat pada sepupunya itu.

"Ngapain sih lo ajak dia?" ucap Esa terdengar tidak suka.

"Enggak pernah gue ajak, dia nerobos masuk sendiri ke mobil gue, malas gue usir," jawab Reza, cowok itu sambilan mengaduk-aduk minuman pada gelas dihadapannya.

"Tu anak enggak kelihatan banget ngerasa bersalah udah jadi salah satu alasan si Farah pindah?" ucap Esa lagi, dan wajahnya seperti sangat heran.

Esa dan teman-teman Reza yang lain juga baru-baru ini tahu jika adik kelas mereka itu memilih pindah sekolah, itupun karena Esa yang berhasil mengorek informasi dari Kirana, karena bertanya pada Reza seperti bertanya pada batu, cowok itu tidak ingin menjawab apapun berkaitan dengan Farah.

Reza seolah sudah membuang Farah kebelakang, meski tentu yang terlihat oleh teman-temannya tidaklah begitu.

Alvaro melirik pada Esa. "Gue rasa bukan salah Denis, emang tu anak pernah bilang apaan? Palingan tu anak cuman ngereceh gombal aja sama Farah," bela Alvaro.

Esa sedikit berpikir, "tapi waktu itu yang di ulang tahun Reza?" Esa sekerika melirik pada Reza ketika dengan cepat juga dia menyadari Alvaro benar.

Reza lagi-lagi terlihat tidak berminat menanggapi apapun tentang pembicaraan itu, cowok itu hanya menyedot minuman dari gelasnya dengan santai. Alvaro memang benar, Denis tidak pernah mengucapkan apapun yang menyakiti Farah, yang membongkar tentang alibi Denis mendekati Farah adalah Reza bukan Denis.

"Tsk!" decak Reza tiba-tiba seolah menjadi tidak nyaman dengan pembicaraan teman-temannya saat ini.

"Gue ngerti maksud lo waktu itu baik bro," merasa mengerti akan decakan Reza, Esa jadi seolah membesarkan hati temannya itu.

"Banyak bacot lo!" sembur Reza seketika.

Cowok itu kemudian bangun dari tempat duduknya menuju lantai disko bergabung dengan Leon dan Denis yang telah terlebih dulu berjoget bersama para perempuan-perempuan penghibur.

FARAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang