Chapter 48

4.4K 339 45
                                    

Hatiku memerlukan penyembuhan lebih lama untuk terbiasa dengan perubahanmu.

- Blue Lova -

***

Playlist di Multimedia: Hivi - Siapkah Kau Jatuh Cinta Lagi

***

Silahkan vote/comment jika menyukai cerita ini 😊

***

~ Selamat Membaca ~

***

"Kak Farah salamnya Denis!" seorang anak laki-laki meneriaki Farah ketika dia berjalan bersama ketiga temannya.

Farah hanya menggeleng-gelengkan kepalanya heran tanpa membalas kegabutan anak laki-laki itu dan teman-temannya yang mencoba menggodanya.

Setelah kegiatan MOS memang rentan untuk anak-anak OSIS memiliki penggemar dari kalangan adik kelas, alhasil beginilah jadinya, dia seringkali mendapatkan salam dari adik kelasnya apalagi dari yang namanya Denis itu. Vanya juga begitu.

"Suka banget kayaknya adek kelas yang namanya Denis itu sama lo Ra, tiap hari kerjaannya titip salam mulu," ujar Disti sambil terkekeh.

"Biarin aja, bentaran lagi juga berhenti," balas Farah.

"ANJIR!" tukas Kirana tiba-tiba membuat ketiga teman-temannya kaget.

"Kenapa deh lo?" ucap Disti sambil memukulkan tangannya pada bahu Kirana.

"Itu lihat, udah kayak kereta api, panjang banget yang ngintilin," ucap Kirana sambil menunjuk ke arah lapangan dimana anak-anak baru yang sangat banyak berjalan mengikuti kelompok Most Wanted sekolah mereka.

"Baru lihat mereka jadinya heboh banget, udah yuk lanjut ngantin," ajak Vanya terkesan malas pada pemandangan yang membuat Kirana kaget itu dan segera saja diamini oleh Farah.

Mereka berjalan lebih dulu meninggalkan Disti dan Kirana yang masih terkesima dengan panjangnya antrian anak-anak yang mengintili kelompok Most Wanted itu.

Saat telah sampai di kantin mereka mengambil tempat duduk diposisi biasa, tidak terlalu tengah juga tidak terlalu pinggir.

"Masih seminggu lagi juga, heboh banget sih lo." Farah mendengar suara anak perempuan yang duduk di meja kantin sebelah tempat mereka. Entah apa yang sedang dibicarakan.

"Ih, harus heboh lah, gue harus jadi yang paling cantik di pesta itu!" balas anak perempuan satunya yang sepertinya habis dikritik oleh temannya itu.

"Lo mau dandan kayak mana juga Reza enggak bakal ngelirik lo."

"Enggak ada yang enggak mungkin ya, yang penting gue usaha."

Oh. Farah mengerti arah pembicaraan mereka sekarang.

Makanan pesanan mereka kemudian datang di antarkan oleh bibi kantin.

Farah melihat ada burger yang tersaji di antara pesanan-pesanan mereka, tumben-tumbenan makanan itu ada sehingga membuat Farah mengernyit heran.

FARAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang